Bisnis.com, JAKARTA - Nama Jim Ratcliffe kian disorot oleh publik. Pasalnya, sebagai orang terkaya di Inggris yang punya perusahaan farmasi.
Dia juga harus berjuang ekstra keras untuk bisa bersaing dengan konsorsium dari Timur Tengah, raksasa teknologi Amerika Serikat hingga bos perusahaan fashion dari Spanyol guna memiiliki klub bola Manchester United.
Jika nantinya sukses memiliki MU, Ratcliffe juga sudah ditunggu banyak pekerjaan rumah. Seperti meremajakan fasilitas latihan klub hingga merenovasi markas tim, Stadion Old Trafford.
Selain itu, akibat dari Keluarga Glazer sudah tidak mau mengeluarkan dana besar, alhasil pemilik baru MU juga ditunggu untuk jor-joran mengeluarkan uang untuk membeli pemain di bursa transfer musim panas 2023.
Lantas, seperti apa sosok dari Jim Ratcliff dan seperti apa profil perusahaan raksasa petrokimia INEOS Group yang akan menjadi sumber kekayaannya dalam mengurus MU ini? Berikut ulasan Bisnis selengkapnya
Jim Ratcliffe lahir di Failsworth di Greater Manchester. Pria yang telah berusia 70 tahun ini menjadi pengusaha sukses yang berhasil mendirikan grup bahan kimia INEOS pada tahun 1998 dan merupakan ketua dan kepala eksekutif perusahaan dengan dua pertiga saham.
Sebelum bisa sesukses sekarang, dia memulai karirnya di Exxon Chemicals di mana Ratcliffe menyelesaikan gelar MBA di London Business School. Usai pendidikannya, dia pun pindah ke Courtaulds dan pada tahun 1992 memimpin pembelian yang sukses dari Inspec Group plc. Kemudian, pada tahun 1998 untuk mengakuisisi INEOS plc dari Inspec dan menjadi Ketua INEOS sejak saat itu.
Menurut Forbes, Ratcliffe memiliki kekayaan bersih sebesar $15,5 miliar, menjadikannya orang terkaya ke-112 di dunia dan salah satu pengusaha paling kaya di Inggris.
Ratcliffe adalah penawar potensial pertama yang secara terbuka menyatakan minatnya untuk membeli Manchester United. Tepatnya, pada bulan Agustus, dirinya telah menyatakan minatnya untuk membeli United.
Tahun lalu, Ratcliffe gagal dalam usahanya untuk membeli klub sepak bola London Chelsea, yang dibeli oleh grup investasi yang dipimpin oleh American Todd Boehly dan Clearlake Capital.
Sementara itu, INEOS Group Limited sendiri adalah perusahaan bahan kimia multinasional Inggris yang berkantor pusat dan terdaftar di London. Adapun, nama INEOS sendiri berasal dari perpanjangan INspec Ethylene Oxide and Specialties.
Pada 2021, INEOS menjadi perusahaan kimia terbesar keempat di dunia. Bahkan, BBC melaporkan INEOS menghasilkan penjualan sekitar 50 miliar pound atau setara US$62 miliar yang senilai dengan Rp931 triliun dan mempekerjakan lebih dari 26.000 orang.
Menurut situs web perusahaan, INEOS terdiri dari 36 bisnis dengan 194 situs di 29 negara di seluruh dunia dan juga mencakup merek konsumen dan minat olahraga. Di mana, bahan bakunya digunakan dalam pengemasan untuk perlengkapan mandi, obat-obatan dan makanan, ponsel, dan furnitur.
Sebagai informasi, perusahaan kimia tersebut telah lama terlibat dalam dunia olahraga, terkait dengan Formula 1, bersepeda, berlayar, sepak bola, dan rugby.
INEOS adalah mitra utama juara F1 delapan kali Mercedes dan sepertiga pemegang saham tim yang dimiliki dalam tiga bagian yang sama oleh Mercedes-Benz Group AG, INEOS dan Toto Wolff.
Selain itu, perusahaan kimia ini juga memiliki klub Ligue 1 Prancis Nice, klub Liga Super Swiss FC Lausanne-Sport dan bekerja dengan klub mitra Racing Club Abidjan dari Pantai Gading Ligue One.
Bahkan, telah menjadi mitra kinerja resmi tim nasional rugby Selandia Baru, yang dikenal sebagai All Blacks. Selain itu, mereka pun memiliki tim bersepeda tersukses di dunia, yang bernama INEOS Grenadiers.
Kini dengan kesuksesannya, selain terus mendukung pertumbuhan industri olahraga. Melalui perusahaan Ratcliffe pun turut menyumbangkan sebagian pendapatannya untuk beragam penelitian, yang terbaru pada Januari 2021, di mana mereka peluncuran Ineos Oxford Institute for Antimicrobial Resistance (AMR) Research, yang didirikan untuk membantu mengatasi ancaman infeksi resistan obat yang mendesak dan terus berkembang di seluruh dunia.
Lalu, Ratcliffe pun ikut mendukung lebih dari 3 juta anak untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan mereka di lebih dari 80 negara sekaligus bekerja sama dengan beberapa sekolah dasar sembari terjun langsung dalam proyek pelestarian alam, utamanya terhadap Salmon Atlantik yang terancam punah di Islandia, dan melindungi keanekaragaman hayati kawasan lahan basah penting di Tanzania.