Bisnis.com, JAKARTA - Miliarder Amerika Serikat George Soros menyerahkan kerajaan bisnisnya senilai US$25 miliar atau setara Rp371 triliun kepada putranya, Alexander Soros pada juni 2023.
Dilansir dari NDTV, sejak anaknya yang berusia 37 tahun ini mengambil alih perusahaan sang Ayah, sudah 40 persen karyawan dari perusahaan itu di-PHK.
Bahkan, pihaknya telah resmi mengumumkan mereka akan mengalami "perubahan signifikan" pada struktur operasionalnya.
Menurutnya, hal ini dilakukan untuk memperkuat organisasi agar dapat berperan lebih efektif dalam melawan kekuatan-kekuatan yang berpotensi menghambat prinsip-prinsip demokrasi, kebebasan, dan keadilan.
Pasalnya, yayasan mereka memang fokus dalam mempromosikan prinsip-prinsip masyarakat terbuka dan bebas, seperti yang mereka terus gaungkan sejak dulu.
Melalui email pada Senin (3/7/2023) seorang juru bicara menyatakan, perusahaan melakukan penyesuaian besar-besaran yang melibatkan pengurangan jumlah karyawan sebesar 40 persen secara global.
Baca Juga
“Sebagai bagian dari pendekatan baru yang sedang diimplementasikan oleh Open Society, kami akan mematuhi persyaratan dan kewajiban hukum terkait dengan pemutusan hubungan kerja terhadap karyawan,” jelasnya.
Sebelumnya, yayasan yang didirikan pada 1979 memiliki hampir 1.000 karyawan, sekarang hanya memiliki 800 karyawan di seluruh dunia.
Open Society Foundations menyatakan dalam sebuah pernyataan pada Jumat (31/6) pemangkasan pekerjaan dan modifikasi organisasi lainnya akan meningkatkan kapasitas mereka untuk "melawan kekuatan yang saat ini mengancam masyarakat terbuka dan bebas."
Menurut Fortune, Open Society Foundations menyatakan mereka akan berinvestasi dalam proyek dan inisiatif jangka panjang, sambil tetap responsif terhadap kebutuhan mendesak yang muncul dalam jangka pendek.
Selain itu, Dewan pun berharap model baru ini akan menciptakan budaya "opportunisme strategis" yang merujuk pada sikap proaktif dalam mengenali peluang strategis yang muncul guna mencapai tujuan mereka.
Berdasarkan laporan AFP, sebelumnya, George Soros mengatakan dia tidak ingin Open Society Foundations (OSF) miliknya diambil oleh salah satu dari lima anaknya.
Namun, ketika Soros ditanyakan mengenai keputusan untuk menyerahkan kerajaan bisnisnya itu, Soros mengatakan Alexander pantas untuk mendapatkannya. Hal ini pun dipertegas Alexander Soros yang menganggap dirinya "lebih politis" daripada sang Ayah.
Bahkan secara gamblang, dia menyatakan salah satu tujuan utamanya adalah untuk menjegal langkah mantan Presiden AS Donald Trump agar tidak bisa maju dua periode
Di bawah kepemimpinannya,dia pun berencana untuk terus menyumbangkan uang keluarga kepada politisi AS dari Partai Demokrat. Tak hanya itu, yayasan tersebut akan konsisten melanjutkan misinya.
Mulai dari memeperjuangkan, kebebasan berbicara, reformasi keadilan pidana, hak minoritas dan pengungsi, serta mendukung politisi liberal.