Bisnis.com, JAKARTA- QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) adalah sistem integrasi berbagai macam QR Code yang dikembangkan oleh Bank Indonesia untuk memudahkan transaksi online. Teknologi ini memberikan kemudahan bagi konsumen dan penjual, mulai dari UKM hingga korporasi, untuk mengintegrasikan metode pembayaran digital ke dalam bisnis mereka.
Dilansir dari Midtrans, Senin (13/1/2025) QRIS Statis menggunakan satu kode QR yang tetap, yang berarti penjual hanya membutuhkan satu kode QR untuk setiap transaksi. QR Code ini tidak berubah dan tetap sama untuk berbagai transaksi yang dilakukan oleh konsumen.
Sebab kode ini tetap, pelanggan harus memasukkan nominal yang perlu dibayar setelah memindai QR Code. Order ID untuk transaksi QRIS Statis ditentukan secara otomatis oleh sistem dan memiliki format QRIS-xxx. Transaksi akan terbentuk setelah pembayaran dilakukan, dan saat ini, pengembalian dana (refund) tidak tersedia untuk QRIS Statis.
Sebaliknya, QRIS Dinamis menghasilkan kode QR yang selalu berbeda untuk setiap transaksi. Setiap kali ada transaksi, penjual atau kasir akan menghasilkan QR Code baru yang spesifik untuk transaksi tersebut. Jumlah pembayaran untuk transaksi ini sudah ditentukan terlebih dahulu oleh penjual dan tidak dapat diubah oleh pelanggan.
Order ID untuk transaksi QRIS Dinamis dapat ditentukan secara bebas oleh penjual, memberi mereka fleksibilitas lebih dalam pengelolaan transaksi. Transaksi QRIS Dinamis akan terbentuk sebelum pembayaran dilakukan, dan pengembalian dana dapat dilakukan melalui dashboard atau API yang tersedia.
Perbandingan Mendetail Antara Kode QR Dinamis dan Statis
1. Penyimpanan Data
QRIS Statis: Kode QR Statis berisi data yang bersifat tetap, artinya informasi dalam kode ini tidak dapat diubah setelah kode dibuat. Begitu kode QR dicetak atau diterbitkan, data yang terkandung di dalamnya akan tetap sama.
QRIS Dinamis: Sebaliknya, kode QR Dinamis memungkinkan perubahan data secara real-time. Anda dapat memperbarui informasi yang terkandung dalam kode QR kapan saja tanpa perlu mencetak ulang. Fleksibilitas ini memungkinkan penggunaan yang lebih luas seperti pelacakan produk, manajemen inventaris, dan pendaftaran acara.
2. Pelacakan dan Analitik
QRIS Statis: Kode QR Statis tidak menyediakan kemampuan untuk melacak atau menganalisis interaksi pengguna. Data yang terhubung dengan kode ini bersifat tetap dan tidak dapat dipantau lebih lanjut.
QRIS Dinamis: Kode QR Dinamis memungkinkan pelacakan dan analisis interaksi pengguna secara mendetail. Dengan fitur ini, Anda dapat memantau metrik berharga seperti jumlah pemindaian, lokasi pemindaian, dan waktu interaksi. Hal ini sangat berguna untuk menilai efektivitas kampanye atau penggunaan kode QR dan untuk meningkatkan pengalaman pengguna berdasarkan data yang diperoleh.
3. Keamanan
QRIS Statis: Baik kode QR Statis maupun Dinamis aman, selama perangkat lunak yang digunakan memenuhi standar keamanan internasional. Namun, karena informasi dalam kode QR Statis tidak bisa diubah setelah pembuatan, tingkat risikonya lebih rendah terkait perubahan data yang tidak sah.
QRIS Dinamis: Kode QR Dinamis dapat menawarkan tingkat keamanan yang lebih tinggi. Beberapa kode QR dinamis dilengkapi dengan fitur perlindungan tambahan, seperti kata sandi atau autentikasi, yang membuatnya lebih sulit untuk diduplikasi atau digunakan tanpa izin. Fitur ini menjadikannya pilihan yang lebih aman untuk transaksi atau informasi sensitif.
Dengan memahami perbedaan mendasar ini, Anda dapat memilih jenis kode QR yang paling sesuai dengan kebutuhan Anda, baik itu untuk keperluan pemasaran yang fleksibel dan dapat dilacak, atau untuk kebutuhan yang lebih sederhana dengan informasi tetap. (Siti Laela Malhikmah)