Perkembangan FedEx
FedEx kini menjadi salah satu perusahaan yang diandalkan oleh para pebisnis atau orang-orang banyak. FedEx menawarkan jasa untuk mengirimkan barang dengan cepat dan andal.
Selain itu, diketahui bahwa armadanya dapat membawa segala macam barang seperti lobster Maine, ceri Jepang, obat-obatan, suku cadang, dan lain-lainnya.
Selanjutnya, pada tahun 1997, Smith mengakuisisi Sistem Kaliber senilai US$2,7 miliar atau setara dengan Rp39 triliun, yang merupakan anak perusahaan angkutan truknya RPS. Armada RPS yang terdiri dari 13.500 truk meningkatkan margin laba FedEx, karena pengoperasian armada darat lebih murah daripada pesawat terbang.
Upaya Smith untuk menanamkan loyalitas perusahaan juga membuahkan hasil. Ketika pemogokan UPS yakni perusahaan pesaingnya mengalami pemogokan, FedEx dibanjiri dengan 800 ribu paket tambahan sehari dan ribuan karyawan kebanyakan bekerja sehari penuh.
Menanggapi loyalitas tersebut dari karyawannya, Smith kemudian secara terbuka berterima kasih kepada para karyawannya di 11 iklan surat kabar satu halaman penuh. Smith juga memesan bonus khusus.
Bahkan, akibat dari kejadian tersebut dan ketika pemogokan sudah berakhir, FedEx kemudian menarik sekitar 2 poin presentasi pangsa pasar UPS. Hal ini kemudian meningkatkan pangsa pasar FedEx lebih dari 43 persen.
Baca Juga
Selain itu pasar saham juga merespons keuntungan FedEx. Sepanjang tahun harga saham perusahaan kemudian naik hampir sebanyak 70 persen. Smith kemudian melakukan peningkatan lanjutan seperti memasang terminal komputer, perangkat lunak dan inovasi lainnya.
Bekerja Sama dengan Kantor Pos AS
Pada tahun 2001, FedEx kemudian membuat kesepakatan dengan Kantor Pos AS. Kesepakatan tersebut adalah FedEx mengontrak untuk mengangkut kiriman surat dalam jumlah besar untuk Kantor Pos, dan memasang drop box milik FedEx di kantor pos AS.
Setelahnya pada tahun 2004, FedEx kemudian mengangkut pengiriman ekspres internasional bersama dengan kantor pos, dan membeli perusahaan layanan dokumen bernama Kinko’s.
Setelah membeli Kinko’s maka lebih dari 1.800 lokasi di seluruh Amerika Serikat, pelanggan dapat mencetak, menyalin, dan menjilid dokumen mereka
Pada bulan April 2015, FedEx kemudian mengakuisisi perusahaan pesaing mereka, TNT Express dengan harga US$4,8 miliar dolar atau setara dengan Rp70 triliun, ketika perusahaan tersebut memperluas operasi mereka di seluruh Eropa.
Frederick W. Smith di Masa Kini
Pada bulan Maret 2022, Smith kemudian mengumumkan bahwa dirinya mundur sebagai kepala eksekutif FedEx yang sudah didirikan lebih dari 50 tahun yang lalu. Pada usia 77 tahun, Smith kemudian menyerahkan peran CEO kepada Presiden dan Chief Operating Officer baru yakni Raj Subramaniam.
Selain itu, Smith yang juga menjadi ketua dewan FedEx, beralih menjadi chairman eksekutif pada tanggal 1 Juni saat perubahan kepemimpinan terjadi.
Saat ini, FedEx memiliki lebih dari 600.000 anggota tim di seluruh dunia, 680 pesawat, mengirimkan lebih dari 18 juta paket setiap hari kerja ke lebih dari 220 negara dan wilayah.
Berdasarkan real time net worth Forbes (28/4/2023), Fred Smith kini memiliki kekayaan sebesar US$5,1 miliar atau setara dengan Rp74 triliun.
Selain itu di saat ini, pendapatan tahunan FedEx melebihi US$90 miliar atau setara dengan Rp 1 kuadriliun.
Smith juga diketahui menjual kepemilikannya sebesar 10 persen di Tim Sepak Bola Washington dengan nilai sekitar US$216 juta sebelum pajak pada awal tahun 2021, atau setara dengan Rp3,1 triliun.