Bisnis.com, PEKANBARU - Warisan budaya ternyata bisa mendongkrak ekonomi warga, apabila dikelola dengan kreatif dan memenuhi selera pasar yang terus berkembang.
Wawa Ediny, melihat potensi itu sejak ikut serta pada program PNPM Mandiri pada 2012 silam. Wanita asal Pekanbaru itu melihat kain tenun yang merupakan warisan budaya Melayu bisa dijadikan pilihan untuk digunakan sehari-hari, dan bukan hanya dikenakan pada momen tertentu atau seremoni.
"Jadi usaha Rumah Tenun Kampung Bandar (RTKP) ini mulai dirintis sejak 2012 lalu setelah mengikuti pelatihan PNPM Mandiri, awalnya sekitar 20 orang yang ikut tapi setelah itu tinggal 2 orang termasuk saya yang bertahan dan meneruskan sampai kini," ujarnya.
Menurutnya dulu memang cukup sulit mengembangkan usaha kain tenun karena sejumlah kendala. Misalnya harus mulai belajar dari 0 atau tanpa pengetahuan sama sekali tentang tenun. Lalu juga tidak ada kenalan, mitra, atau kerjasama yang bisa membantu menyalurkan kain tenun hasil produksi, alhasil usaha itu berjalan setahun tanpa berhasil menjual kain tenun sehelai pun.
Namun kata pepatah memang usaha tidak akan mengkhianati hasil itu menjadi kenyataan buat Wawa. Karena konsisten dan pantang menyerah, akhirnya kain tenun produksinya mulai dikenal sejumlah pihak seperti komunitas dan akademisi, dan kemudian pemesanan mulai berdatangan.
Tidak hanya itu, karena kain tenun yang dihasilkan memang berkualitas, RTKP mulai dilibatkan dalam pameran produk ekonomi kreatif yang diselenggarakan Bank Indonesia yakni Karya Kreatif Indonesia (KKI) sejak 2016, lalu berturut-turut sampai 2019.
Baca Juga
Wawa memaparkan usaha yang dijalankan ini berbentuk kelompok usaha bersama atau kemitraan dengan sistem bagi hasil. Saat ini ada 40 kelompok usaha dengan berbagai jenis produk ekraf telah menjadi mitra, dan produknya dijual oleh RTKP melalui berbagai saluran, tidak hanya toko fisik tapi juga memanfaatkan perkembangan digital seperti lewat media sosial, hingga toko online atau di marketplace.
Produk unggulan yang kini dihasilkan memang tidak hanya tenun, tapi lebih banyak ke produk baju siap pakai dengan bahan kain pabrikan namun tetap menggunakan motif tenun. Kemudian ada juga batik ecoprint, tas tenun, tas limbah lidi sawit, syal motif tenun, sampai ikat kepala Melayu atau tanjak.
Untuk penjualannya hingga kini lebih banyak peminat yang membeli secara online, bahkan sudah ada pemesanan dari luar negeri seperti Malaysia dan Perancis. Tidak hanya itu, toko fisiknya juga sudah didatangi wisatawan mancanegara seperti Amerika, Jerman, Ukraina, hingga Jepang.
Omset usaha RTKP sempat menyentuh hingga Rp100 jutaan perbulan pada masa sebelum pandemi. Namun kini seiring pemulihan ekonomi permintaan kembali datang dan penjualan sudah mencapai Rp30 jutaan perbulan.
Wawa mengakui perkembangan usahanya hingga kini, merupakan hasil dari dukungan berbagai pihak salah satunya PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. BRI menurutnya memberikan berbagai bantuan tidak hanya permodalan, tetapi juga pendampingan berupa pelatihan, serta mengikutkan pihaknya di sejumlah pameran dan seminar UMKM.
"Untuk permodalan kami mendapatkan pembiayan dari Kredit Umum Pedesaan atau Kupedes. Nilainya sekitar Rp200 juta dan telah kami gunakan untuk meningkatkan kapasitas produksi," ujarnya.
Kedepan dia berharap BRI tetap memberikan berbagai pendampingan serta kegiatan pameran, sehingga penjualan usahanya dapat terus meningkat. Serta pemda juga diminta untuk membantu usaha sejenis dengan cara memesan kebutuhan sandang perkantoran kepada usaha kreatif, seperti yang dijalankan Wawa dan rekan-rekannya, karena menurutnya usaha ini tidak hanya memberdayakan para warga, tetapi juga mengangkat warisan budaya.
Bank BRI Kanwil Pekanbaru mengakui penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) kepada usaha mikro kecil menengah setempat, telah ikut mendorong penguatan perekonomian masyarakat selama pandemi.
Team Leader Regional Decision Support BRI Kanwil Pekanbaru, Abmierdal Rahmat mengatakan mayoritas penyaluran KUR di Pekanbaru didominasi industri olahan, makanan dan minuman, serta kriya.
"Memang penyaluran KUR kami dari BRI di masa pandemi ini sudah membantu masyarakat mengembangkan usahanya, dan produk KUR telah signifikan mendorong peningkatan kredit di Riau," ujarnya.
Dia menjelaskan selain KUR Mikro, BRI juga menyalurkan kredit Kupedes kepada pelaku usaha yang memiliki kegiatan lebih besar tapi masih termasuk ke dalam kategori KUR. Dengan penyaluran kredit ini diharapkan dapat mendorong pelaku UMKM naik kelas dan mengembangkan usahanya lebih baik di masa mendatang.
Dari data terakhir pada 31 Desember 2021, nilai KUR yang telah disalurkan BRI Kanwil Pekanbaru mencapai Rp4,42 triliun untuk sebanyak 134.000 debitur. Tahun ini pihaknya akan mendorong tidak hanya KUR mikro, tetapi juga segmen baru yakni KUR ultra mikro.