Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan raksasa teknologi Facebook sejak lama tengah mengembangkan divisi augmented reality (AR) dan virtual reality (VR). Akan tetapi, kini perusahaan itu melakukan akselerasi penuh dengan melibatkan banyak pekerjanya.
Menurut laporan The Information, dikutip Senin (15/3) hampir 10.000 karyawan Facebook atau sekitar seperlima dari total tenaga kerjanya yang ada saat ini, dilaporkan bekerja di laboratorium divisi pengembangan AR/VR.
Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan platform sosial media itu bertaruh sangat besar pada teknologi imersif. Facebook telah merencanakan strategi agresif membangun perangkat keras konsumennya sendiri untuk mengurangi ketergantungan pada Apple dan Google.
Pada 2017 lalu, divisi Facebook Oculus VR menyumbang lebih dari 1.000 karyawan pada saat jumlah total pekerja di perusahaan masih sebanyak 18.770 orang. Adapun per akhir 2020, jumlah karyawannya meningkat hingga 58.604 orang.
Dilaporkan bahwa Headset Virtual Reality milik Facebook menyumbang sekitar 53 persen dari pengiriman Headset Extended Reality (XR) pada tahun lalu, turun sekitar 9 persen dari tahun sebelumnya tapi masih diatas ekspektasi karena adanya pandemi.
Spesifikasi perangkat yang diperbaiki seperti peningkatan memori, masa pakai baterai yang lebih lama, resolusi dan kecepatan refresh yang lebih tinggi, serta harga yang terjangkau adalah pendorong utama bagi pertumbuhan penjualan Oculus.
Pekan lalu, CEO Facebook Mark Zuckerberg mengatakan bahwa perusahaan bertujuan memperkenalkan avatar digital yang lebih realistis untuk pengguna headset VR dengan pelacakan mata dan wajah, untuk menciptakan pengalaman sosial yang lebih baik.
Dalam interaksi podcast dengan The Information, dia mengatakan bahwa headset Oculus VR Facebook di masa depan akan memberikan pengalaman yang lebih nyata kepada pengguna. Menurutnya, perubahan perangkat keras adalah area utama dalam pengembangan VR ini.