Bisnis.com, JAKARTA – Selalu diingatkan: Bagi para entrepreneur, kegagalan bukan awal dari kehancuran. Kegagalan, bukan sekadar sukses yang tertunda. Lebih dari itu, belajar dari kegagalan, keberhasilan menanti di depan Anda. Anda tidak menjadi keledai yang tidak suka terantuk pada batu yang sama untuk kedua kali.
Itu kuncu yang kerap atau berulang-ulang diiingatkan kepada para calon entrepreneur. Tidak ada yang menyangkal, kegagalan adalah bagian dari sukses besar para konglomerat di manapun. Namun, kegagalan adalah akhir perjuangan, benar. Namun, itu hanya berlaku bagi para entrepreneur yang bermental pecundang. Mudah menyerah.
Entrepreneur selalu melihat segala hal dari sisi yang positif. Selalu melihat ada hikmah yang bisa dipetik dari setiap kegagalan. Bahkan mereka selalu menyadari: Pasti ada yang tidak pas dengan kebijakan atau strategi yang diambil.
Ciputra pemilik Ciputa Group yang bergerak dibidang properti. Nama lahir yang dimilikinya adalah Tjie Tjin Hoan. Beliau lahir pada 24 Agustus 1931 di Parigi, Sulawesi Tengah. Ciputra lulusan ITB pada 1960 dengan gelar insinyur. Setelah setelah itu beliau mengawali kariernya di Jaya Group (sebuah perusahaan Pemda DKI). Bersama Jaya Group , Ciputra menciptkan inovasi proyek Ancol yang sekrang kita kenal sebagai tempat berwisata yang sangat menyenagkan.
Ciputra adalah pemilik beberapa perusahaan besar diIndonesia. Saat ini beberapa perusahaan besarnya yang mencajadi perhatian adalah Bumi Indah, Bumi Serpong Damai, Ciputra Development. Beliau juga memiliki Universitas Ciputra yang diharapkan dapat mencetak lulusan pengusaha yang dapat mengembangkan Indonesia.
Suatu hari Ciputra ditanya, pernahkah Anda merasa gagal dalam menjalani bisnis? Pasti adalah, tapi lupakanlah kegagalan [karena] saya gemar memperbaiki. Dan saya tidak menyesal saya masuk dalam bidang properti.
Dalam buku 'Quantum Leap' disebutkan 10 kali gagal 11 kali bangkit. “Waktu saya gagal pada 1998, saya bersyukur karena sekarang saya punya ilmu pengalaman. Saat gagal adalah kebanggaan dari entrepeneur. Karena entrepreneur harus berani mengambil resiko. Jadi kalau gagal, tidak apa-apa. Tetap harus bangkit. Jangan takut gagal dan bangkit kembali.”