Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tips Strategi Bisnis FnB ala CEO Teguk, Sukses Buka Gerai di AS

Teguk membuka gerai di New York, Amerika Serikat yang berlokasi di pusat South of Houston Street (SoHo).
Konferensi Pers GoFood Dukung UMKM Lokal Go International: Teguk Goes to New York pada 29 September 2022./Bisnis
Konferensi Pers GoFood Dukung UMKM Lokal Go International: Teguk Goes to New York pada 29 September 2022./Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA - Merek lokal minuman dan makanan kekinian, Teguk, berhasil melakukan ekspansi bisnisnya ke kancah internasional pada 17 September 2022.

Teguk membuka gerai di New York, Amerika Serikat (AS) yang berlokasi di pusat South of Houston Street (SoHo) — tempat perbelanjaan dan restoran.

Pada Teguk AS terdapat 19 menu yang tersedia dengan rata-rata harga mulai dari US$ 5 atau Rp76 ribu (kurs Rp15,202). 80 persen di antara menunya merupakan sajian eksklusif yang hanya ada di AS. Beberapa di antaranya menjadi menu andalan bagi konsumen AS, seperti Black Sugar Boba dan Coconut Milk Tea.

"Responnya sangat bagus, ini menandakan lidah orang barat cocok sama selera kita," jawab Chief Executive Officer (CEO) Teguk Indonesia Maulana Hakim saat ditanyai mengenai tanggapan warga lokal AS terhadap pembukaan gerai Teguk.

Melihat antusias yang tinggi, dia pun sedang mempertimbangkan untuk mengekspansi bisnis lebih luas lagi ke berbagai negara.

"Kemarin habis buka di New York, langsung banyak yang nawarin buka di Jerman, Filipina, Belanda," ceritanya.

Maulana pun mengungkapkan ramuan yang membuat bisnis food and beverage-nya (FnB) sukses melangkah ke ranah pasar global dengan modal sendiri tanpa hutang. Dia membeberkannya dalam Konferensi Pers - GoFood Dukung UMKM Lokal Go International: Teguk Goes to New York pada 29 September 2022.

Simak strategi bisnis FnB yang menyukseskan ala CEO Teguk Maulana Hakim.

Empat Tips Sukses Bisnis FnB ala CEO Teguk

1. Membuat Variasi Produk

Teguk berpegang teguh dengan prioritas utamanya yang menjadi kekuatan uniknya, yaitu menciptakan variasi produk makanan dan minuman yang halal.

"Konsumen melihat bahwa teguk itu halal dan halal menjadi prioritas utama kita," ungkap Maulana.

Adapun, produk makanan dan minuman yang dihadirkan dapat dinikmati semua kalangan dengan harga yang terjangkau dan kekinian.

"Apa yang kita kerjakan, kita bagi beberapa produk jadi opportunity saat itu ialah bagaimana caranya menciptakan produk yang valuenya lebih daripada yang dibayangkan," jelasnya.

Jadi, produsen perlu cerdas melihat peluang yang mana bisa menghadirkan produk dengan nilai tinggi dan harganya yang cocok untuk middle class atau middle-low.

2. Menghadirkan Produk dengan Bahan Premium, Harga Terjangkau

Teguk mengaku melihat peluang bisnis FnB pada 2018 ketika merek makanan dan minuman dari luar negeri berbondong-bondong memasuki Indonesia. Di saat merek-merek tersebut menghadirkan produk yang harganya relatif tinggi, Teguk mencoba mengisi kekosongan di middle class. Teguk mencoba menciptakan produk dengan harga yang relatif murah tapi menggunakan bahan premium sehingga konsumen tetap merasakan kenikmatannya.

“Pada dasarnya kita ingin dapat costumer lebih banyak dengan harga yang affordable starting dari harga Rp5 ribu sampai dengan Rp19 ribu. Sekarang kita sudah mulai masuk ke Rp20 ribuan dengan value yg lebih besar,” ungkap Maulana.

CEO Teguk pun tidak tanggung-tanggung untuk berkolaborasi dengan produsen bahan premium untuk menciptakan sajian premium tetapi ramah di kantong.

“Yang paling penting teguk akan tetap sama dengan premium ingredients dengan harga yang terjangkau karena di situ trust produk itu diakui oleh konsumen," sambungnya.

Kolaborasi dan Transformasi Digital

3. Melakukan Kolaborasi

Keberhasilan Teguk tidak lepas dari proses kolaborasi yang dilakukannya. GoFood merupakan salah satu layanan pesan antar makanan dan minuman di aplikasi Gojek yang membantu Teguk sebagai unit kegiatan masyarakat (UKM) untuk menambah pangsa pasarnya dengan online selling.

"Jadi ga serta merta kita kerjakan singkat tapi yang paling penting adalah ada kolaborasi," ungkap CEO Teguk.

Teguk sebagai salah satu mitra GoFood sangat terbantu dengan sistem kerja pengiklanan yang mendekatkan konsumen kepada produsen.

Karena kini kebiasaan konsumen telah berubah menjadi melakukan pemesanan makanan atau minuman dan pesanan yang menghampirinya.

"Pada saat itu kita lihat bahwa harus ada sesuatu yang trigger bahwa bisnis itu harus tumbuh dan harus sehat," tambahnya.

4. Transformasi Digital

Maulana menyatakan bahwa Teguk menerapkan conventional selling dengan metode Word of Mouth (WoM) untuk mendatangkan para konsumen. Hal yang terpenting dalam menjalankan sistem WoM adalah unique selling point-nya (USP) serta rasa yang menjanjikan.

"Pada saat itu dengan selama kurang lebih 6 bulan kita berkecimpung tanpa adanya online food," katanya.

Namun, melihat peluang bisnis secara digital yang positif membuat Teguk akhirnya terjun ke online food delivery (OFD).

"Tapi balik lagi kita liat opportunity diluar itu bisnis harus tumbuh," tambahnya.

Pada 2019, Teguk memutuskan untuk merambah ke dunia digital untuk memperluas pasar dan menyasar konsumen yang tepat.

"2019 kita lihat, kita mencoba melakukan online ternyata pada 2019-2022 pergerakan onlinenya berubah (membuat pendapatan bertambah)," pungkas Maulana.

Diketahui, Teguk Indonesia didirikan pada 2018 dan kini telah membuka lebih dari 180 gerai dengan 800 pegawai yang tersebar di Jabodetabek, Bandung, Cirebon, Garut, Karawang, Sukabumi, Sumedang, hingga Tasikmalaya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Halaman
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper