Bisnis.com, JAKARTA - Ratusan pengusaha di kelas mikro bertarung mendapatkan penghargaan Citi Microentrepreneurship Awards 2014, tapi hanya ada 16 pengusaha yang masuk tahap final dan 8 orang yang layak dinobatkan sebagai jawara.
Agung Laksamana, Director Country Corporate Affairs Head City Indonesia, menuturkan penentuan pemenang CMA didasarkan pada nilai tambah dan prospek bisnis, serta keterlibatan perempuan, pengangguran dan disabilitas.
Ada 400 pengusaha yang beromset kurang dari Rp200 juta per tahun yang ikut berpartisipasi dalam perlombaan tersebut. Mereka berasal dari berbagai daerah di seluruh Nusantara dengan jenis usaha yang berbeda-beda pula seperti makanan/minuman olahan, tekstil, kerajinan, dan jasa.
"Peran pengusaha mikro di Indonesia patut diapresiasi karena dapat ciptakan bisnis berkelanjutan, menjawab tantangan sosial dan ekonomi serta menciptakan lapangan kerja," tuturnya di Jakarta, Kamis (26/2/2015).
Berikut ini empat kategori perlombaan dengan masing-masing dua orang pemenang yang berhasil membawa pulang Rp20 juta dan Rp15 juta.
Kategori wirausaha mikro perempuan:
1. Lusi Widiarni asal Ponorogo, Jawa Timur, dengan usaha Kuliner Khas Cincau.
2. Rita asal Pontianak, Kalimantan Barat, dengan usaha nugget olahan ikan.
1. Lusi Widiarni asal Ponorogo, Jawa Timur, dengan usaha Kuliner Khas Cincau.
2. Rita asal Pontianak, Kalimantan Barat, dengan usaha nugget olahan ikan.
Kategori wirausaha mikro sosial:
1. Bawono asal Sleman, Yogyakarta, dengan usaha budidaya aneka jenis ikan dengan nama usaha Mina Grass. Bersama 17 orang mitra dan 7 tenaga kerja, usahanya kini beromset Rp10 juta per bulan dengan margin laba 70%.
2. Marfu'ah asal Wonosobo yang bersama kumpulan perempuan dari desanya mengolah singkong menjadi tepung mocaf dan produk makanan jadi berbahan tepung mocaf.
1. Bawono asal Sleman, Yogyakarta, dengan usaha budidaya aneka jenis ikan dengan nama usaha Mina Grass. Bersama 17 orang mitra dan 7 tenaga kerja, usahanya kini beromset Rp10 juta per bulan dengan margin laba 70%.
2. Marfu'ah asal Wonosobo yang bersama kumpulan perempuan dari desanya mengolah singkong menjadi tepung mocaf dan produk makanan jadi berbahan tepung mocaf.
Kategori wirausaha mikro berwawasan lingkungan:
1. Eko Yulianto asal Wonosobo, Jawa Tengah. Eko keluar sebagai pemenang atas inovasinya mengolak produk limbahan salak menjadi aneka makanan, kopi salak dan aksesoris.
2. Korinus K. Yenusi asal Jayapura, Papua. Dia adalah pengusaha daur ulang limbah plastik menjadi aneka tas.
1. Eko Yulianto asal Wonosobo, Jawa Tengah. Eko keluar sebagai pemenang atas inovasinya mengolak produk limbahan salak menjadi aneka makanan, kopi salak dan aksesoris.
2. Korinus K. Yenusi asal Jayapura, Papua. Dia adalah pengusaha daur ulang limbah plastik menjadi aneka tas.
Kategori wirausaha mikro pelestarian budaya:
1. Syairuri asal Malang, Jawa Timur. Seorang mantan tukang becak yang kini menjadi pengusaha batik Malang.
2. Linda Media, wanita asal Solok, Sumatera Barat yang menjadi pengusaha rendang dengan omset Rp162 juta per tahun.
1. Syairuri asal Malang, Jawa Timur. Seorang mantan tukang becak yang kini menjadi pengusaha batik Malang.
2. Linda Media, wanita asal Solok, Sumatera Barat yang menjadi pengusaha rendang dengan omset Rp162 juta per tahun.
Selain keempat kategori itu, CMA 2014 juga diberikan kepada pemenang wirusaha terbaik kepada Zaenal asal Semarang, Jawa Tengah. Zaenal mengangkat usaha budidaya sayur organik di bawah bendera Bangkit Merbabu Organik dengan omset Rp125 juta.
Kategori lembaga keuangan mikro dengan program pendampingan terbaik diganjar kepada PD. BPR Bank Bapas 69 yang merupakan pembina usaha mikro yang dijalankan Zaenal di Jawa Tengah
Terakhir, penghargaan sebagai alumni CMA dengan pengembangan usaha terbaik diberikan kepada Suheri, pengusaha abon ikan lele asal Langkat, Sumatera Utara.