Bisnis.com, JAKARTA - Buat Anda yang sering berbelanja online, pasti sudah tidak asing lagi dengan istilah reseller.
Dikutip dari laman resmi Kemenkop reseller adalah kata serapan dari Bahasa Inggris yang berasal kata dari ‘re’ yang artinya ‘kembali’ dan ‘sell’ yang artinya ‘menjual’, serta akhiran ‘-er’ yang memiliki arti pelakunya.
Jadi dapat disimpulkan bahwa reseller adalah orang yang membeli produk dari para berbagai pihak lain, bukan untuk dikonsumsi atau digunakan sendiri, melainkan untuk dijual kembali dengan tujuan memperoleh keuntungan dari hasil penjualan tersebut.
Seorang reseller dapat membeli produk dari berbagai supplier, baik bersumber dari pihak produsen, distributor, agen, toko grosir, maupun reseller lain untuk dijadikan persediaan (stok) produk yang akan dijual kembali.
Produk tersebut kemudian dipromosikan, dipamerkan dan dijual kembali dengan harga yang lebih tinggi dari harga awal yang dibeli oleh reseller tadi. Umumnya penjualan kembali dilakukan di lokasi yang berbeda dengan sumber pembelian, misalnya pergi ke Tanah Abang DKI Jakarta untuk memborong berbagai busana muslim, untuk kemudian dijual kembali di Pulau Sumatera atau Kalimantan.
Keuntungan Menjadi Reseller
Keuntungan menjadi reseller adalah kita dapat menjual berbagai produk tanpa dipusingkan dengan masalah produksi. Apapun produk yang potensial laku untuk terjual, itulah yang banyak kita beli untuk dijual kembali. Menjadi reseller juga umumnya dapat menikmati margin laba yang menarik (sekitar 20-40%), kecuali untuk bahan kebutuhan pokok seperti beras atau gas tabung, dll yang margin labanya relatif kecil.
Baca Juga
Risiko Menjadi Reseller
Risiko menjadi seorang reseller tentunya lebih besar dibandingkan pelaku usaha jual-beli sebagai agen, broker/calo/dropshipper yang tidak membutuhkan modal awal dan hanya menerima komisi atas produk yang berhasil dijualnya. Risiko kerugian dapat terjadi jika produk tidak laku, yang disebabkan menurunnya kualitas produk atau rusaknya produk karena lama tak terjual, atau berbagai faktor lainnya.
Dalam upaya meminimumkan kerugian, seluruh produk harus dapat cepat terjual dan produk yang belum terjual harus disimpan secara apik, agar tidak menurun kualitasnya.