Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KIAT MANAJEMEN: Jadi Terkenal, Perlukah?

"Banyak orang yang terkenal tetapi tidak berkualitas, sebaliknya banyak orang yang tidak terkenal tetapi berkualitas" Apakah menjadi terkenal itu penting? Sebagian dari Anda mungkin mengatakan ya, sebagian lagi tidak. Namun faktanya banyak orang
130211_karyawan.jpg
130211_karyawan.jpg
"Banyak orang yang terkenal tetapi tidak berkualitas, sebaliknya banyak orang yang tidak terkenal tetapi berkualitas"

 Apakah menjadi terkenal itu penting? Sebagian dari Anda mungkin mengatakan ya, sebagian lagi tidak. Namun faktanya banyak orang yang ingin menjadi terkenal  bahkan sampai rela mengorbankan apapun yang dimilikinya guna beroleh ketenaran.

Mengapa bisa seperti itu? Sesungguhnya penyebabnya adalah nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat yang sangat menghargai orang yang terkenal. Orang yang terkenal dikagumi, dipuja, disanjung dan diprioritaskan. Menjadi terkenal berarti beroleh kemudahan, kenyamanan dan pada gilirannya kekayaan. Itulah yang membuat banyak orang berlomba-loba untuk menjadi terkenal.

Yang menarik, masyarakat bahkan lebih menghargai orang yang terkenal daripada yang berkualitas. Bahkan walaupun Anda berkualitas tetapi selama Anda tidak terkenal maka Anda akan kalah dengan orang yang tidak berkualitas tetapi terkenal. Kenyataan ini pada gilirannya melahirkan sebuah kecenderungan yang memprihatinkan: orang berlomba-lomba menjadi terkenal tetapi tidak berlomba-lomba meningkatkan kualitasnya.

Tentu saja, kalau terkenal saja sudah cukup untuk membuat Anda sukses dan kaya, buat apa lagi bersusah payah meningkatkan kualitas diri kita. Disini berlaku hukum ekonomi yaitu dengan biaya yang sekecil-kecilnya menghasilkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Ini adalah kecenderungan yang sangat manusiawi.

Namun sesungguhnya kecenderungan ini merugikan masyarakat itu sendiri. Bukankah kita memilih pemimpin dari mereka yang sudah terkenal? Bahkan bukankah kita seringkali mengatakan bahwa kita sekarang ini sedang mengalami krisis kepemimpinan?

Sesungguhnya yang terjadi bukanlah krisis kepemimpinan karena sebetulnya ada banyak sekali pemimpin yang baik dan berpotensi di negeri ini. Masalahnya hanya satu: mereka tidak terkenal karena tak punya uang untuk beriklan. Sementara orang-orang yang terkenal itu seringkali tidak memberikan harapan apapun kepada kita.

Kita mengalami krisis kepemimpinan karena hanya mencari pemimpin dari orang-orang yang terkenal. Dan karena orang yang terkenal itu jumlahnya sangat terbatas maka kita harus cukup puas dengan menerima seorang pemimpin yang berkualitas seadanya. Kita hanya bisa memilih orang yang terbaik dari yang terjelek.

Perlu Dikenal

Apa yang saya sampaikan di atas bisa disebut sebagai lingkaran setan. Orang hanya menghargai mereka yang terkenal, menyisihkan mereka yang tidak terkenal dan akhirnya memilih yang terbaik dari orang yang terkenal.

Padahal banyak orang yang terkenal tetapi tidak berkualitas, sebaliknya banyak orang yang tidak terkenal tetapi berkualitas. Kondisi ini merugikan semua pihak. Masyarakat dirugikan dengan hanya memiliki pilihan yang terbatas.

Orang-orang yang berkualitaspun dirugikan karena mereka tidak dapat memanfatkan diri mereka untuk melayani lebih banyak orang lagi, dan membuat mereka terbatas hanya melayani sedikit orang yang mengenal mereka.

Untuk memutuskan lingkaran setan ini maka orang-orang berkualitas perlu membuat terobosan dengan mempromosikan dirinya. Memang ini membutuhkan usaha dan energi yang cukup besar tetapi pengorbanan ini diperlukan untuk bisa menjadi maslahat bagi orang banyak.

Masalah utama yang harus dilalui adalah persoalan paradigma (mindset). Banyak orang berkualitas yang enggan mempromosikan dirinya karena menganggap bahwa kualitas saja sudah lebih dari cukup untuk memenangkan persaingan.

Mereka lupa bahwa walaupun setiap orang sesungguhnya senantiasa mencari kualitas, ketika membeli sesuatu orang lebih mempertimbangkan merek ketimbang kualitas. Itulah yang seringkali membuat orang yang terkenal lebih berhasil daripada orang yang berkualitas.

Paradigma kedua yang sering dianut oleh orang berkualitas adalah bahwa tidak apa-apa kalau mereka kalah dibandingkan dengan orang yang terkenal, toh hukum alam itu selalu berlaku dan waktu akan membuktikan siapa yang akan menang secara jangka panjang.

Dengan paradigma ini orang-orang berkualitas akhirnya memilih untuk bersikap “tenang-tenang saja” membiarkan orang-orang terkenal tetapi tidak berkualitas memenangkan persaingan, karena itu semua hanya bersifat sementara. Mereka yakin bahwa pada akhirnya nanti dunia tetap akan berpihak kepada orang yang berkualitas. Emas akan selalu lebih unggul daripada perak dan perunggu.

Terobosan

Paradigma yang dianut orang-orang berkualitas tersebut sudah tentu perlu dibenahi. Kita perlu melakukan terobosan. Kita tidak dapat berharap masyarakat yang mengubah paradigmanya mengenai keterkenalan tetapi orang-orang yang berkualitaslah yang harus memulai dengan  memperkenalkan dirinya kepada masyarakat.

Jadi yang terpenting sesungguhnya bukanlah menjadi orang yang terkenal tetapi menjadi orang yang dikenal. Tujuan dikenal adalah agar dapat dimanfaatkan. Tujuan dimanfaatkan adalah agar menjadi yang bermanfaat. Menjadi bermanfaat berarti menjadi rahmat bagi semesta alam.

Menjadi bermanfaat berarti menjalankan misi suci yang dititipkan Tuhan kepada kita. Menjadi bermanfaat berarti mengesplorasi dan mengeksploitasi calling (panggilan) yang dianugerahkan Tuhan kepada kita.

Tanpa menjadi yang dikenal bagaimana mungkin kita bisa dimanfaatkan oleh orang lain? Bagaimana mungkin bisa dimanfaatkan kalau orang tidak tahu apa keunikan dan potensi kita yang terbesar?

Karena itu tugas kita di dunia ini sesungguhnya adalah berkenalan dengan sebanyak mungkin orang dan memperkenalkan kepada mereka potensi terbaik yang ada di dalam diri kita. Dengan demikian kita akan menjadi manusia yang benar-benar bermanfaat.

Dengan kata lain, memperkenalkan diri berarti juga mensyukuri semua talenta yang diberikan Tuhan kepada kita. Ketika kita memperkenalkan kebaikan kita kepada orang lain maka kita sudah membuka jalan bagi pilihan-pilihan yang lebih baik.

Kita malah akan berdosa bila membiarkan masyarakat terbatas hanya pada pilihan-pilihan yang sudah mereka kenal selama ini. Dengan demikian menjadi dikenal sesungguhnya adalah sebuah upaya untuk memberikan rahmat yang terindah bagi semesta alam.

  •  ARVAN PARDIANSYAH adalah Happiness Inspirer & Penulis Buku “I Love Monday”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Sutarno
Editor : Others
Sumber : Arvan Pradiansyah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper