Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

70 Persen Perusahaan Keluarga Tidak Bertahan Hingga Generasi Kedua, Ini 4 Tantangannya

Terdapat empat tantangan yang dihadapi dalam bisnis keluarga. Tantangan tersebut meliputi yakni sebagai berikut.
Jessica Gabriela Soehandoko
Jessica Gabriela Soehandoko - Bisnis.com 18 April 2022  |  16:24 WIB
70 Persen Perusahaan Keluarga Tidak Bertahan Hingga Generasi Kedua, Ini 4 Tantangannya
Perusahaan keluarga

Bisnis.com, JAKARTA - Bisnis keluarga memiliki kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian Indonesia.

Berdasarkan dari laporan Daya Qarsa, yang dipaparkan oleh Apung Sumengkar, Managing Partner (CEO) Daya Qarsa, menunjukan bahwa bahwa 95 persen bisnis di Indonesia masih dikategorikan sebagai bisnis keluarga.

Selain itu, bisnis keluarga juga berkontribusi sebesar 82 persen untuk produk domestik bruto Indonesia.

Namun, diketahui juga bahwa hanya 13 persen bisnis keluarga bertahan hingga generasi ketiga. 70 persen bisnis keluarga juga tidak mampu bertahan hingga generasi kedua.

Bahkan kondisi tersebut juga diperparah dengan adanya covid-19. Diketahui bahwa sebesar 47 persen responden menganggap Covid-19 sebagai kekhawatiran utama dalam bisnis keluarga.

Kemudian, diketahui terdapat empat tantangan yang dihadapi dalam bisnis keluarga. Tantangan tersebut meliputi yakni sebagai berikut.

1. Adanya penurunan bisnis secara signifikan dan kesulitan bertransformasi digital

Dengan kondisi keuangan perusahaan di masa pandemi, maka membuat pendapatan menurun dan tidak memungkinkan perusahaan untuk melakukan transformasi digital.

Hal ini membuat perusahaan menjadi lebih sulit untuk menjangkau pelanggan yang telah banyak mengandalkan saluran digital, terutama dalam berselancar.

2. Perencanaan dan penerapan manajemen suksesi yang belum maksimal

Manajemen suksesi diketahui menjadi aspek penting dalam keberlangsungan bisnis. Namun pelaksanaannya masih terdapat beberapa hambatan.

Pola yang terjadi dalam menghambat implementasi dalam hal ini adalah kurang atau tidak adanya rasa percaya diri dari manajemen senior atau sebelumnya kepada penerus, tidak memberikan kendali atau tanggung jawab lebih, dan kapabilitas yang masih kurang dari generasi penerus sehingga memunculkan ketidakjelasan mengenai penerus perusahaan kedepannya.

3. Memastikan well-being karyawan dan membenahi budaya dan mindset

Dengan mindset dan budaya perusahaan yang konvensional, maka berpotensi menghambat pergerakan bisnis di masa pandemi yang tidak pasti.

Contoh budaya konvensional adalah seperti pengelolaan perusahaan yang masih tersentralisasi, agility dan mindset inovasi karyawan yang rendah, komunikasi yang masih bersifat satu arah dan divisi yang terkotak-kotak.

4. Penerapan sistem tata kelola perusahaan yang profesional

Terkait tata kelola, tantangan yang dihadapi adalah pembagian peran, tanggung jawab dan wewenang yang kurang jelas, kurangnya komunikasi antara stakeholder di dalam bisnis, konflik yang tidak dikelola dengan baik, dan proses dokumentasi yang belum rapi dan transparan.

Namun diantara keseluruhan tantangan, Apung mengatakan bahwa faktor utamanya adalah dikarenakan generasi penerus tidak mau melanjutkan bisnis sebelumnya.

“Rata-rata kami lihat salah satu alasan utamanya karena generasi penerusnya tidak mau melanjutkan lagi bisnisnya, atau mereka melihat enggan untuk melanjutkan bisnis tidak sesuai dengan passionnya” ujarnya.

Kemudian, Disa Novianty selaku Direktur Corporate Strategy & Development Kalla Group, perusahaan yang telah bertahan selama tiga generasi hingga kini juga menyetujui mengenai hal ini.

”Masing-masing orang memang memiliki passionnya sendiri. Ada yang tidak memiliki minat ke bisnis, dan ada yang tidak memiliki minat ke bisnis namun ke startup. Hal inilah kadang-kadang yang membuat ada perusahaan keluarga yang tidak bisa berkembang, atau lahir menjadi beberapa perusahaan lain” Jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

manajemen perusahaan keluarga tips bisnis
Editor : Mia Chitra Dinisari

Terpopuler

Banner E-paper
back to top To top