Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Profil Frederick W. Smith, Pendiri FedEx yang Idenya Dianggap Tidak Mungkin oleh Dosennya

 Frederick Wallace Smith dengan mimpi dan kegigihannya, berhasil mewujudkan perusahaan FedEx yang idenya dianggap mustahil oleh profesor di universitasnya. 
Pendiri FedEx Frederick W. Smith di World Economic Forum (WEF) di Davos, 25 Januari 2007./Reuters-Pascal Lauener
Pendiri FedEx Frederick W. Smith di World Economic Forum (WEF) di Davos, 25 Januari 2007./Reuters-Pascal Lauener

Bisnis.com, JAKARTA - FedEx merupakan salah satu perusahaan ternama yang melayani pengiriman barang hingga ke seluruh dunia. Frederick W. Smith sendiri merupakan sosok di balik kesuksesan perusahaan tersebut. 

Smith diketahui lahir dari keluarga kaya. Namun walaupun begitu, ayah Smith meninggal ketika dirinya masih berusia empat tahun. 

Cikal bakal FedEx sendiri dimulai ketika Smith berkuliah di Universitas Yale. Smith menulis makalah mengenai perlunya pengiriman semalam yang terpercaya di era informasi terkomputerisasi.

Sang profesor menganggap premis tersebut tidak mungkin. Akibatnya, menurut ingatan Smith dirinya mendapatkan nilai C. Namun, gagasan ini tetap terus ada dalam dirinya.

Setelah lulus, Smith kemudian mendaftar di Korps Marinir dan menjalani dua tugas di Vietnam. Dirinya perlu untuk melakukan beberapa penyesuaian dalam menghadapi kenyataan perang, dikarenakan dirinya berasal dari keluarga kaya dan berpendidikan. 

Walaupun begitu, Smith tetap menghargai nasihat yang diberikan kepadanya dari sersan Marinir veteran, yakni terdapat tiga hal yang perlu diingat yaitu menembak, bergerak dan berkomunikasi. 

Masih berdedikasi dengan mimpinya terkait pengiriman cepat, saat berada di militer Smith dengan saksama mengamati prosedur pengadaan dan pengiriman militer. 

Hal tersebut dilakukan Smith untuk  mewujudkan impiannya dalam memiliki jaringan yang luas dan berdedikasi untuk pengiriman komersial dalam semalam. Pada tahun 1971, Smith akhirnya mendapatkan kesempatan untuk memulai bisnis transportasi ekspresnya.

Cikal Bakal FedEx

Smith kemudian mengumpulkan US$80 juta atau saat ini yang setara dengan Rp1,1 triliun untuk meluncurkan Federal Express, atau yang biasa dikenal dengan FedEx. Layanan ini dimulai dengan mengirimkan paket dan dokumen kecil. 

Diketahui bahwa pada malam pertama operasi, sebanyak 14 jet lepas landas dengan 186 paket. Dalam dua tahun pertamanya, usaha tersebut telah kehilangan sebanyak US$27 juta. Dalam waktu singkat, perusahaan tersebut kemudian berada di ambang kebangkrutan. 

Pada saat tersebut, Smith mulai kehilangan dana dari investornya. Diketahui bahwa modal tersebut diperoleh dari saudara laki-laki dan perempuannya. Namun Smith kemudian berhasil menegosiasikannya dan mampu mempertahankan perusahaannya. 

Prinsip FedEx

Dalam menjalankan bisnisnya, Smith menempatkan diri sebagai manajer langsung yang mengarahkan setiap aspek strategi perusahaan. 

Dari awal, Smith sudah memutuskan bahwa FedEx berada dalam bisnis informasi. Smith mengatakan bahwa pengetahuan tentang asal, keberadaan saat ini, tujuan, perkiraan waktu kedatangan, harga, dan biaya pengiriman kargonya sama pentingnya dengan pengiriman yang cepat.

Selain itu, Smith juga memastikan bahwa setiap karyawan merasa bahwa mereka dapat berbagi kesuksesan perusahaan. Manajer FedEx sendiri dilatih dan dievaluasi setiap tahun oleh atasan dan pekerja, memastikan bahwa hubungan berlangsung baik antara semua tingkatan perusahaan. 

Smith sendiri juga percaya bahwa perlakuan yang adil dapat menanamkan loyalitas perusahaan dan loyalitas perusahaan akan selalu terbayar. 

Perkembangan FedEx 

FedEx kini menjadi salah satu perusahaan yang diandalkan oleh para pebisnis atau orang-orang banyak. FedEx menawarkan jasa untuk mengirimkan barang dengan cepat dan andal. 

Selain itu, diketahui bahwa armadanya dapat membawa segala macam barang seperti lobster Maine, ceri Jepang, obat-obatan, suku cadang, dan lain-lainnya. 

Selanjutnya, pada tahun 1997, Smith mengakuisisi Sistem Kaliber senilai US$2,7 miliar atau setara dengan Rp39 triliun, yang merupakan anak perusahaan angkutan truknya RPS. Armada RPS yang terdiri dari 13.500 truk meningkatkan margin laba FedEx, karena pengoperasian armada darat lebih murah daripada pesawat terbang.

Upaya Smith untuk menanamkan loyalitas perusahaan juga membuahkan hasil. Ketika pemogokan UPS yakni perusahaan pesaingnya mengalami pemogokan, FedEx dibanjiri dengan 800 ribu paket tambahan sehari dan ribuan karyawan kebanyakan bekerja sehari penuh. 

Menanggapi loyalitas tersebut dari karyawannya, Smith kemudian secara terbuka berterima kasih kepada para karyawannya di 11 iklan surat kabar satu halaman penuh. Smith juga memesan bonus khusus. 

Bahkan, akibat dari kejadian tersebut dan ketika pemogokan sudah  berakhir, FedEx kemudian menarik sekitar 2 poin presentasi pangsa pasar UPS. Hal ini kemudian meningkatkan pangsa pasar FedEx lebih dari 43 persen. 

Selain itu pasar saham juga merespons keuntungan FedEx. Sepanjang tahun harga saham perusahaan kemudian naik hampir sebanyak 70 persen. Smith kemudian melakukan peningkatan lanjutan seperti memasang terminal komputer, perangkat lunak dan inovasi lainnya. 

Bekerja Sama dengan Kantor Pos AS

Pada tahun 2001, FedEx kemudian membuat kesepakatan dengan Kantor Pos AS. Kesepakatan tersebut adalah FedEx mengontrak untuk mengangkut kiriman surat dalam jumlah besar untuk Kantor Pos, dan memasang drop box milik FedEx di kantor pos AS. 

Setelahnya pada tahun 2004, FedEx kemudian mengangkut pengiriman ekspres internasional bersama dengan kantor pos, dan membeli perusahaan layanan dokumen bernama Kinko’s. 

Setelah membeli Kinko’s maka lebih dari  1.800 lokasi di seluruh Amerika Serikat, pelanggan dapat mencetak, menyalin, dan menjilid dokumen mereka 

Pada bulan April 2015, FedEx kemudian mengakuisisi perusahaan pesaing mereka, TNT Express dengan harga US$4,8 miliar dolar atau setara dengan Rp70 triliun, ketika perusahaan tersebut memperluas operasi mereka di seluruh Eropa.

Frederick W. Smith di Masa Kini

Pada bulan Maret 2022, Smith kemudian mengumumkan bahwa dirinya mundur sebagai kepala eksekutif FedEx yang sudah didirikan lebih dari 50 tahun yang lalu. Pada usia 77 tahun, Smith kemudian menyerahkan peran CEO kepada Presiden dan Chief Operating Officer baru yakni Raj Subramaniam. 

Selain itu, Smith yang juga menjadi ketua dewan FedEx, beralih menjadi chairman eksekutif pada tanggal 1 Juni saat perubahan kepemimpinan terjadi.

Saat ini, FedEx memiliki lebih dari 600.000 anggota tim di seluruh dunia, 680 pesawat,  mengirimkan lebih dari 18 juta paket setiap hari kerja ke lebih dari 220 negara dan wilayah. 

Berdasarkan real time net worth Forbes (28/4/2023), Fred Smith kini memiliki kekayaan sebesar US$5,1 miliar atau setara dengan Rp74 triliun.

Selain itu di saat ini, pendapatan tahunan FedEx melebihi  US$90 miliar atau setara dengan Rp 1 kuadriliun.

Smith juga diketahui menjual kepemilikannya sebesar 10 persen di Tim Sepak Bola Washington dengan nilai sekitar US$216 juta sebelum pajak pada awal tahun 2021, atau setara dengan Rp3,1 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Halaman
  1. 1
  2. 2
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper