Bisnis.com, JAKARTA – Orang yang sehat adalah memiliki keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial yang utuh yang saling berhubungan erat. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), menjaga kesehatan dari segala aspek sangat penting.
Menjaga kesejahteraan fisik, mental maupun sosial bukan hal mudah. Pasalnya, lingkungan sekitar, budaya dan suasana bisa berdampak bagi kesehatan. Bagi sebagian besar pekerja, lingkungan kerja harus menjadi lingkungan yang nyaman jika tidak ingin berdampak pada kesehatan terlebih pada kesehatan mental.
Laporan Kesehatan Mental Dunia WHO pada 2022 menyoroti tempat kerja sebagai contoh utama dimana tindakan transformatif terhadap kesehatan mental diperlukan. Artinya lingkungan tempat kerja terbukti sangat mempengaruhi mental seseorang.
Terganggunya kesehatan mental di tempat kerja bisa saja berasal dari atasan yang menindas, penghinaan, pelecehan psikologis, fisik atau seksual, beban kerja yang berlebihan, lingkungan yang tidak bersahabat, upah yang buruk atau jam kerja yang kaku.
Sebagian orang mungkin tidak bisa menghilangkan segala aspek yang mempengaruhi mental kita di lingkungan kerja, tetapi untuk menjaga kesehatan mental kita bisa meminimalisir hal-hal yang mengganggu tersebut.
Simak 10 tips meningkatkan kesehatan mental di tempat kerja:
1. Bicarakan Masalahnya
Gunakan kesempatan bicara pada saat rapat evaluasi kurang lebih 5-10 menit untuk memetakan masalah tersebut. Selain itu, kamu juga bisa membagikan artikel kesehatan mental yang berpengaruh untuk merangsang diskusi di tempat kerja kamu.
Baca Juga
2. Berinteraksi dengan Atasan
Beranikan diri kamu untuk berbicara kepada atasan tentang masalah kesehatan mental yang dialami kamu atau staf lainnya. Tekankan bahwa staf yang bahagia dan termotivasi akan lebih produktif , karena rusaknya kesehatan mental staf justru menyebabkan kerugian bagi perusahaan atau tempat kerja tersebut.
3. Bersikap Baik Antar Sesama
Mendorong semua orang untuk bersikap baik dan menciptakan lingkungan kantor yang hangat dan ramah. Hal ini membantu meningkatkan suasana hati kamu dan para staf lainnya sehingga menambah motivasi untuk bekerja.
4. Tidak Menggunakan Prinsip Senioritas
Terlepas dari rumah sakit atau sektor pendidikan, rekan-rekan senior sering kali dianggap sebagai pelaku intimidasi yang kasar dan tidak toleran terhadap rekan-rekan mereka yang lebih muda.
Kadang-kadang, orang bisa saja down karena betapa kasarnya perlakukan atasannya di tempat kerja. Hal tersebut harus dihilangkan demi menjaga kenyaman kerja dan mental pekerja.
5. Kesetaraan dan Keadilan
Sesuatu hal yang dilakukan di tempat kerja harus setara dan adil. Tidak diperbolehkan untuk membeda-bedakan karyawan dari apapun itu.
6. Mengurangi Stigma dan Diskriminasi
Banyak orang dengan diagnosis gangguan kesehatan mental merasa terlalu malu untuk mengungkapkannya, karena takut orang-orang akan menertawakan mereka, mereka akan beranggapan tidak layak menerima tanggung jawab apa pun.
Dalam dunia kerja stigma dan diskriminasi dari apapun itu harus dihilangkan. Hal ini bertujuan menjaga kepercayaan diri seseorang dan meningkatkan mutu kerja.
7. Menyediakan Lingkungan yang Mendukung
Perusahaan atau tempat kerja yang layak harus memberikan lingkungan aman yang mendukung dan memungkinkan pekerja merasa aman untuk berbagi tentang apapun sehingga pekerja menerima dukungan dan pengertian.
8. Hentikan Pelecehan dan Intimidasi di Tempat Kerja
Perusahaan atau tempat kerja tidak boleh memberikan toleransi terhadap pelaku intimidasi di tempat kerja yang secara psikologis meneror pekerja lain, atau terlibat dalam pelecehan fisik atau seksual di tempat kerja. Jika terdapat masalah seperti itu, maka pelaku harus ditindak dengan keras.
9. Menghargai Kesetiaan dan Kerja Keras
Ada banyak kepuasan saat dihargai atas kerja keras. Sebisanya perusahaan harus memberikan penghargaan yang sederhana untuk staf yang luar biasa dan sejumlah penghargaan akan sangat membantu mereka merasa dihargai dan dihargai.
10. Jam Kerja Fleksibel
Sebagian besar negara di seluruh dunia, mengakui tidak perlu datang ke kantor dari jam 8 pagi hingga jam 4 sore setiap hari kerja untuk menjadi produktif.
Jadi, di beberapa perusahaan dan organisasi, staf dapat menegosiasikan hari-hari untuk bekerja dari rumah, atau setuju untuk bekerja setengah hari, atau beberapa hari dalam seminggu, agar memiliki waktu untuk hal-hal lain seperti merawat anak di rumah. ; atau untuk mengakomodasi penjemputan anak dari sekolah. (Maria Elfika Simplisia)