Bisnis.com, BANDUNG — Memulai bisnis dari apa yang disukai bukan kali pertama menjadi resep bagi banyak wirausahawan yang kini sudah terbilang sukses. Seperti Fadli, Gen Z asal Bandung yang sukses meraup cuan di momen lebaran tahun ini dari bisnis yang ia sukai, yakni fesyen
“Untuk bisa konsisten, kuncinya kita harus menyukai apa yang sedang kita jalani. Misalnya aku, ya aku suka banget fashion, suka industrinya, suka orang-orangnya, dan aku bergaul di lingkungan itu. Jadi cobalah untuk mengembangkan sesuatu sambil main, sehingga dijalankannya bisa dengan enjoy,” tutur Fadli, Senin (24/4/2023).
Bagi Fadli, membangun local brand dengan modal Rp600 ribu dan berhasil meraih popularitas memerlukan usaha, proses yang panjang, dan tenaga yang cukup.
Beruntungnya, usia memang tidak membatasi seseorang untuk memulai bisnisnya, sehingga hal itu benar-benar dilalui Fadli Maulana Ibrahim, pemilik Miracle Mates, local brand asal Bandung yang tengah mencuri perhatian selama beberapa tahun ke belakang.
Fadli memulai Miracle Mates di usia yang sangat muda yakni 16 tahun. Ketika itu medio 2014, dan dia hanya seorang siswa yang duduk di bangku kelas 1 SMA, di mana sudah menyimpan ketertarikan pada industri fashion.
Selain tentu mengikuti perkembangan fashion di dalam dan luar negeri, ia juga rutin berbelanja local brand khususnya lewat sederet event di Kota Bandung.
Saking seringnya mengakses local brand dan produk-produk rilisan teranyar, Fadli akhirnya terbesit ide untuk memulai jenamanya sendiri. Maka di titik itulah, ketika berusia 16 tahun, ia mendirikan Miracle Mates untuk menumpahkan berbagai ide produk fashion yang ada di kepalanya.
Dibantu seorang temannya, ia kemudian membuat desain yang disematkan pada t-shirt dengan modal Rp600 ribu untuk jumlah satu lusin. .
“Lalu produk itu aku jual ke teman-teman terdekat saja. Ketika itu benar-benar gak money oriented, gak mikir uang sama sekali, karena suka saja dan merasa keren punya brand sendiri,” kata Fadli, dalam siaran pers yang diterima.
Modal Rp600 ribu itu akhirnya menelurkan penghasilan sebesar Rp1 juta rupiah. Itulah penghasilan awal Miracle Mates yang akhirnya diputar kembali sebagai modal kerja, sekaligus menandakan awal perjalanan brand populer itu.
Seperti yang Fadli bilang, sejak awal mendirikan Miracle Mates, ia tak pernah berpikir untuk menjadi besar dan menghasilkan pendapatan yang optimal. Ia tak pernah mengikuti tip dan trik berbisnis dari orang lain, melainkan terus memanfaatkan momentum yang ada di depan mata.
Ketika memulai Miracle Mates, ia hanya memiliki seorang partner yang memang menyimpan ketertarikan pada dunia fashion. Sembilan tahun berlalu, kini Miracle Mates ditukangi oleh 12 orang yang memiliki tugas masing-masing dalam menjaga eksistensi Miracle Mates di skena local brand.
Fadli bercerita, ketika awal mendirikan Miracle Mates, ia benar-benar tak mengerti bagaimana cara memanfaatkan teknologi. Ia hanya memanfaatkan Instagram, media sosial populer bagi generasi z sepertinya, dalam mengenalkan produk-produk Miracle Mates.
“Bahkan waktu itu aku sendiri yang anter produk yang dibeli. Aku ngerasa senang saja, bisa nyamperin pembeli ke rumahnya, atau COD-an untuk anter-anter baju. Bahkan, gak sedikit juga pembeli yang mau datang ke rumah aku untuk mengambil sendiri produk yang mereka pesan,” ujar Fadli, bercerita.
Miracle Mates tidak serta-merta mencapai eksistensinya dalam sekejap mata. Bahkan, Fadli mengaku harus melalui beberapa kisah pilu dalam melakoni bisnisnya, salah satunya adalah yang berkaitan dengan orangtua.
Suatu hari menjelang Hari Raya Lebaran 2016, Fadli bercerita, ia membuka booth di Jalan Trunojoyo, Kota Bandung, yang berstatus sebagai pusat industri fashion lokal dan menjadi incaran masyarakat dalam berbelanja. Di hari pertama ia membuka lapaknya, sedikit sekali peminat yang mau mampir dan membelanjakan uangnya untuk Miracle Mates.
“Waktu itu orangtua datang dan lihat aku berjualan di booth. Pas pulang ke rumah, orangtua nanya ada yang kejual gak barangnya? Aku jawab ada, padahal waktu itu gak ada yang beli sama sekali. Aku hanya gak mau mereka kepikiran,” tuturnya.
Tapi sepertinya ucapan adalah doa. Di hari ketiga booth itu berdiri, akhirnya produk Miracle Mates berhasil terjual dan banyak peminat.
Seiring berjalannya waktu, dunia mengalami pandemik Covid-19 yang menghantam ekonomi baik itu yang bersifat mikro maupun makro. Seperti yang dialami merek lainnya, Miracle Mates pun terancam tak bisa melanjutkan berkarya karena lesunya daya beli dan berbagai keterbatasan yang ada.
Tapi Fadli ogah menyerah, ia terus memutar otak dan mencari jalan keluar dari berbagai kesulitan tersebut. Alih-alih mengalami kerugian, justru ketika Covid-19 melanda, Miracle Mates semakin berjaya dan dikenal banyak orang.
“Akhirnya itu adalah titik kali pertama Miracle Mates bikin toko di e-commerce. Market Miracle Mates yang awalnya hanya offline saja, ketika itu justru mendapat sambutan cukup luar biasa dari market online. Itu menjadi awal di mana Miracle Mates mendapat penghasilan yang sepadan,” tutur Fadli.
Keseriusan Fadli dalam mendirikan Miracle Mates harus dibayar dengan merelakan sebagian masa mudanya. Ia meninggalkan waktu untuk nongkrong hingga mengesampingkan keinginannya untuk memiliki pacar, karena sebagian besar waktunya dihabiskan untuk memikirkan Miracle Mates.
Berbagai pengorbanan itu membuahkan hasil yang sepadan bagi Fadli. Antrean pengunjung telah menjadi pemandangan yang biasa di toko Miracle Mates yang berdiri di The Hallway, Pasar Kosambi, Kota Bandung.
“Dengan modal awal Rp600 ribu, lebaran kali ini (2023) Miracle Mates berhasil menghasilkan omzet lebih dari Rp1 miliar dalam satu bulan. Angka yang patut disyukuri meski sejujurnya bukan itu yang bisa memuaskan aku untuk melakoni karier sebagai pengusaha,” kata Fadli.
Ditanya mengenai kiat mendirikan local brand untuk mendapatkan kepercayaan dari pasar, Fadli menjawabnya dengan santai. Ia menjelaskan bahwa kunci dari kesuksesannya ialah dengan terus berupaya konsisten, mengingat 9 tahun bukanlah waktu yang sebentar.
Di sisi lain, kata Fadli pada pengusaha generasi z sepertinya, jangan melupakan motivasi untuk terus membanggakan orangtua. Sejatinya keluarga adalah faktor yang sangat mendukung dan dapat memberi semangat untuk terus melanjutkan bisnisnya.
“Berbagai permasalahan yang muncul di keluarga, justru aku jadikan semangat untuk gak nyerah buat Miracle Mates,” tutur Fadli.