Bisnis.com, PEKANBARU - Untuk menjaga kesehatan tubuh, salah satu suplemen alami yang menjadi pilihan masyarakat adalah madu. Produk yang dihasilkan lebah ini sudah sejak lama memiliki konsumen tetap sehingga bisa menjadi peluang bisnis dengan omset mencapai ratusan juta rupiah.
Syamsul Arifin, warga Desa Tumang, Kecamatan Siak Kabupaten Siak Riau, sudah menggeluti bisnis ternak madu mellifera sejak 2020 lalu. Dia memilih terjun langsung sebagai peternak, setelah beberapa tahun sebelumnya ikut bekerja di ternak madu pengusaha lain.
"Saya mulai membuka ternak madu sendiri di Juli 2020, sebelumnya sudah ikut orang kerja di usaha ternak madu ini. Karena saya melihat potensinya besar dimana orang membutuhkan suplemen alami dalam menjaga kesehatan dan madu ini tidak ada kedaluwarsanya, karena itulah saya ikut terjun membuka usaha sendiri," ujarnya Rabu (16/3/2022).
Karena sudah pernah bekerja di ternak madu lain, Syamsul sudah mengenal jaringan distribusi madu di lingkungannya dan juga termasuk kalangan perbankan untuk dukungan modal.
Hanya dalam dua bulan saja atau di September 2020, dia sudah mengantongi pinjaman dari Bank BRI dengan nilai Rp35 juta yang digunakan untuk mengembangkan usah ternak madu tersebut.
Penangkaran madu Syamsul memiliki luas sekitar setengah hektare, dengan jumlah koloni madu mencapai 700 kotak. Dari usaha ini dia bisa mendapatkan hasil madu mencapai 2 hingga 3 ton madu curah.
Selanjutnya melalui para agen distribusi yang sudah bekerjasama, dimana ada sekitar 22 agen yang sudah bergabung dengan Syamsul, dia menjual madu itu ke sejumlah daerah di Sumatra dan Jawa.
Memang madu yang dijualnya dalam kondisi curah, dengan kemasan jeriken puluhan kilogram. Kemudian oleh agen akan disalurkan kepada pengecer untuk diberi merek oleh masing-masing jaringan distribusinya.
Dulunya sebelum pandemi, dia mengakui peternak madu di Siak bisa menjual madu itu hingga ke negara tetangga. Namun kini masih belum berlanjut dan akibatnya penjualan madu masih belum kembali normal seperti sebelum covid melanda Tanah Air.
"Kalau sekarang omset sekitar Rp130 juta. Tapi dulu pernah juga omset saya sampai Rp200 juta," ujarnya.
Tahun ini Syamsul memang punya rencana untuk menambah koloni madu ternaknya lagi, sekitar 500 koloni baru. Dia mengakui sedang dalam tahapan mengajukan pembiayaan atau kredit baru kepada Bank BRI.
Rencananya apabila bisa direalisasikan, produksi madu yang bertambah akan dipasarkan ke Malaysia, terutama apabila pintu lalu lintas orang ke negara tetangga itu kembali dibuka sehingga pemesanan dan penjualan bisa dilakukan seperti sebelum pandemi.
"Memang harapannya kami bisa menjual lagi ke Malaysia karena memang permintaan tinggi dari sana."