Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sosok di Balik 7-Eleven yang Bakal Tutup Hampir 450 Gerai di Amerika

Sosok Joe C. Thompson di balik berdirinya 7-Eleven, yang kini bakal menutup hampir 450 gerai di Amerika.
Minimarket 7-Eleven
Minimarket 7-Eleven

Bisnis.com, JAKARTA — Minimarket 7-Eleven goyah di Amerika, bakal menutup hampir 450 toko di seluruh Amerika Utara karena kinerja buruk.

Dilansir Fox Business, Seven & I Holdings, perusahaan induk 7-Eleven yang berbasis di Jepang, mengumumkan dalam laporan pendapatannya pada Kamis akan menutup 444 toko 7-Eleven karena penurunan penjualan, terutama penjualan rokok, serta penurunan lalu lintas dan inflasi.

7-Eleven sendiri memiliki 13.000 toko di seluruh AS dan Kanada, yang berarti penutupan tersebut hanya akan berdampak pada 3% dari portofolio perusahaan.

Jaringan toko swalayan tersebut telah menghadapi penurunan pembeli selama enam bulan berturut-turut, termasuk penurunan sebesar 7,3% pada Agustus.

Jaringan tersebut menyoroti bahwa penjualan rokok, yang dulunya merupakan kategori penjualan terbesar untuk toko serba ada, telah turun 26% sejak 2019 dan bahwa peralihan penjualan ke produk nikotin lainnya tidak banyak memberikan perubahan.

Perusahaan tersebut mengatakan akan mengubah tokonya agar berpusat pada makanan, yang sekarang menjadi kategori dengan penjualan tertinggi.

Profil Pendiri 7-Eleven

Sebelum diakuisisi oleh Jepang, 7-Eleven didirikan di Amerika oleh Joe C. Thompson, Jr.

Joe lahir di Waxahachie, Texas, tetapi keluarganya pindah ke Oak Cliff, Dallas saat dia masih bayi pada 1901. Mereka tinggal di Edgefield dan Tenth.

Wilayah tersebut jadi lokasi pertama berdirinya toko serba ada yang awalnya dioperasikan sebagai bisnis keluarga kecil di daerah pedesaan Dallas, dan kini sudah mendunia.

Joe menempuh pendidikan di University of Texas at Arlington (UTA) dan memperoleh gelar sarjana bisnis. Selepas kuliah, dia memulai bisnisnya di perusahaan es, dan membangun Southland Ice, serta membeli usaha es milik tetangganya, Consumers Ice.

Lalu, pada 1927, Jefferson Green, seorang karyawan Southland Ice Company, memberikan idenya ke Joe untuk membangun toko serba ada, menjual kebutuhan sehari-hari yang saat itu sulit didapat. Ide tersebut kemudian jadi awal mula berdirinya 7-Eleven.

Mulai dengan toko bernama Tote'm, Thompson segera menyadari banyaknya pelanggannya yang mengendarai mobil dan meramalkan popularitas mereka yang semakin meningkat, jadi Toko Tote'm mulai mrnambah jenis dagangannya, dengan menjual bensin dan menawarkan layanan antar. 

Mereka juga memperluas pilihan bahan makanan mereka untuk mencakup barang-barang seperti buah semangka dan makanan kaleng.

Usaha sampingan Southland Ice Company menyebar di seluruh Texas, di mana toko-toko kecil menyediakan ceruk bagi orang-orang yang tidak ingin berkendara jauh ke kota hanya untuk membeli kebutuhan pokok. 

Namun, Depresi Besar memengaruhi bisnis tersebut seperti halnya sebagian besar bisnis lainnya di Amerika. Meskipun perusahaan tersebut bangkrut pada 1931, Thompson berhasil mempertahankan toko-toko tersebut.

Lantas, keberuntungan berpihak pada keluarga tersebut ketika Larangan Minuman Keras dicabut pada 1933. Penjualan minuman keras dan bir memicu pertumbuhan pesat bagi toko-toko tersebut, dan pada 1937, ada 60 toko Tote'm di Texas. 

Meskipun semuanya dibangun dengan gaya yang berbeda, dan beberapa beroperasi dengan nama yang berbeda, sebagian besar toko diidentifikasi oleh tiang totem Alaska asli yang didirikan di depan masing-masing toko.

Pada 1946, nama toko tersebut diubah menjadi 7-Eleven, yang mencerminkan jam operasional mereka, mulai pukul 7 pagi hingga 11 malam, tujuh hari seminggu. 

Kurang dari 25 tahun setelah Southland Ice Company merintis toko serba ada pertama, 100 toko beroperasi di seluruh Texas di Dallas, Austin, dan Houston.

Selanjutnya, pada 1954, bisnis tersebut mulai menembus Texas. Di bawah pengawasan putra sulung Thompson, John, lima toko dibuka di Florida.

Joe Thompson Jr. meninggal pada 1961, tepat sebelum toko kecilnya di pedesaan meledak menjadi perusahaan internasional. Pada pertengahan 1960-an, John Thompson, yang mengambil alih setelah kematian ayahnya, mengawasi perluasan jam operasional 7-Eleven, beroperasi 24 jam sehari, dan pertumbuhan jaringan tersebut menjadi lebih dari 1.000 toko. 

John dan saudara-saudaranya, Jere dan Jodie, semuanya lulus dari Sekolah Menengah Atas Highland Park dan bekerja untuk perusahaan tersebut.

Pada 1972, seorang eksekutif di Ito-Yokado, perusahaan milik mendiang miliarder Masatoshi Ito, melihat toko 7-Eleven saat berkunjung ke AS.

Melihat peluang pasar yang bagus, Ito-Yokado memutuskan menjalin kesepakatan dengan pemilik 7-Eleven, Southland Corporation yang berbasis di AS untuk bisa membuka 7-Eleven pertama di Jepang pada 1974. 

Sampai akhirnya, dengan potensi bisnis yang baik, perusahaan Masatoshi Ito pun memilih mengakuisisi saham pengendali di Southland Corporation pada Maret 1990.

Saat ini, terdapat lebih dari 84.000 toko 7-Eleven di seluruh dunia, dengan seperempatnya berlokasi di Jepang.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper