Bisnis.com, JAKARTA - Sektor keuangan China sejak 17 Februari mengalami guncangan usai menghilangnya Bao Fan, miliarder ketua bank investasi China Renaissance.
Tidak ada pernyataan resmi yang segera dibuat oleh pihak berwenang untuk menjelaskan keberadaannya, tetapi ada spekulasi luas bahwa pengusaha terkemuka itu telah berselisih dengan Beijing yang akhirnya mendapat penahanan untuk diinterogasi.
Meski alasan hilangnya Bao tidak jelas. Namun, hal ini kembali memgingatkan soal kampanye antikorupsi yang telah dicanangkan sejak 2012 oleh Presiden Xi Jinping untuk memperketat sejumlah penyelidikan dan penuntutan ratusan pegawai negeri, pejabat militer, dan eksekutif bisnis yang kuat.
Melansir dari The Online Citizen, berikut adalah lima kasus miliarder paling terkenal yang sempat hilang lalu keberadaannya kembali ditemukan oleh negara. Simak ulasannya.
1. Sun Dawu
Taipan pertanian Sun Dawu dijatuhi hukuman penjara 18 tahun pada Juli 2021 karena berbagai pelanggaran setelah berakhirnya persidangan secara tertutup.
Sun Dawu bersama sang istrinya merupakan seorang pengusaha yang menjalankan bisnis pertanian swasta terbesar di China yang dimulai dengan beberapa ekor ayam dan babi pada tahun 1980-an.
Baca Juga
Sun dinyatakan bersalah atas kejahatan termasuk "mengumpulkan massa untuk menyerang organ negara", "menghalangi administrasi pemerintah" dan "memicu pertengkaran dan memprovokasi masalah", istilah umum yang sering digunakan untuk melawan para pembangkang.
Miliarder yang blak-blakan itu juga pernah menjadi pendukung vokal reformasi pedesaan dan pengungkap fakta selama wabah demam babi yang menghancurkan pada tahun 2019, memposting foto babi mati secara online setelah pejabat setempat lambat menanggapi penyakit tersebut.
2. Xiao Jianhua
Tokoh bisnis Tionghoa-Kanada Xiao Jianhua juga sempat menghilang dari sebuah hotel Hong Kong pada 2017 sampai akhirnya ketika keberadaannya ditemukan, dia pun langsung dijatuhi hukuman 13 tahun penjara pada Agustus 2022 atas tuduhan penggelapan dan penyuapan.
Menurut pengadilan Shanghai, perusahaan Xiao, Tomorrow Group, didenda US$8 miliar atau setara dengan Rp121,3 triliun karena menyerap simpanan publik secara ilegal, melanggar kepercayaan dalam penggunaan properti yang dipercayakan dan menggunakan dana secara ilegal.
Salah satu orang terkaya di China ketika dia diduga diculik pada tahun 2017, Xiao dilaporkan memiliki hubungan dekat dengan eselon atas Partai Komunis yang berkuasa.
Kala itu, banyak media lokal di Hong Kong yang melaporkan Xiao diculik oleh sejumlah agen dari Hong Kong ke China Daratan pada tahun 2017. Tentu, kabar ini memicu kekhawatiran, membuat China pun melakukan pengetatan di area pusat.
3. Jack Ma
Dalam salah satu contoh yang paling terlihat dari tindakan keras sektor teknologi China, regulator menghentikan apa yang akan menjadi IPO terbesar di dunia — yaitu raksasa fintech Ant Group — pada tahun 2020 hanya beberapa hari setelah pendirinya Jack Ma mengkritik regulator lokal.
Pernah menjadi wajah yang paling dikenal dalam bisnis Asia, Ma telah melihat kekayaannya turun sekitar setengahnya menjadi sekitar US$25 miliar atau setara dengan Rp379,2 triliun setelah keputusan untuk menghentikan IPO.
Perombakan struktur kepemilikan saham Ant yang diumumkan pada Januari 2023 sekarang akan membuat Ma, yang sejak itu menghilang dari pandangan publik, menyerahkan kendali atas raksasa fintech yang dia dirikan pada 2014.
Dia akan memegang hanya 6,2 persen hak suara karena perusahaan bergerak untuk memastikan "tidak ada pemegang saham, sendiri atau bersama dengan pihak lain, yang akan memiliki kendali atas Ant Group", kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan bulan lalu.
4. Guo Guangchang
Miliarder Guo Guangchang, ketua salah satu konglomerat sektor swasta terbesar di negara itu, Fosun menghilang dari pandangan publik pada tahun 2015 sehubungan dengan penyelidikan pihak berwenang, sebelum muncul kembali beberapa hari kemudian.
Tentunya, kejadian tersebut memiliki efek mengerikan pada para pemimpin bisnis yang menganggap reputasi Guo yang bagus dan dia selalu memberikan dukungan vokal untuk partai.
Hilangnya Guo seakan membuat ikatan kepercayaan antara pemerintah dan para pemimpin bisnis top China yang terus bekerja keras guna memicu kebangkitan China menjadi ekonomi terbesar kedua di dunia pun kian berkurang.
5. Mao Xiaofen
Mao Xiaofeng, presiden pemberi pinjaman swasta terbesar di China, Minsheng Bank, dibawa pergi untuk diinterogasi pada tahun 2015 sebagai bagian dari penyelidikan korupsi.
Caixin melaporkan pada saat itu bahwa Mao dibawa untuk diselidiki oleh pengawas internal Partai Komunis yang berkuasa, Komisi Pusat untuk Inspeksi Disiplin (CCDI).
Mao "telah diminta untuk membantu penyelidikan seorang pejabat tinggi", lapor Caixin.
Taipan itu juga dipecat dari jabatannya sebagai sekretaris Partai Komunis Minsheng.