Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sosok Christopher Madiam, Si Ahli Teknologi yang Turun Gunung jadi Bos Sociolla

Christopher Madiam menggantikan posisi John Marco Rasjid yang memutuskan mundur dari jabatannya sebagai CEO Sociolla.
Sosok Co-Founder and President Social Bella Indonesia Christopher Madiam (tengah)/Bisnis-Himawan L Nugraha
Sosok Co-Founder and President Social Bella Indonesia Christopher Madiam (tengah)/Bisnis-Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Perubahan kepemimpinan di Social Bella (Sociolla) memang telah mencuri perhatian publik sejak Christopher Madiam sebagai Co-founder dan Presiden mengambil alih posisi CEO dari John Marco Rasjid pada Selasa (21/2/2023).

Dalam pengumuman resmi, start-up omnichannel kecantikan Social Bella mengungkapkan John Marco Rasjid pun telah memasuki peran baru sebagai Special Advisor perusahaan.

Hal ini pun menandai babak baru dalam perjalanan Sociolla. Dengan kepakaran teknologi yang dimiliki Christopher, sebagai sosok yang merintis sejak 2015, dia menjelaskan Sociolla telah menjadi bagian yang sangat berarti dalam perjalanannya.

“Saya lahir di Semarang dan pindah ke Australia selepas SMA untuk melanjutkan studi,” jelasnya pada Bisnis, Jumat (30/6/2023)

Menurutnya, pengalaman dan kompetensi yang didapatkan saat kuliah memberikan pengaruh paling besar. 

Dia mengambil studi Computer Science and Information Systems di Macquarie University. Kemudian, melanjutkan pendidikannya pascasarjana dan mendapatkan dua degree dari dua universitas, yakni University of Sydney dan Sydney University of Technology.

Setelah menyelesaikan studinya, Christopher bekerja di industri supply chain sebelum memutuskan untuk kembali ke Indonesia dan membantu usaha keluarganya selama enam tahun. 

Sosok Christopher Madiam, Si Ahli Teknologi yang Turun Gunung jadi Bos Sociolla

Ide Awal Berdirinya Sociolla

Awal mula ide pendirian Social Bella pun berasal dari keresahan yang dialami oleh Christopher Madiam dan kedua rekannya. 

Mereka melihat adanya tantangan yang dapat diatasi melalui potensi perkembangan e-commerce dan penetrasi digital yang pesat di Indonesia.

“Saat itu, kami melihat kurangnya kepercayaan karena minimnya platform kecantikan menghadirkan produk berkualitas yang aman bersertifikasi dan tentunya asli,” ungkapnya. 

Kala itu, dia mengaku belum ada platform kecantikan yang bisa memberikan jaminan keaslian dan keamanan dengan sertifikasi BPOM. 

Sementara, dari sisi pemilik brand, mereka mengalami kesulitan untuk merangkul konsumen dan memperbesar cakupan pelanggan mereka, karena membutuhkan banyak biaya termasuk untuk investasi sumber daya, membangun infrastruktur seperti kantor, tim pemasaran, dan rantai pasokan yang efisien. 

“Dua masalah ini yang ingin kami jawab dengan membangun Social Bella (induk usaha Sociolla),” sebut Chris. 

Sosok Christopher Madiam, Si Ahli Teknologi yang Turun Gunung jadi Bos Sociolla

Kolaborasi Internasional

Keberhasilan mereka dalam membawa merek seperti ESQA, Avoskin, dan Carasun ke Vietnam telah memberikan motivasi untuk membantu merek lokal lainnya dalam ekspansi internasional.

Namun, Christopher juga mengakui ekspansi ke sejumlah negara tentu membutuhkan persiapan yang komprehensif. Mereka harus mempersiapkan inventaris yang memadai, materi pemasaran yang sesuai, dan memperhatikan aspek-aspek lain yang relevan. 

Oleh karena itu, mereka tidak ingin terburu-buru dalam melakukan ekspansi ini.

Pengembangan Teknologi Mandiri Social Bella

Sebagai perusahaan teknologi kecantikan, pihaknya terus berupaya meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam semua channel ekosistem. 

Salah satu fokus pengembangan teknologi mereka adalah integrasi teknologi untuk menghadirkan pengalaman berbelanja yang seamless (tanpa hambatan). 

Pihaknya menyadari sebagian toko fisik di Indonesia masih menggunakan price tag manual yang tidak terintegrasi dengan toko lainnya maupun toko online.

Oleh karena itu, Social Bella memutuskan untuk membangun teknologi back-end secara mandiri dengan teknologi price tags digital yang didukung oleh Internet of Things (IoT), sehingga label harga, ketersediaan produk, dan promo diskon dapat terupdate secara real time di seluruh channel ekosistem mereka.

Proyek pengembangan teknologi ini melibatkan tim teknologi internal Social Bella yang terdiri dari 70 orang dan berlangsung selama 2 tahun.

Meski saat ini teknologi yang dikembangkan masih digunakan untuk kebutuhan internal perusahaan. Namun, mereka tidak menutup kemungkinan untuk mempertimbangkan pengembangan software ini sebagai bisnis model baru di masa depan.

Dalam upaya ekspansi kehadiran fisik untuk mendekatkan diri ke pelanggan, perusahaan yang berhasil mengumpulkan US$58 juta dalam putaran pendanaan seri E dari sejumlah investor pada 2020 ini sukses membuka lebih dari 50 toko fisik di seluruh kota di Indonesia (lebih dari 60 jika digabungkan dengan Vietnam).

Selain itu, Social Bella kini telah memiliki empat pilar bisnis diantaranya SOCO, super app kecantikan; Beauty Journal, media online seputar kecantikan; Sociolla, retailer omnichannel kecantikan; dan Lilla, ekosistem untuk kebutuhan ibu.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Arlina Laras
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper