Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Dito Ariotedjo, berkerja sama dengan Tjufoo, startup brand aggregator UMKM untuk melahirkan entrepreneur muda.
Dirinya mengatakan Kemenpora ke depan akan fokus menjadi hub anak muda dalam hal pengembangan UMKM dan entrepreneurship.
"Jadi nanti anak-anak muda yang ingin mengembangkan UMKM tapi bingung akses, itu nanti kita akan menyediakan semuanya itu. Jadi, nanti kita akan menyediakan satu layanan satu pintu untuk eksistensinya," jelasnya dilansir dari situs Kemenpora, Jumat (7/4/2023).
Rencananya mulai minggu depan, pihaknya mulai menindaklanjuti secara konkret antara Kemenpora dengan Tjufoo untuk program pengembangan UMKM.
Sebagai informasi, langkah ini memang dilakukan Dito dalam melaksanakan salah satu pesan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mengembangkan ekosistem industri olahraga Indonesia.
“Pak Presiden ingin pengembangan pemuda itu lebih ke arah kewirausahaan dan juga profesionalitas, dan dengan capaian indeks pemudanya naik,” jelasnya di Istana Negara pada Senin (3/4/2023).
Baca Juga
Lantas, sebenarnya seperti apa profil dan pendiri dari startup Tjufoo ini?
Tjufoo merupakan startup yang berkomitmen mendorong usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) naik kelas.
Sebagai perusahaan yang didirikan pada 2020, Tjufoo sebagai brand aggregator dapat mengakusisi bisnis, menyediakan modal hingga akses sesuai dengan kebutuhan dari masing-masing brand.
Brand aggregator memang tidak akan membantu secara langsung dalam pengembangan bisnis. Namun sebaliknya, brand aggregator akan membantu menaikkan nama brand, meski nanti seorang individu sudah tidak memilikinya lagi.
“Kami mendukung merek lokal Langsung ke Konsumen (D2C) Jika Anda pemilik merek yang sedang mencari mitra untuk mengembangkan atau menjual bisnis Anda, hubungi kami,” tulisnya.
Peran Aryo Ariotedjo dalam Tjufoo, Kakak Kandung Menpora Dito
Saat ini, Aryo Ariotedjo berperan menjadi Partner of Investments and Acquisitions di Tjufoo, sebuah startup yang berfokus pada pengembangan brand UMKM di Indonesia melalui teknologi dan inovasi.
Bersama dengan TJ Tham, mantan CEO GrabWheels dan Head of GrabBike Indonesia yang sekarang menjabat sebagai CEO dan co-founder Tjufoo, mereka berkomitmen untuk mendukung pertumbuhan merek lokal di Indonesia.
Menariknya, Aryo Ariotedjo sendiri merupakan kakak dari Menteri Pemuda dan Olahraga Dito Ariotedjo.
Ayah Dito Ariotedjo, Arie Prabowo Ariotedjo, eks Direktur Utama Antam yang lengser pada 2019. Sementara ibu Dito Ariotedjo bernama Arti Laksmigati Ariotedjo.
Selain Aryo Prakoso Ariotedjo, Dito Ariotedjo juga memiliki kakak perempuan yakni Mesty Ariotedjo alias Dwi Lestari Pramesti Ariotedjo.
Aryo Prakoso Ariotedjo memang dikenal sebagai seorang pemodal atau angel investor yang terkenal di Indonesia.
Dirinya merupakan lulusan S1 Teknik Sipil di Curtin University of Technology 2005. Lalu, Aryo pun melanjutkan pendidikan di Sekolah Bisnis Prasetiya Mulya dengan jurusan Banking, Corporate, Finance, and Securities Law dan lulus pada 2010.
Melansir dari Linkedin, dia adalah Co-Managing Partner dari perusahaan manajemen investasi bernama Absolute Confidence yang telah melakukan merger dengan Grupara Ventures.
Sosoknya juga merupakan founder dari Freeware Space Group yang juga membawahi sejumlah co-working, seperti Wellspaces.co yang berbasis di Indonesia.
Dalam portofolio Linkedin-nya, Aryo terlihat aktif berinvestasi di perusahaan-perusahaan startup, dia pun memegang sejumlah saham di beberapa startup Indonesia mulai dari Sirclo, Bizzy Indonesia hingga yang terbaru Podkesmas Asia, agensi yang di dalamnya mewadahi podcaster Indonesia.
Aryo menyampaikan, melalui investasi dan kolaborasi dengan startup seperti Tjufoo, dia berusaha untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di Indonesia dan membantu mencapai target-target pembangunan nasional.
Sebelumnya, Co-Founder dan CEO Tjufoo Tj. Tham menyampaikan, risetnya kepada hampir 1.000 lebih UMKM di Indonesia yang akan naik ke level selanjutnya memiliki beberapa tantangan.
"Ada tiga tantangan yang mereka hadapi yakni kesulitan finansial, kemudian sulit mendapatkan e members yang profesional serta kurangnya atau minim akses data," ujarnya.
Menurut TJ Tjam, pemilihan Tjufoo menjadi partner juga sangatlah tepat, lantaran selain memberikan teori, Tjufoo akan membantu bisnis hingga berkembang.
Sementara itu, Dito Ariotedjo pun berharap Tjufoo bisa terus berkomitmen dalam mencapai targetnya
“Sekali lagi sukses buat Tjufoo semoga semakin banyak portfolionya yang sekarang baru enam semoga tahun depan bisa US$100 juta dengan 60 brand. Kita berdoa di Bulan Suci Ramadhan ini," tutupnya.