Bisnis.com, JAKARTA - Beras termasuk dalam barang kebutuhan pokok hasil pertanian yang sangat berpengaruh pada stabilitas ekonomi serta untuk memenuhi kebutuhan hidup hajat banyak orang.
Lantas, siapa saja pengusaha Indonesia yang menjadi pemain bisnis beras terbesar di Indonesia? Berikut ulasan Bisnis selengkapnya.
1. Martua Sitorus, PT Wilmar Padi Indonesia
Nama Martua Sitorus bukanlah seseorang yang asing lagi. Selain dikenal sebagai pendiri dari Wilmar Group, dengan merek dagang minyak goreng Fortune dan Sania. Dia pun menjadi pendiri dari PT Wilmar Padi Indonesia, perusahaan agribisnis yang didirikan tahun 1991.
Berkat bisnis yang dirinya tekuni, kini sosoknya masuk daftar 50 orang terkaya di Indonesia 2022 versi Forbes, di mana Martua menempati posisi ke-17, dengan harta kekayaan US$3,1 miliar atau setara dengan Rp48,3 triliun.
2. Joko Mogoginta, PT FKS Food Sejahtera Tbk
Baca Juga
Melansir dari situs perusahaan, asal mula PT FKS Food Sejahtera ini berasal dari perusahaan pertamanya, Tan Pia Sioe yang mendirikan perusahaan bihun cap ”cangak Ular” di Sukoharjo.
Setelahnya, di bawah kepemimpinan Joko Mogoginta, PT TPS Food Tbk kemudian dengan cepat terus berekspansi kembali. PT TPS Food Tbk mengakuisisi merek Taro dari PT Unilever Indonesia Tbk, hingga PT TPS Food ke bisnis beras.
Melalui anak usaha PT Dunia Pangan yang baru diakuisisinya dan mempunyai tiga anak usaha: PT Indo Beras Unggul, PT Jatisari Srirejeki, dan PT Sukses Abadi Karya Inti yang bergerak di pemrosesan dan penggilingan beras (ditambah kemudian akuisisi lagi pada PT Alam Makmur Sembada). Dengan cepat, dua tahun setelah akuisisi pada 2010, sebanyak 58 persen pendapatan AISA berasal dari bisnis berasnya.
3. Sukarto Bujung, Buyung Poetra Sembada
Nama Sukarto Bujung mungkin saat masih cukup asing. Di mana, dirinya merupakan sosok pendiri dari beras Buyung atau beras Hoki sekaligus Direktur Utama Buyung Poetra Sembada.
HOKI berkembang dari sebuah toko beras di Palembang bernama Toko Buyung Palembang. Toko tersebut didirikan pada tahun 1977 hingga akhirnya melebarkan bisnisnya ke Jakarta di tahun 2003.
Meskipun mengawali penjualannya di Jakarta lewat pasar ke pasar basah, beras Topikoki milik HOKI berhasil menembus pasar modern atau supermarket.
Selain itu, keuntungan perusahaan membantu BPS dalam melakukan riset dan penelitian, serta mendirikan cabang di berbagai wilayah di Pulau Jawa