Bisnis.com, JAKARTA - Para pedagang pasar Tanah Abang belakangan menjerit karena kehilangan pembelinya.
Mereka menyebut kehadiran live shopping di berbagai media sosial seperti TikTok Shop telah merenggut pembeli sehingga kini pasar grosir tekstil itu menjadi sepi dari pembeli.
Padahal, pasar Tanah Abang sudah puluhan tahun dikenal sebagai pasar yang selalu ramai dan kerap membuat macet jalan.
Bahkan, kebijakan Pemda DKI pernah diberlakukan di kawasan ini untuk mengurai kemacetan akibat membludaknya pembeli tersebut.
Apalagi, pasar ini tercatat sebagai pasar grosir tertua di tanah air.
Sejarah Pasar Tanah Abang
Dilansir dari laman resmi Jakarta.go.id, Pasar Tanah Abang merupakan pusat grosir tekstil di Jakarta yang dibangun dan dibuka oleh Vinck tahun 1735 di Tanah Abang.
Baca Juga
Pasar ini berbentuk modern, bertingkat, dan merupakan pasar terpenting dalam sejarah Jakarta selama lebih dari 250 tahun.
Pasar Tanah Abang yang dulu disebut dengan pasar Tenabang, dibangun di areal seluas 2,6 hektar dengan luas bangunan 11.154 m.
Di sana dijual berbagai pakaian jadi seperti celana, baju kebaya, sarung, dan ikat kepala, juga bahan-bahan sandang dari India, Persia, Cina, dan Jepang.
Sebelum menjadi sebuah pasar, pada tahun 1648 Phoa Beng Gam membuka wilayah Tenabang. Kontur tanah di wilayah ini tidak datar, ada bagian tanah yang rendah dan ada bagian tanah yang menyerupai bukit sehingga disebut bukit Tenabang atau Tenabang Bukit.
Pasar Tenabang berada di wilayah bukit, wilayah yang tanahnya rendah berupa rawa. Di wilayah bukit, sempat dijadikan tempat penggembalaan dan jual beli kambing. Pasar tersebut pernah dikenal sebagai pasar kambing.
Kisah kelam sepanjang 250 tahun
Pasar Tanah Abang beberapa kali mengalami masa kritisnya hingga terpaksa ditutup.
Semisal, tahun 1740 terjadi peristiwa Chineezenmoord, dimana terjadi pembantaian orang-orang China, perusakan harta benda, termasuk Pasar Tanah Abang diporak-porandakan dan dibakar.
Tahun 1926 pemerintah juga membongkar Pasar Tanah Abang. Saat itu merupakan pemugaran diganti bangunan permanen berupa tiga los panjang dari tembok dan papan serta beratap genteng.
Pada zaman pendudukan Jepang, pasar ini hampir tidak berfungsi, dan menjadi tempat para gelandangan.
Tahun 1973, Pasar Tanah Abang diremajakan, diganti dengan 4 bangunan berlantai empat.
Pasar Tanah Abang juga sudah mengalami dua kali kebakaran, pertama tanggal 30 Desember 1978, Blok A di lantai tiga dan kedua menimpa Blok B tanggal 13 Agustus 1979.