Bisnis.com, JAKARTA - Agus Pramono atau lebih dikenal dengan Mas Mono, mantan penjual gorengan, kembali meluncurkan buku.
Buku keduanya kali ini berjudul Lezatnya Bisnis Kuliner. Mas Mono mengisahkan keberhasilannya berbisnis salah satu kuliner khas Indonesia.
Dalam buku ini, Mas Mono ingin berbagi pengalaman menarik dengan pembaca, terkait kesuksesannya berbisnis.
Mulai dengan menjadi seorang office boy, lalu menjadi penjual gorengan yang sering mangkal di depan salah satu kampus swasta di daerah Tebet, hingga merintis berjualan ayam bakar.
"Dulu jadi pengusaha kuliner tidak ada di benak saya. Orang ke Jakarta paling banter kerja kantoran. Itu dulu terjadi pada saya. Saya jadi office boy. Saat krismon berhenti, akhirnya saya ingin punya usaha," katanya sesaat sebelum peluncuran buku terbarunya.
Pada 2001 dia jadi tukang gorengan. "Saya sering ngetem di depan kampus Sahid tapi gorengan gak laku. Ada pangkalan kosong di sana, saya jualan ayam bakar," ujarnya
Dalam buku Lezatnya Bisnis Kuliner, Mas Mono pun menceritakan tantangannya dalam berbisnis.
Dia pernah mengalami penggusuran. Selain itu tantangan datang saat mabah flu burung menyerang.
Namun Mas Mono tak patah arang. Kini, restoran Ayam Bakar Mas Mono sudah berjumlah 64 outlet.
Tak hanya di Indonesia, Ayam Bakar Mas Mono pun telah merambah Malaysia. Jiwa pantang menyerah ini lah yang ingin Mas Mono tularkan kepada pembacanya.
Selain itu, dalam buku ini Mas Mono menuturkan tentang spiritualitas yang berhubungan dengan etika dalam berbisnis.
"Karyawan absennya dengan shalat dhuha. Ada pengajian karyawan. Shalat wajib jangan ditinggalkan oleh karyawan. Untuk pelanggan yang puasa hari Senin dan Kamis ada paket gratis. Itu kan mengajarkan kejujuran pada karyawan," terangnya.
