Bisnis.com, JAKARTA - Miliarder Amerika asal Hongaria, George Soros kian menambah daftar musuh baru di India, usai pernyataannya terhadap PM Narendra Modi tentang masalah Adani-Hindenburg.
Dalam pidatonya di Konferensi Keamanan Munich George Soros mengatakan dia percaya gejolak di kerajaan bisnis Gautam Adani dapat melemahkan cengkeraman Perdana Menteri India Narendra Modi pada pemerintahnya, pada Kamis (16/2/2023) lalu.
Tentunya, pernyataan itu ditentang keras oleh Menteri Persatuan Smriti Irani, yang mengatakan miliarder itu berusaha melemahkan proses demokrasi India.
Bahkan, banyak yang menuduh George Soros telah menggunakan kekayaan serta pengaruhnya untuk membentuk politik dan mendanai perubahan rezim.
Misalnya, pada tahun 2020 silam dirinya menjanjikan US$1 miliar atau berkisar Rp15,1 triliun untuk mendanai jaringan universitas baru untuk mengatasi penyebaran nasionalisme.
Lantas, siapa sebenarnya miliarder ini? Bagaimana dia mendapatkan kekayaannya yang mencapai US$6,7 miliar atau setara dengan Rp101,7 triliun dan mengapa sosoknya mendapat kecaman dari banyak pihak?
Baca Juga
Berikut 10 fakta George Soros yang harus diketahui. Simak ulasannya.
1. Jadi Dalang Krisis Moneter
George Soros diduga menjadi dalang dari krisis moneter untuk beberapa negara, di mana perusahaan Hedge Fund, lembaga pengelola dana investasi para nasabah kelas kakap miliknya membuat nilai tukar sejumlah mata uang di Asia terombang-ambing.
2. Menjatuhkan Bank Sentral Inggris
Soros juga disebut pernah memainkan peran untuk menjatuhkan kebijakan Bank Sentral Inggris. Pada tahun 1992, Soros bersama para investor lainnya disebut berhasil menguras habis devisa milik London yang akhirnya tak mampu lagi mengatur laju mata uang pound.
Kejadian itu sendiri disebut-sebut sebagai perang antara Soros dengan Bank Sentral Inggris. Dalam beberapa jam saja, pound terdevaluasi 15 persen dan Soros berhasil mengantongi keuntungan sebesar US$1 miliar atau Rp14 triliun dalam pertempuran kala itu.
3. Punya Kekayaan Bersih Ratusan Triliun
Menurut Forbes, kekayaan bersih George Soros per 21 Februari 2023 mencapai US$6,7 miliar atau setara dengan Rp101,7 triliun. Dari tahun 1969 George Soros, mulai menekuni kariernya sebagai manajer investasi dengan membentuk perusahaan bernama Quantum Fund.
Perusahaannya digandrungi investor karena punya ciri khas tersendiri dalam memutar dana penanam modal. Dia hanya memainkan penjualan jangka pendek (short selling), menggunakan instrumen investasi yang kompleks, serta meminjam dana dalam jumlah yang tidak sedikit.
Tak heran, seluruh investor yang mau menanamkan modal di Quantum Fund harus menempatkan dana minimal US$1 juta atau setara dengan Rp15,1 miliar.
4. Melarikan diri dari Tangkapan Nazi
Melansir dari Britannica, Soros lahir di Budapest Hongaria pada tahun 1930. Meskipun dia dilahirkan dalam keluarga Yahudi yang kaya, masa remajanya terganggu oleh kedatangan Nazi di Hongaria pada tahun 1944.
Agar tidak terdeteksi dan dikirim ke kamp konsentrasi, tempat banyak orang ditahan atau dipenjara, dia harus berpisah dengan keluarganya. Soros pindah ke London pada tahun 1947 bersama keluarganya.
5. Jadi Kuli Panggul dan Pelayan
Berlari dari Nazi, bukannya membuat Soros langsung hidup nyaman. Di London, Soros bertahan hidup dengan bekerja sebagai porter atau kuli panggul barang-barang di stasiun. Honornya cukup untuk makan dan menyewa tempat tinggal.
Menurut Britannica, meski menjalani hidup serba kekurangan tak membuat semangat belajar Soros luntur. Terbukti dengan kerja kerasnya, dia mampu menyelesaikan studi dan berhasil lulus dengan gelar doktor Filsafat di London School of Economics.
Sebelum mendirikan Soros Fund, dia bekerja di bank dagang London. Soros pindah ke New York City pada tahun 1956 di mana dia memulai sebagai analis sekuritas Eropa.
6. Dituduh Biang Keladi Krismon Thailand
George Soros diduga berada di balik serangan spekulatif terhadap mata uang Thailand (baht) pada tahun 1997 meskipun dia dengan keras membantah tuduhan tersebut.
Namanya dikaitkan dengan krisis keuangan yang melanda sebagian besar Asia tahun itu. Bahkan perdana menteri Malaysia saat itu, Mahathir bin Mohamad menyalahkan Soros atas penurunan ringgit.
7. Sosok yang Dermawan
Soros mendirikan filantrofis organisasi bernama Open Society Foundations pada tahun 1984 dengan menggunakan sebagian kekayaannya. Open Society memiliki jaringan yayasan.
Soros menyumbangkan US$128,5 juta atau setara dengan Rp1,9 triliun kepada Partai Demokrat pada tahun 2022 dan merupakan donor terbesarnya. Dia adalah wajah terkemuka di balik kampanye kepresidenan Barack Obama.
Open Society Foundations beroperasi di lebih dari 70 negara pada awal abad ke-21. Ada laporan pada tahun 2017 bahwa Soros telah memberikan sekitar US$18 miliar atau saat ini sekitar Rp273,5 triliun kepada organisasi tersebut dalam beberapa tahun terakhir.
Soros juga menyumbangkan US$100 juta atau yang saat ini berkisar Rp1,5 triliun kepada Human Rights Watch pada tahun 2010.
Namun, atas dukungannya terhadap gerakan liberal dan Partai Demokrat, Soros pun sering menuai kritik dari kaum konservatif dan Partai Republik.