Bisnis.com, JAKARTA - Inovasi dan menjadi bagian penting dalam membangun bisnis. Setiap produk yang dihasilkan pelaku UMKM harus memiliki ciri khas yang selalu bisa diingat.
Ari Sulandari, 43 tahun, memulai bisnis fillet lele sejak 2019. Menurutnya, lauk lele menjadi makanan kesukaan di Jakarta, sebab warung pecel lele yang berjajar di pinggir jalan tidak pernah sepi.
Lantas, Ari berkeinginan menciptakan produk berbahan dasar ikan lele yakni fillet lele. Modal awalnya saat merintis bisnis fillet lele hanya Rp500 ribu. Saat memulai bisnis, dia mengemas produk di dalam plastik kaca putih dan memasarkan kepada tetangga.
Melihat bisnis yang berpotensi berkembang, Ari juga mendapatkan pelatihan dari BRI tentang cara mengemas, menentukan label produk, branding dan strategi marketing. Usai mendapatkan pelatihan, dia langsung mengaplikasikan di produk fillet lelenya.
"Saat pelatihan BRI berlangsung, ada perwakilan BRI yang menanyakan kesulitan yang saya hadapi dan saya sampaikan bahwa membutuhkan alat untuk membuat ikan filet lele lebih krispi," ungkapnya kepada Bisnis, Kamis (24/3/2022)
Ari menuturkan, pada saat yang bersamaan, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BRI) memberikan bantuan seperti vacuum makanan dan alat-alat masak agar ikan fillet yang digoreng tidak mengandung banyak minyak dan lebih krispi. Kini produk yang dijualnya semakin diminati dan bisa lebih awet, meskipun tanpa pengawet.
Baca Juga
Adapun, harga fillet lele yakni Rp15.000 per kemasan. Setiap bulan, Ari bisa menjadi hingga 200 kemasan, maka total omzet yang dikantongi bisa mencapai Rp3 juta.
Menjelang Ramadan, Ari optimistis bahwa penjualan fillet lele bisa naik 2 kali lipat. Sebab, pada saat sahur, orang yang berpuasa akan menyediakan makanan yang cepat saji yang bergizi.