Bisnis.com, JAKARTA - Setiap pengusaha pasti ingin bisnisnya berkembang, tak terkecuali Riesye Sapi'i. Pemilik Rumah Andries ini memiliki cita-cita untuk mengangkat lebih banyak kekayaan tekstil Indonesia. Selain batik, Indonesia juga memiliki kain tenun ikat. Oleh karena itu, Riesye ingin sekali mengangkat kain tenun berwarna cerah tersebut ke dalam koleksi baju Rumah Andries
Sayangnya, keinginan tersebut tak bisa langsung direaliasasikan lantaran terganjal modal. \
“Biasanya saya meminjam uang suami untuk modal. Namun, lama-kelamaan saya merasa harus lebih mandiri dalam menjalankan bisnis ini,” ujar Perempuan yang juga menjabat Ketua Pusat Koperasi Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (Pusko Iwapi) ini.
Setelah mencari alternatif permodalan, Riesye bertemu dengan Bank Rakyat Indonesia (BRI) pada akhir 2013. Dia pun bercerita tetang keinginnya untuk membesarkan nama Rumah Andries dan menangkat budaya tekstil Indonesia. Tak lama selesai perbincangan itu, BRI pun setuju mengucurkan dana untuk Riesye.
“Saya mendapat pinjaman sebesar Rp300 juta. Prosesnya sangat mudah dan cepat. Saya bersyukur karena modal ini bisa menjadi langkah awal untuk mewujudkan mimpi saya,” katanya.
Riesye memanfaatkan uang tersebut untuk memproduksi kain tenun Badui asal Jawa Barat. Dia tak membeli kain tenun Badui dari pengepul. Lebih dari itu, dia mendatangi perajin dan tinggal dengan mereka untuk beberapa minggu. Setelah mendapat kain tenun seusai keinginan, dia menjahit kain etnik tersebut di rumah produksi miliknya di bilangan Cinere, Jakarta Selatan.
Dia mengatakan BRI tak hanya memberikan bantuan modal, tetapi juga membantu promosi merk Rumah Andries. Salah satu momentum paling berkesan adalah dia bisa berpameran di malldi Jakarta, misalnya Pasific Place dan FX Sudirman.
Menurut dia, BRI bukan hanya membantuk promosi produk UKM, tetapi menaikikan derajat mereka.
“Banyak orang memandang UKM sebelah mata. Padahal, jika diberi tempat yang representatif, UKM juga bisa tampil menawan. Apalagi produk UKM sekarang bagus-bagus, tidak kalah dengan barang impor,” imbuhnya.