Bisnis.com, JAKARTA - Pertumbuhan ritel minimarket berformat convenience store alias minimarket premium kini sedang naik daun di tengah terjadinya penutupan sejumlah gerai hipermarket, yang salah satunya milik konglomerat Chairul Tanjung.
Berbeda dengan minimarket biasanya, meski ukurannya tidak jauh berbeda, tapi konsep convenience store jauh lebih premium. Barang yang dijual pun berbeda, selain menyediakan beragam barang kebutuhan sehari-hari, gerai retail ini juga menyediakan makanan dan minuman siap saji.
Bahkan, beberapa minimarket dengan konsep convenience store menawarkan layanan self-service yang dilengkapi Free WiFi, sitting area, sehingga sang pembeli bisa langsung menyeduh kopi atau mie instan yang dibelinya dan menikmatinya di kursi-kursi yang disediakan. Biasanya, convenience store beroperasi selama 24 jam.
Tentu, hal ini kian mendorong sejumlah konglomerat di Indonesia untuk bisa menyesuaikan dan mengembangkan retail serupa hingga menjadi pemilik tunggal atas lisensi minimarket luar negeri.
Lantas, siapa saja konglomerat Indonesia tersebut? Berikut ulasan Bisnis selengkapnya.
1. Anthony Salim – Indomaret Point
Anthoni Salim adalah pemilik dari minimarket Indomaret, sebuah salah satu anak usaha dari Salim Group. Melansir dari situs resminya, brand minimarket yang berada di bawah naungan perusahaan bernama PT Indomarco Prismatama juga mendirikan convenience store bernama Indomaret Point dengan dihadirkannya Point Coffee merupakan Coffee Shop dengan konsep "Grab & Go".
Anthoni Salim menduduki peringkat kelima orang terkaya di Indonesia, dengan total kekayaan sebanyak US$7,5 miliar atau setara Rp112,4 triliun. Anthony Salim juga memiliki investasi lain di bidang makanan, ritel, perbankan, telekomunikasi, dan energi.
Baca Juga
2. Djoko Susanto – Lawson, Alfa Express
Djoko Susanto merupakan bos dari Alfamart, toko ritel minimarket yang berada di bawah naungan PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk.
Selain Alfamart, Djoko Susanto juga mengendalikan jaringan convenience store Alfa Express, yang mengusung konsep convenience store. Sehingga, produk-produknya belum tentu ditemukan di Alfamart.
Tidak hanya itu, Grup Alfamart miliknya melalui PT Midi Utama Indonesia Tbk. (MIDI) pun menghadirkan Lawson, convenience store dari Jepang yang jadi favorit masyarakat yang menawarkan berbagai makanan siap saji seperti Odeng, Kopi Susu hingga Bento ala Jepang. Adapun, grup Alfamart menjadi pemegang tunggal lisensi toko asal Jepang tersebut.
Melansir dari Forbes, Djoko Susanto adalah orang terkaya ke-10, tak heran jika harta kekayaannya mencapai US$4,6 miliar atau setara dengan Rp68,9 triliun.
3. Eddy William Katurari, FamilyMart
Eddy William Katuari merupakan Presiden Direktur Wings Group yang memiliki harta kekayaan mencapai US$930 juta atau setara dengan Rp13,9 triliun,
Selain memproduksi kebutuhan rumah tangga, Wings Group juga merambah bisnis minimarket. Lewat anak usahanya, PT Fajar Mitra Indah, FamilyMart memulai bisnisnya.
Melansir dari situs resmi perusahaan, disebutkan bahwa PT Fajar Mitra Indah adalah Franchisee atau pemegang lisensi tunggal dan mendirikan FamilyMart Indonesia.
Family Mart adalah convenience store dari Jepang yang berdiri pada 1970. Saat ini kita sudah bisa menemukan banyak gerai Family Mart di berbagai kota besar di Indonesia.
Sama seperti convenience store lainnya, Family Mart juga menghindangkan beragam santapan siap saji yang bisa langsung dikonsumsi oleh masyarakat.
4. Alimentation Couche-Tard (ACT) – Circle K
Circle K adalah convenience store asal Amerika Serikat yang punya jaringan waralaba internasional. Melansir dari situs resminya, awalnya pemilik bisnis ini adalah Fred Harvey.
Namun, pada tahun 2003, perusahaan retail minimarket terbesar di Kanada yang bernama Alimentation Couche-Tard (ACT) pun memutuskan untuk mengakuisisi Circle K hingga akhirnya minimarket tersebut berekspansi ke 20 negara. Di Indonesia sendiri, gerai franchise Circle K sudah tersebar di banyak kota-kota besar.
5. PT Pertamina – Bright Store
Sementara, minimarket dengan konsep terbaru yang kini tengah melakukan ekspansi adalah Bright Store, sebuah convenience store milik Pertamina ini didesain sesuai dengan karakteristik SPBU milik Pertamina.
Melansir dari situs resminya, kehadiran Bright Store di SPBU bertujuan untuk memberikan layanan one stop service pada pelanggan. Selain bisa mengisi bahan bakar, pelanggan juga bisa sekadar beristirahat sembari membeli makanan, minuman, dan consumer goods lainnya sebelum melanjutkan perjalanan.