Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Siapakah Rajiv Jain? Keturunan India Penyelamat Harta Gautam Adani

Rajiv Jain, warga keturunan India yang membantu perusahaan Gautam Adani meningkatkan kekayaannya.
Rajiv Jain/Forbes
Rajiv Jain/Forbes

Bisnis.com, JAKARTA - Rajiv Jain menjadi ‘juru penyelamat’ perusahaan miliarder India, Gautam Adani. 

Perusahaan manajemen aset Amerika Serikat (AS), GQG Partners itu melakukan investasi senilai 1,9 miliar dolar AS setara Rp29,02 triliun, yang membuat keempat saham perusahaan Adani melambung tinggi. 

Sebelumnya, grup perusahaan Adani telah kehilangan kapitalisasi pasar sekitar US$142 miliar atau setara dengan Rp2.175 triliun sejak awal 2023 akibat tuduhan manipulasi saham dan penggunaan suaka pajak yang tidak tepat.

Lantas, siapa sebenarnya Rajiv Jain ini?

Jain lahir dan dibesarkan di India. Pria ini menyelesaikan studi akuntansi di University of Ajmer di negara bagian Rajasthan, India dan mendapatkan gelar master di bidang yang sama. 

Pada tahun 1990, Jain pindah ke AS untuk mengejar gelar MBA di University of Miami. 

Usai menyelesaikan kuliahnya, dia kemudian bekerja sebagai analis ekuitas internasional di Swiss Bank Corporation. 

Lalu, setelah mengundurkan diri dari Swiss Bank, dia memutuskan untuk bergabung dengan manajer aset Swiss Vontobel pada November 1994, sebagai manajer portofolio pasar negara berkembang dan ekuitas internasional. 

Berkat kinerja yang baik, akhirnya Jain dipercaya menjadi Chief Investment Officer pada 2002, sampai akhirnya dia ditunjuk sebagai co-CEO pada tahun 2014. 

Melansir dari Bloomberg, saat dia meninggalkan Vontobel, dia membantu mengembangkan aset perusahaan yang dikelola dari kurang dari US$400 juta atau setara dengan Rp6,1 triliun menjadi hampir US$50 miliar atau setara dengan Rp766,6 triliun,

Mendirikan GQG

Berbekal pengalamannya di dunia keuangan selama 22 tahun, membuat Jain berani mengambil keputusan untuk mendirikan GQG Partners dan mengambil peran sebagai ketua dan CIO pada 2016 di Florida. 

Tidak banyak saham dalam portofolionya, akan tetapi dia bertaruh besar pada minyak, tembakau, dan perbankan. 

"Berinvestasi adalah seperti permainan bertahan hidup. Sayangnya, kebanyakan orang tidak akan bertahan dalam jangka panjang," katanya dilansir dari Forbes, Senin, (6/3/2023). 

Bagi Jain, dibanding berfokus memikirkan bagaimana caranya untung sepanjang waktu, lebih baik dia memikirkan bagaimana harus menghindari kerugian. 

Harta Kekayaan Rajiv Jain 

Menurut GQG di Bursa Efek Australia yang go public pada Oktober 2021, Jain memiliki 69 persen saham perusahaan atau sekitar US$2 miliar atau setara dengan Rp30,6 triliun. 

Saat ini, melalui GQG, Jain telah mengembangkan aset yang dikelolanya menjadi US$92 miliar atau setara dengan Rp1.410 triliun, dengan beberapa dana yang memegang posisi besar di produsen minyak ExxonMobil dan Petrobras, serta raksasa tembakau Philip Morris dan British American Tobacco.

Selain berinvestasi pada Grup Adani, GQG juga berinvestasi di beberapa perusahaan India lainnya, termasuk Reliance Industries milik Mukesh Ambani. 

Jain ternyata menghabiskan uang untuk memberikan sumbangan sebesar US$81.600 atau setara dengan Rp1,2 miliar untuk calon presiden dan kongres dari Partai Demokrat antara 2012 dan 2016. 

Bahkan, pada pemilihan tahun 2016, Jain memutuskan untuk menyumbangkan $2.700 atau setara dengan Rp41,3 juta kepada Hillary Clinton dan US$1.000 atau setara dengan Rp15,3 juta kepada Bernie Sanders.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Arlina Laras
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper