Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sosok di Balik Canva yang Debut di INACRAFT 2024

Sosok Melanie Perkins di balik platform desain Canva yang bakal gandeng UMKM di INACRAFT On October 2024.
Melanie Perkins/twitter
Melanie Perkins/twitter

Bisnis.com, JAKARTA — Platform desain komunikasi visual, Canva, untuk pertama kalinya hadir di pameran kerajinan INACRAFT On October 2024, mengajak para perajin membuat desain produk untuk pemasaran yang lebih baik menggunakan fitur AI.

Kehadiran Canva di INACRAFT juga seiring dengan upaya Canva untuk membangun kemitraan di Indonesia secara lebih mendalam. 

Dibuka pada 2 Oktober 2024, bertepatan dengan peringatan Hari Batik Nasional, Canva juga memperkenalkan serangkaian elemen dan template desain baru yang terinspirasi oleh warisan budaya Indonesia yang kaya. 

Hal ini disajikan dalam produk ‘Lokal Banget’ (Truly Local) yang hadir dalam berbagai tema antara lain adalah perayaan, budaya, makanan, pariwisata, olahraga, acara, dan lain-lain. 

Adapun, beberapa elemen paling populer dicari dari berbagai topik tersebut termasuk Nasi Goreng, Sate, Nasi Padang, Orangutan, Harimau Sumatra, Candi Borobudur, Jakarta, Bali, dan Taman Nasional Komodo. 

Selain itu, menggunakan berbagai fitur AI bisa membantu pengguna membuat poster, logo, presentasi, sampai video untuk promosi maupun untuk diunggah ke media sosial.

Sosok di Balik Canva

Sebagai salah satu platform desain terlengkap di dunia, siapa sangka Canva dibentuk oleh seorang perempuan asal Australia yang baru berusia 37 tahun.

Adalah Melanie Perkins, miliarder dan wanita paling berpengaruh versi Forbes, yang memulai Canva sejak 2012.

Wanita kelahiran tahun 1987 itu merupakan lulusan The University of Western Australia jurusan komunikasi, psikologi, marketing, dan manajemen pada 2005. 

Kala itu, dia juga sempat menjadi tutor bagi mahasiswa yang belajar desain grafis. Dia melihat banyak yang kesulitan dalam mempelajari program desain seperti Adobe Photoshop.

Dia kemudian melanjutkan pendidikannya di University of Western Australia Innovation Excellence Program dan meraih gelar master pada 2009.

Berkaca dari kesulitan yang dia lihat sebelumnya terkait kesulitan penggunaan aplikasi desain, dia mulai berbisnis bersama kekasihnya, Cliff Obrecht, saat usianya baru 19 tahun

Mereka mendirikan Fusion Books pada 2007, sebuah platform desain yang ditujukan untuk siswa sekolah agar mereka bisa mendesain buku tahunan sekolah mereka sendiri dengan menggunakan alat drag-and-drop sederhana yang dilengkapi dengan galeri templat desain yang dapat diisi dengan foto, ilustrasi, dan font. 

Kemudian, dalam lima tahun, Fusion Books tumbuh menjadi perusahaan buku tahunan terbesar di Australia dan berekspansi ke Prancis dan Selandia Baru.

Setelah sukses dengan Fusion Books, Perkins dan Obrecht yakin bisa membuat perusahaan desain yang lebih besar. Namun, tentu saja butuh uang untuk mengembangkannya.

Malangnya, perjalanannya tak mulus dalam mencari investor untuk membangun Canva. Dia ditolak oleh sekitar 100 investor yang dia datangi dengan berbagai alasan, mulai dari yang tidak ingin mendukung pendiri yang terlibat asmara, tidak ingin melakukan transaksi di luar negeri atau lebih tepatnya tidak ingin investasi di Australia yang kala itu belum punya ekosistem startup.

Setelah beberapa kali mengalami kesulitan dan kegagalan, mereka berhasil mengubah arah masa depan mereka setelah bertemu dengan sesama warga Australia, Rick Baker, yang meluncurkan perusahaan modal ventura Blackbird Ventures yang berpusat di Sydney.

Baker’s Blackbird adalah perusahaan besar pertama yang berinvestasi, dan dengan dana sebesar US$1,3 juta, yang kemudian membuat Canva resmi beroperasi pada 2013.

Kini Canva telah berhasil mengundang lebih dari 130 juta pengguna per bulan dengan jumlah karyawan hingga lebih dari 3.000 orang dengan valuasi mencapai US$26 miliar, nilai tertinggi di antara semua perusahaan rintisan yang didirikan dan dipimpin oleh perempuan di dunia.

Melalui Canva juga Perkins yang baru berusia 37 tahun juga menjadi miliarder dengan kekayaan sebesar US$4,4 miliar atau setara dengan Rp67,18 triliun.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper