Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Loreal Indonesia Bangun Pusat Pelatihan Bisnis Gratis, Cetak Ribuan Pengusaha Wanita

Sebanyak 2.300 peserta wanita dari program pelatihan bisnis Loreal telah mejadi pengusaha di industri kecantikan.
Perawatan rambut/Loreal
Perawatan rambut/Loreal

Bisnis.com, JAKARTA - L’Oréal Indonesia terus aktif membangun pusat pelatihan yang bertujuan membuka lapangan kerja seluas-luasnya bagi perempuan Indonesia. 

Melalui, program L’Oréal Beauty For a Better Life (BFBL), pihaknya mengklaim ada 2.300 peserta telah berhasil memulai bisnisnya sendiri di industri kecantikan. 

Chief of Corporate Affairs, Engagement and Sustainability, L’Oréal Indonesia Melanie Masriel mengatakan, mayoritas penerima manfaat program BFBL merupakan komunitas masyarakat yang memiliki tantangan ekonomi dan sosial. 

"Sebanyak 84 persen peserta berstatus pengangguran sebelum mengikuti program. Sejak diluncurkan pada tahun 2014, L’Oréal Indonesia menyediakan pelatihan intensif tata rambut dan tata rias yang bersertifikat dan gratis,” katanya dalam konferensi pers virtual, Kamis (9/3/2023).

Saat ini, Program L’Oréal Beauty For a Better Life mengoperasikan 10 pusat pelatihan di Indonesia. Semuanya tersebar di Bekasi, Tangerang, Cianjur, Pemalang, Bali, Lombok, Tanjung Balai, Bone, Surabaya, dan Bantul. 

Per Maret 2023, sebanyak 88 persen lulusan program telah membangun karir mereka di bidang tata rias dan tata rambut, mulai dari bekerja di salon, membuka salon sendiri, atau menjadi MUA (ahli tata rias) panggilan ke rumah.

Sementara itu, President Director L’Oréal Indonesia, Junaid Murtaza menyampaikan, untuk terus mengembangkan keterampilan perempuan guna mewujudkan kesejahteraan keluarga dan pertumbuhan ekonomi, program ini pun menggandeng sejumlah mitra utama.  

Mulai dari Yayasan Perempuan Kepala Keluarga (PEKKA), CSR Jababeka, SPeKTRA, dan Yayasan Plan International Indonesia. 

“Keterlibatan berbagai mitra ini berkontribusi penting dalam mengidentifikasi profil penerima manfaat yang tepat, menyediakan jaringan dan komunitas untuk saling mendukung satu sama lain,” jelasnya. 

Baginya, program ini menjadi suatu respon terhadap berbagai tantangan yang dihadapi perempuan, seperti kekurangan finansial atau aksesibilitas hingga diskriminasi lantaran mengalami disabilitas. 

Menurut Junaid, program ini menyediakan pelatihan gratis tata rambut dan tata rias profesional yang berkualitas tinggi. "Bahkan ketika seseorang tengah menghadapi keadaan yang sulit, kami percaya bahwa kecantikan dapat memberikan mereka harapan," ujarnya.

Berdasarkan Badan Pusat Statistik 2022, partisipasi angkatan kerja di Indonesia masih sangat timpang.

Terbukti, persentase partisipasi angkatan kerja perempuan hanya mencapai 53 persen, angka ini berbanding jauh dengan tingkat partisipasi angkatan kerja laki-laki yang sudah mencapai 84 persen. 

PLT. Asisten Deputi Pengarusutamaan Gender Bidang Ekonomi, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI, Eko Novi Ariyanti mengatakan, Salah satu penyebabnya adalah kondisi budaya dan tekanan sosial. 

“Perempuan kadang dilarang untuk bekerja atau bahkan memiliki ilmu yang tinggi, padahal mereka punya potensi yang bisa dimaksimalkan,” katanya.

Menurut Eko Novi, dukungan pihak swasta menjadi sangat penting membangun sinergitas lintas sektor yang baik bagi pemberdayaan perempuan, khususnya yang memiliki keterbatasan sosial ekonomi.

“Perempuan bisa berdaya, bahkan memiliki potensi tinggi untuk berperan dalam kemajuan ekonomi. Pasalnya, sebanyak 50 persen UMKM dimiliki perempuan,” ujarnya. 

Salah satu alumni dari Karawang Mulyani Azura, menjadi contoh wanita yang berhasil mengatasi tantangan hidup melalui dunia kecantikan. Apalagi, kala itu sang suami seorang pengangguran. 

”Waktu itu tetangga lihat saya kasian. Saya diajak ke program ini. Saya tekuni selama empat bulan, dan mulai menjajakan jasa creambath keliling, sampai punya salon sendiri,” ungkapnya. 

Rencananya, pada 2023 ini, program BFBL ini akan membangun pusat pelatihan di Indonesia bagian Timur. 

“Kami masih terus melihat potensi yang ada di satu daerah. Kami ingin program ini bertahan hingga jangka waktu 5 sampai 10 tahun,” ungkap penggagas program pemberdayaan wanita, Melanie Masriel. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Arlina Laras
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper