Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mengenal Apa Itu Oligarki dan Miliarder di Rusia

Oligarki yang telah menjual aset Rusia mereka dan memindahkan kepemilikan mereka ke barat dengan tergesa-gesa menjauhkan diri dari Putin dan rezimnya.
Roman Abramovich/reuters
Roman Abramovich/reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Penyerangan Rusia ke Ukraina juga telah menekan perusahaan bank dan oligarki Rusia. Lantas apa itu Oligarki dan bagaimana mengenai miliarder di Rusia?

Dilansir dari Forbes, definisi klasik oligarki mencakup pengaruh sosial dan politik. Namun pada saat perang dimulai, sebagian besar miliuner Rusia memiliki sedikit pengaruh atau bahkan tidak sama sekali dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin.

Sejarahnya, selama kekacauan setelah runtuhnya Uni Soviet pada 1990-an, oligarki asli Rusia membuat kekayaan mereka. Aset negara diturunkan ke penawar swasta, dalam kesepakatan yang korup.

Periode tersebut merupakan periode liberalisasi pasar, yakni pengusaha, mantan pejabat dan pengusaha memperoleh saham besar. Saham tersebut yakni pada di minyak dan gas Rusia, pertambangan, transportasi, produk, pertanian dan industri inti lainnya.

Kemudian, antara tahun 1992 dan 1994, federasi Rusia menjalankan upaya privatisasi voucher, dimana federasi rusia baru merdeka. Terdapat saham sekitar 15 ribu perusahaan milik negara, tersedia bagi pembeli swasta.

Tujuan dari program ini sendiri yakni untuk memungkinkan orang Rusia biasa membeli saham. Alih-alih pengusaha yang terhubung dengan baik memperoleh blok voucher, memberi mereka saham besar atau pengendali di perusahaan.

Kemudian, di program ini, diketahui bahwa dua pertiga dari semua saham yang diprivatisasi dipegang oleh orang dalam perusahaan. Menurut studi Dana Moneter Internasional pada tahun 1999, krisis keuangan Rusia tahun 1998 merupakan kemunduran sementara bagi oligarki.

Pada tahun 2000-an, harga komoditas melonjak dan meningkatnya integrasi ekonomi Rusia ke barat kemudian mencetak puluhan taipan baru.

Beberapa oligarki baru menjadi kaya melalui hubungan mereka dengan Putin, yang telah memerintah Rusia dalam satu atau lain bentuk sejak tahun 2000.

Kemudian, berdasarkan data dari Forbes, jika sebelumnya pada tahun 2001 Rusia memiliki delapan miliarder dengan nilai kolektif sebesar US$12,4 miliar dolar, pada tahun 2021 telah terdapat 101 miliarder senilai US$432,7 miliar dolar.

Kemudian dilansir dari Forbes, Putin telah memperkaya dan menghukum oligarki, memperlakukan mereka sebagai “pion dalam pertandingan catur politiknya”.

Mikhail Khodorkovsky, orang terkaya Rusia saat itu ditangkap pada tahun 2003 karena kejahatan pajak setelah dia mendukung saingan politik Putin. Namun dirinya kemudian dibebaskan dan dirinya mengatakan bahwa tuduhan tersebut dibuat-buat.

Para oligarki mengetahui bahwa kekayaan mereka bergantung pada kepatuhan terhadap putin. tetapi banyak dari oligarki saat ini adalah pejabat atau mantan pejabat putin, karena putin telah mengkonsolidasikan kekuasaan dan menegaskan kontrol negara atas lebih banyak bisnis swasta.

Silovach, merupakan penggabungan kata dari Oligarki dan Siloviki Rusia untuk militer negara dan elit keamanan.

Banyak silovach mengenal Putin secara pribadi dari masanya di KGB (Komite Keamanan Negara, badan intelijen asing dan keamanan domestik Uni Soviet) atau saat bekerja di bawahnya di Saint Petersburg selama awal karir politik pasca-sovietnya.

Kemudian, oligarki juga menghadapi masa depan yang dapat sulit dikarenakan Barat yang menghukum Rusia, Putin, pad 14 Maret. Diketahui bahwa 20 diantaranya berada di bawah sanksi pribadi oleh Amerika Serikat dan sekutunya.

Selain itu, oligarki yang telah menjual aset Rusia mereka dan memindahkan kepemilikan mereka ke barat dengan tergesa-gesa menjauhkan diri dari Putin dan rezimnya. Banyak dari mereka yang juga terkena sanksi.

Mereka yang juga memiliki aset Rusia belum dilindungi oleh Putin. Mereka juga telah melihat kekayaannya yang anjlok saat pasar Rusia runtuh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper