Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mengenal Duo Iwan Lukminto, Penerus Sritex Produsen Seragam Militer 35 Negara

Iwan Kurniawan dan Iwan Setiawan Lukminto terus bahu-membahu meneruskan kerajaan bisnis tekstil Sritex (SRIL) milik sang Ayah.
Iwan Setiawan Lukminto, terpilih sebagai Ketua Asosiasi Emiten Indonesia. Istimewa
Iwan Setiawan Lukminto, terpilih sebagai Ketua Asosiasi Emiten Indonesia. Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Duo penerus Sritex (SRIL), Iwan Setiawan Lukminto dan Iwan Kurniawan Lukminto menyetujui pengangkatan susunan komisaris dan direksi baru, Jumat (17/3/2023). 

Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), Iwan Setiawan Lukminto yang sebelumnya menjabat sebagai direktur utama kini menjabat posisi Komisaris Utama. Posisinya menggantikan Susyana Lukminto, yang meninggal dunia, 20 Agustus 2022 lalu.

Sementara, sang adik Iwan Kurniawan Lukminto juga resmi menjadi presiden direktur baru Sritex, menggantikan si sulung, Iwan Setiawan Lukminto. 

Perjalanan yang dimulai dari Pasar Klewer hingga sukses menjadi perusahaan tekstil terbesar di Asia Tenggara sampai harus memimpin 50.000 karyawan, tentu merupakan proses yang panjang. 

Kios kecil yang dulunya didirikan oleh sang ayah, H M Lukminto pada 1966 telah bertumbuh pesat.

Berkat arahan penuh mendiang sang ayah yang tutup usia pada 2014 silam, lewat tangan generasi kedua, mereka berhasil memperluas pasar dengan menjadi produsen seragam militer untuk 35 negara, mulai dari Eropa, Asia dan Timur Tengah. 

Masa muda Iwan Setiawan Lukminto sendiri telah ditempa mengenal dunia bisnis sejak dirinya baru berusia lima tahun, 

“Ibu dan Bapak sudah ajak saya untuk melihat bisnis. Mulai, diperkenalkan pegawai, diperkenalkan produk, lalu diperlihatkan jerih payah. Terus, sekitar usia sembilan tahun juga sudah diserahi tanggung jawab mengambil keputusan bisnis,” ungkapnya dilansir dari episode Youtube ‘Sritex, dari Solo untuk Dunia’ Kamis (23/3/2023). 

Bahkan, pria yang lahir pada 24 Juni 1975 di Surakarta lulusan Administrasi Bisnis di Suffolk University, AS pada 1997 itu  masuk daftar orang terkaya Indonesia versi Forbes tahun 2020.

Kala itu Iwan Lukminto memiliki kekayaan sebesar US$515 juta atau yang saat ini setara dengan Rp7,8 triliun. 

Melansir dari situs perusahaan, dia bergabung  dengan perusahaan keluarga sebagai Asisten Direktur sejak 1997 dan menjabat sebagai Wakil Direktur Utama sejak 1999, selanjutnya menjabat sebagai Direktur Utama sejak 2006. 

Menariknya, meski tengah menduduki jabatan yang strategis, nyatanya Iwan Setiawan muda memiliki ketertarikan di dunia penerbangan. 

“Masih kecil, punya cita-cita jadi pilot. Tapi, setelah mendapat pelajaran bisnis ini, ya saya tidak menyesal,” katanya. 

Sementara Iwan Kurniawan Lukminto mengatakan, didikan sang ayah terbilang tegas dan disiplin. Bahkan semasa kanak-kanak, Iwan Kurniawan tak mengenal kata bermain. Dirinya harus menyisihkan waktu untuk mempelajari peta bisnis keluarga. 

“Kami sudah dipesankan, sejak kuliah di Amerika kita itu hanya fokus belajar. Bahkan, jika ada libur Sabtu dan Minggu, kami harus pulang, ikut meeting,” ujarnya. 

Beda usia delapan tahun, nyatanya background pendidikan Iwan Kurniawan yang lahir pada 22 Januari 1983 tak dibedakan dari sang kakak.

“Saya lulus dengan gelar sarjana Administrasi Bisnis dari Johnson & Wales University di AS pada 2005,” katanya dilansir dari kanal Youtube Halo Sritex. 

Usai menempuh pendidikan, dirinya segra kembali ke Indonesia dan mulai terlibat di Sritex, dengan menjadi Direktur pada 2005. Sebelum menjadi Presiden Direktur seperti sekarang, Iwan sempat menjabat sebagai wakil direktur utama sejak 2012.

Mereka sepakat, berbekal kerja keras, niat baik, integritas yang diwarisi oleh sang ayah menjadikan para anaknya sukses memimpin bisnis sang ayah. 

Tercatat, Sritex mampu membukukan penjualan sebesar US$474,2 juta per September 2022, di mana penjualan ekspor yang saat ini masih berkontribusi sebesar 61,5 persen dan penjualan domestik sebesar 38,5 persen. 

Melansir dari Bisnis, mayoritas produk yang diekspor merupakan produk benang dengan nilai sebesar US$198,4 juta dan disusul oleh pakaian jadi sebesar US$48,8 juta. 

Penjualan produk benang masih menjadi kontributor utama di pasar domestik dengan nilai US$85,8 juta selama Januari—September 2022.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Arlina Laras
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper