Bisnis.com, JAKARTA -- Masyarakat Indonesia memang dikenal senang untuk saling berbagi pada sesama, bukan hanya di momen-momen spesial saja.
Apalagi sejak masa pandemi, rasa untuk saling berbagi makin besar dan berkembang sebagai salah satu bentuk perhatian atau silaturahmi kepada karib kerabat akibat adanya pembatasan sosial.
Namun seringkali seseorang merasa bingung ketika ingin memberikan hampers atau hadiah untuk keluarga atau orang terkasih dan sahabat. Menjawab kebutuhan tersebut, Jeffrey Hutagalung menghadirkan Tandamata Indonesia, e-commerce yang khusus menangani pembelian produk sebagai hadiah atau biasa disebut sebagai pasar kado online.
“Saat ini orang mau memberi kado bukan cuma untuk hari spesial saja, tapi kadang memang ingin memberi saja sebagai bentuk rasa perhatian apalagi orang Indonesia senang memberi, dan ini menjadi prospek tersendiri bagi kami,” jelasnya.
Sebelum resmi diluncurkan, mulanya tandamata Indonesia diawali dari sebuah bazar offline Pasar Kado hingga akhirnya resmi diluncurkan pada 20 Maret 2017. Saat awal memulai Jeffery menggandeng para rekan dan sahabatnya yang memiliki usaha untuk kemudian bergabung menjadi mitra di tandamata Indonesia.
“Pada awalnya saya mengadakan Bazar Pasar Kado dan mengajak teman-teman umkm yang saya kenal sekaligus memperkenalkan tandamata Indonesia akhirnya di tahun pertama kami berhasil mengajak 100 umkm untuk bergabung,” ujarnya.
Baca Juga
Terdapat sejumlah kategori yang ditawarkan di commerce tandamata mulai dari produk fesyen, makanan dan minuman, pakaian muslim, produk aksesoris, mainan anak, bunga dan tanaman, hampers, produk interior dan lain sebagainya.
“Produk-produk yang ada di sini, sudah terkurasi semua sehingga dijamin memiliki kualitas, rasa, dan bahan yang terbaik sehingga pembeli ngga akan mendapatkan produk yang tidak berkualitas,” ujarnya.
Pria yang akrab disapa Japra ini mengatakan bahwa setiap proses jual beli dilakukan melalui website dan aplikasi tandamata Indonesia. Nantinya calon pembeli akan memilih berbagai produk yang disediakan untuk kemudian dikirimkan sebagai hadiah kepada orang-orang terkasih.
Produk yang dipilih tersebut nantinya akan dikemas secara rapi dan diberi kartu ucapan manis dari tim tandamata sehingga menjadi lebih berkesan bagi si penerima. Adapun bagi si pemilik usaha, produk yang dikemas rapi tersebut akan membuat menambah nilai lebih bagi produk yang mereka jual.
“Kami memiliki tagline Bahagianya Memberi sebagai semangat yang kami bawa untuk memberikan pengalaman menarik bagi para konsumen,” ujarnya.
Hal yang menarik juga dari tandamata Indonesia yaitu adanya personal shopper yang akan memberikan rekomendasi produk sesuai dengan kebutuhan sekaligus membantu pembeli untuk memilih produk yang sesuai dengan keinginannya.
Misalnya ketika ada pembeli yang ingin memberikan kado untuk hadiah pernikahan sahabatnya, maka tim tandamata akan menanyakan secara detail kebutuhannya, lalu memberikan beberapa produk rekomendasi yang bisa dipilih.
“Adanya personal shopper ini membantu dan memudahkan pembeli sampai terjadinya transaksi akhir,” ujarnya.
Saat ini pihaknya tengah mengembangkan produk yang sifatnya lebih personal. Misalnya ketika ada yang ingin memberikan tumbler kepada sahabatnya lalu disertakan foto atau inisial nama sehingga lebih terkesan personal.
Selain itu, ke depan juga akan segera dikembangkan kategori produk ‘custom gift’ yang diperuntukan bagi kebutuhan perusahaan. Misalnya berupa hampers, press kit, dan merchandise yang bisa diberikan label perusahaan.
“Barang-barang custom gift tersebut dibuat oleh vendor-vendor UMKM yang sudah ada di tandamata Indonesia,” jelasnya.
Hingga saat ini terdapat 350 umkm aktif yang tergabung di tandamata Indonesia dengan produk yang paling laris adalah di sektor kuliner atau makanan dan minuman. Beberapa diantaranya adalah Foodieberry, Kenros Rasa, Javanegra dan Custom gift tandamata store.
Adapun jumlah produk yang ada di dalamnya saat ini mencapai ribuan produk dimana 99% diantaranya merupakan produk buatan lokal. Tidak ada biaya keanggotan yang ditanggung oleh pelaku UMKM hanya saja para mitra dikenakan biaya consignment sebesar 10% untuk setiap produk yang terjual.
“Selama masa pandemi ini penjualan di tandamata Indonesia mengalami kenaikan transaksi hingga 450% dari tahun sebelumnya karena kebiasaan masyarakat yang ingin menjangkau kerabat dan keluarga melalui pengiriman kado atau makanan,” jelasnya.
Salah satu pelaku UMKM yang bergabung menjadi mitra di tandamata Indonesia adalah Kenros Rasa milik Rini Indriaswari yang mengalami kenaikan transaksi lebih dari 3 kali lipat. Bisnis ini sendiri bermula dari keinginannya yang hobi memasak untuk mengirimkan hampers berisi makanan khas Jawa kepada teman-teman terdekatnya di masa pandemi.
Rupanya masakan Rini cocok dilidah para temannya tersebut sehingga mereka pun memesan kembali dalam jumlah banyak untuk kemudian dikirimkan kepada rekannya masing-masing. Namun, seiring dengan makin banyaknya pesanan, Rini merasa kerepotan dalam menerima orderan dan mengatur sistem pengiriman hingga akhirnya dia pun mendaftar menjadi mitra di tandamata Indonesia pada 2020.
“Dengan bergabung bersama Tandamata, saya jadi tidak perlu repot mengurus promosi, terima order, dan mengatur sistem pengiriman ke pembeli sehingga saya hanya fokus memasak dan menyajikannya saja,” ujar Rini.