Bisnis.com, JAKARTA – Seiring dengan berkembangnya zaman, modal kecil kini bukanlah penghalang bagi Anda untuk memulai bisnis. Berikut tips mulai bisnis dengan modal Rp1 juta ala Ternak Uang.
CEO dan Co-Founder Ternak Uang Raymond Chin membagikan tips untuk membangun bisnis dengan modal tipis.
"Hanya dengan modal 1 juta Anda juga bisa memulai bisnis Anda," ujar Raymond dalam keterangan resmi yang dikutip pada Senin (17/1/2022).
Lalu, bagaimana cara memulainya? Intip 5 tips memulai bisnis dengan modal Rp1 juta ala CEO Ternak Uang Raymond Chin berikut ini.
1. Tentukan Ide Bisnis
Untuk memulai bisnis dengan modal tipis, Raymond menyarankan untuk tidak terpaku pada toko fisik. Jika modal Anda tidak besar, Anda sudah pasti tidak mungkin membuka restoran atau kantor. Pastikan produk dijual secara digital. Selain itu, Anda tidak harus punya stok barang.
"Biasanya ide bisnis keluar dari hal sehari-hari. Idenya bisa besar, misalnya membuka restoran. Namun dalam praktiknya, kita masak di dapur sendiri dan menjualnya secara online," imbuhnya.
Baca Juga
Terkait pemilihan ide bisnis, dia menganjurkan untuk melihat peluang dari kegiatan sehari-hari Anda. Beberapa contoh produk yang bisa dibuat, misalnya berjualan basreng (bakso goreng) atau bakso aci yang siap masak.
2. Riset Pasar
Riset pasar dan riset kompetitor wajib dilakukan agar memudahkan Anda dalam menentukan jenis produk dan strategi pemasaran produk.
"Riset pasar misalnya produk basreng. ihat di sekitar apakah banyak orang yang mencari basreng. Lalu lihat di aplikasi pesan antar makanan, apakah banyak yang menjual basreng atau tidak," sambung investor muda tersebut.
Sedangkan untuk tahap riset kompetitor, Raymond berpijak pada sebuah prinsip ATM (amati, tiru, dan modifikasi) produk, layanan, hingga harga yang disajikan oleh kompetitor.
3. Produk
Dari 100 persen modal, porsi untuk produk dipakai sebanyak 40 persen. Untuk studi kasus jualan basreng misalnya, berarti modal yang dialokasikan sebesar Rp 400 ribu. Raymond mengingatkan agar pelaku bisnis tidak membuat stok produk banyak karena produk yang dijual belum tentu laris manis.
"Karena modal kecil harus perhatikan cashflow, jadi lebih baik buat sistem pre-order atau per batch. Modal kecil jangan berharap stok besar. Pastikan juga mendapatkan keuntungan yang sehat," lanjut Raymond.
4. Marketing
Jika Anda masih kebingungan dalam menentukan budget marketing, Raymond biasanya mengalokasikan 40 persen modalnya. Namun untuk pemasaran, jangan berfokus pada promosi, melainkan dengan melengkapi faktor-faktor yang nantinya akan melekat dengan produk yang dipasarkan.
"Ketika produk sudah siap, lanjut ke marketing. Budget kecil, modalnya jangan seluruhnya disalurkan ke distribusi atau promosi. Lebih baik buat fondasi, misalnya desain, logo, kemasan, dan lain-lain. Itu akan lebih bermanfaat untuk ke depannya," ucapnya.
5. Operasional
Sisanya, 20 persen modal dapat Anda gunakan untuk biaya operasional. Bukan untuk menggaji pegawai, melainkan untuk keperluan pencatatan keuangan dan dana talangan.
Dengan komposisi modal bisnis 40 persen produk, 40 persen marketing, dan 20 persen untuk operasional, Raymond optimis strategi tersebut dapat diadikan acuan oleh banyak orang yang hendak memulai bisnis dengan modal kecil namun tetap bisa menghasilkan cuan yang banyak.
"Intinya, kunci bisnis modal kecil itu bergantung pada cashflow," ujar Raymond.