Bisnis.com, JAKARTA - Usaha di bidang fashion kian menjamur di Indonesia. Bisnis ini kerap menjadi pilihan para pemilik usaha karena tak perlu memikirkan kedaluwarsa bahan-bahannya.
Namun, karena persaingannya yang begitu besar, para pemilik bisnis ini harus mempunyai ciri khas tersendiri, agar beda dari merek fashion yang lain.
Beberapa ciri khas yang dimiliki, tak hanya sekadar harga yang terjangkau, tapi juga dari desain yang harus terus mengikuti tren sampai pemilihan bahannya.
Hal ini yang dilakukan Verrel Gunawan, pendiri usaha fashion lokal No Void Minds, yang mengutamakan kualitas bahan dari buatan sendiri sehingga lebih nyaman dan beda dari merek lainnya.
Verrel memulai usahanya sejak duduk di bangku SMA. Dia awalnya senang berbisnis, dan mulai menerima pesanan untuk membuat baju berbagai kegiatan sekolah.
Menyukai dunia bisnis juga membawanya untuk melanjutkan pendidikan tinggi di jurusan Manajemen Bisnis. Hingga memasuki semester 5, dia mulai kembali membuka usaha, awalnya dengan nama No Void, sayangnya merek itu kurang laris di pasaran.
Baca Juga
Verrell pun memilih vakum berbisnis dan fokus menyelesaikan kuliahnya. Setelah lulus pada 2021, Verrell memutuskan membuka kembali usahanya dan melakukan rebranding menjadi No Void Minds pada tahun yang sama.
Berbekal pengalaman di bisnis pakaian, Verrell menyadari bahwa produk lokal kala itu hanya berfokus pada desain, tanpa memperhatikan kualitas material.
Dari sana, dia terinspirasi membuat pesanan khusus ke pabrik untuk menghadirkan pakaian basic t-shirt yang nyaman dan bisa dipakai setiap hari.
Dia kemudian mengembangkan material bernama Aezy, yaitu gabungan material katun dan polyester dengan komposisi tertentu, yang breathable dan tidak mudah kusut.
"Sebagai bisnis lokal, ini bahannya, bahan bakunya 100% lokal, dari bahan bakunya, vendornya. No Void Minds juga memberdayakan anak muda untuk pengerjaannya," jelas Verrel.
Dibangun pada 2021 dari hanya berdua, saat ini jumlah karyawan No Void Minds sudah mencapai sekitar 70 orang, di mana 95% dari mereka merupakan Generasi Z.
Karyawan No Void Minds dibagi menjadi beberapa tim, termasuk tim kreatif, desain, admin dan operasional, hingga tim internal untuk quality control, dari Bandung dan Jabodetabek.
"Kami juga telah bekerja sama dengan enam vendor penjahit yang berlokasi di sekitar Bandung," ujarnya.
Raup Omzet Miliaran
Sejak didirikan pada 2021, No Void Minds fokus berjualan online di e-commerce. Beberapa kiat suksesnya antara lain dengan mengukuti berbagai kampanye untuk meningkatkan eksposur, transaksi, dan brand awareness sebagai brand lokal.
"Berkat optimalisasi penjualan di Tokopedia dan ShopTokopedia, penjualan No Void Minds melesat hingga 3 kali lipat sejak April-November 2024. Total omzet No Void Minds dalam sebulan lewat Tokopedia dan ShopTokopedia berkisar Rp3 milliar," ungkap Verrel.
Selain memanfaatkan berbagai kampanye di e-commerce, No Void Minds juga memaksimalkan pemanfaatan fitur live shopping, dan berkolaborasi dengan afiliator dan konten kreator di berbagai daerah.
Khusus untuk live shopping, No Void Minds bahkan melakukan selama 24 jam setiap hari dengan belasan host yang secara interaktif menjelaskan keunggulan produk, termasuk kualitas material dan desain.
Tips Berbisnis
Sebagai pebisnis yang meraih kesuksesan dalam waktu singkat, Verrel mengatakan harus mempertimbangkan beberapa hal sebelum yakin membangun bisnis.
Pertama dengan melakukan riset pasar, mencari produk yang cocok dan sesuai kebutuhan untuk pasarnya.
"Takutnya kalau asal jual atau asal viral, produk yang kalian jual pun sudah terlalu banyak kompetitor. Karena dengan terlalu banyak kompetitor kalian harus perang harga untuk cari bahannya atau saat jualannya, yang akan menggerus profit kalian nantinya," terangnya.