Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bisnis Makanan dalam Kemasan, Laba Lezat Kuliner Tradisional

4. Gudeg Bu Lies

Gudeg merupakan makanan khas dari daerah Yogyakarta yang pamornya cukup terkenal di Nusantara. Dulu gudeg ini hanya dijual di warung atau rumah makan tetapi kini beberapa pelaku usaha mulai memikirkan untuk membuat gudeg matang di dalam kemasan.

Elies Dyah Dharmawati pemilik usaha Gudeg Bu Lies salah satu yang juga terjun dalam usaha pengalengan gudeg. Sejak dimulai pada 1993, usahanya berkembang secara bertahap. Dia merintisnya dengan berjualan gudeg dalam kendil, kemudian dia membuka tiga warung makan di daerah Keraton Yogyakarta yang masih bertahan hingga kini.

Mulai tiga tahun lalu, dia mengembangkan usaha dengan memproduksi gudeg dalam kaleng ukuran 300 gram.

“Gudeg kering khas daerah Wijilan biasanya hanya tahan 24 jam. Kami buat inovasi dalam kaleng ini supaya bisa tahan lama,” tutur Lies seraya menyebut gudeg kaleng Bu Lies bisa awet hingga satu tahun. Ada empat varian gudeg yang dia sediakan, yakni gudeg tahu telut krecek, gudeg ayam krecek, krecek pedas, dan gudeg daging super pedas.

“Kami punya target bisa menjual 1.000 kaleng per hari kalau perizinan BPOM sudah kelar. Kami belum bisa ekspor meski semua perizinan lainnya sudah beres. Izin BPOM ini sudah diurus sejak 2013 tetapi sampai sekarang masih belum rampung,” jelas perempuan 61 tahun itu.

Selain dijual lewat pusat oleh-oleh, Elies juga memasarkan menjual produknya secara ritel lewat online. Selain itu ada juga satu agen distributor Gudeg Bu Lies dengan rata-rata pesanan 400-500 kaleng. Jumlah produksi Gudeg Bu Lies saat ini berkisar 200-500 kaleng per hari. Pada hari kerja, penjualannya berkisar 100-200 kaleng. Namun, pada tanggal merah atau hari libur, penjualannya mencapai 500 kaleng per hari.

Dengan membanderol harga jual mulai dari Rp30.000–Rp35.000, Elies dapat mengantongi omzet Rp200 juta–Rp500 juta sebulan dan margin laba 10%-20%. Persentasenya memang lebih kecil dibandingkan penjualan langsung, tetapi lebih menguntungkan karena kuantitasnya tinggi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ropesta Sitorus
Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : Bisnis Indonesia, Minggu (6/3/2016)
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper