Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bagaimana Mereka Mencapai Status Miliarder sebelum Usia 40 Tahun

Namun di era internet, jumlah miliarder berusia 20-an dan 30-an telah meroket, dan mereka semua memiliki tiga kata kunci yang sama - teknologi, teknologi, dan teknologi
Evan Spiegel
Evan Spiegel

Bisnis.com, JAKARTA -- Tidak ada formula sempurna untuk menjadi miliarder, tetapi pola pikir yang benar dapat menempatkan Anda di jalan menuju kekayaan yang menyilaukan.

Berpikir kreatif, naluri naluri, dan kerja keras seumur hidup adalah tema umum dalam perjalanan dari miskin menjadi kaya.

Namun di era internet, jumlah miliarder berusia 20-an dan 30-an telah meroket, dan mereka semua memiliki tiga kata kunci yang sama - teknologi, teknologi, dan teknologi.

Miliarder kelas berat seperti John Collinson, Evan Spiegel, dan Mark Zuckerberg memanfaatkan basis konsumen global untuk menjadika ide mereka menjadi bisnis miliaran dolar dalam sekejap mata.

Mereka telah menulis ulang pedoman bagi wirausahawan zaman modern, mengikuti tokoh-tokoh terkenal seperti Bill Gates, 64 tahun, dan Michael Dell, 55 tahun.

Dilansir melalui Ladders, pada 1995 Gates melaporkan kekayaannya mencapai US$12,5 miliar atau 20 tahun setelah mendirikan Microsoft. Sementara itu perkiraan kekayaan bersih Dell pada 2000 adalah US$19,1 miliar.

Dalam era modern, Facebook dengan cepat menjadi salah satu perusahaan paling berpengaruh dalam sejarah. Dengan lebih dari 2,5 miliar pengguna aktif, Facebook mengubah cara manusia tetap terhubung dan menciptakan kembali industri periklanan global.

Pada usia 36 tahun, pendiri dan CEO Mark Zuckerberg memiliki banyak tanggung jawab (dan kekayaan US$86 miliar).

Pada 2011, Forbes menyatakan teman sekamar Zuckerberg di Harvard dan salah satu pendiri Facebook, Dustin Moskovitz, sebagai miliarder termuda di dunia, lahir hanya delapan hari setelah Zuckerberg sendiri.

Pada saat itu, kekayaannya sebesar US$2,7 miliar dan sejak itu kekayaannya meningkat menjadi US$14,3 miliar.

Investasi dari Facebook telah mendorong pengusaha lain menjadi terkenal.

Pendiri Instagram Kevin Systrom menandatangani kesepakatan bernilai miliaran dolar dengan Facebook pada tahun 2012, dan di bawah kepemimpinannya platform berbagi foto tersebut berkembang hingga memiliki lebih dari 500 juta pengguna aktif.

Saat ini, Systrom yang berusia 36 tahun memiliki kekayaan US$1,8 miliar.

Beberapa tahun setelah membeli Instagram, Facebook mengakuisisi layanan perpesanan global WhatsApp seharga US$19,3 miliar, memberi salah satu pendiri WhatsApp Jan Koum, 38 tahun pada saat itu, perkiraan kekayaan sebesar US$7,5 miliar.

Facebook mungkin mendominasi pasar media sosial, tetapi banyak inovator lain mengejar ide-ide unik untuk membuat merek mereka terkenal.

Evan Spiegel, pendiri aplikasi Snapchat, menjadi miliarder termuda di dunia pada tahun 2015 pada usia 24 tahun, ketika Snapchat bernilai US$10 miliar.

Spiegel dan salah satu co-founder, Bobby Murphy, sekarang memiliki kekayaan US$4,5 miliar dan US$4,7 miliar.

Sementara itu, Jack Dorsey yang berusia 44 tahun telah membangun kekayaan sebesar US$6,9 miliar dalam 14 tahun sejak mendirikan situs micro-blogging Twitter.

Sementara para pakar mogul media sosial membangun industri dari awal, para pakar teknologi lainnya menciptakan platform digital untuk memodernisasi cara-cara berbisnis yang sudah lebih familiar.

Airbnb tidak melewati proses bisnis yang mudah setidaknya hingga 2008, tetapi platform penyewaan liburan online ini telah menghubungkan lebih dari 500 juta tamu dengan penyewa di 100.000 kota di dunia.

Pendirinya, Nathan Blecharczyk yang berusia 37 tahun dan Brian Chesky serta Joe Gebbia yang berusia 38 tahun, masing-masing memiliki kekayaan senilai US$3,1 miliar.

Dari sektor transportasi, Uber menjadi aplikasi pemesanan kendaraan yang populer telah berkembang ke lebih dari 900 kota di seluruh dunia sejak dimulai pada tahun 2011.

Pendirinya, Garrett Camp, 41 tahun, memiliki empat persen saham perusahaan dan kekayaan bernilai US$2,9 miliar, adapun co-founder, Travis Kalanick, 43 tahun, menjual empat persen sahamnya seharga US$2,5 miliar tahun lalu.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nirmala Aninda
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper