Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Begini Cara Dongkrak Penjualan Lewat Sesi Live Selling

Program live selling bisa mendongkrak penjualan online, berikut penjelasannya
Live selling unuk meningkatkan transaksi penjualan/bloomberg
Live selling unuk meningkatkan transaksi penjualan/bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Live selling menjadi salah satu trik yang dilakukan oleh pebisnis online meningkatkan penjualan produk dan jasanya.

Live selling juga merupakan teknik penjualan secara langsung di platform e-commerce atau social commerce.

Tren live selling atau live shopping ini tidak lepas dari pertumbuhan industri digital di Indonesia. Berdasarkan laporan tahunan yang dirilis oleh Meta dan Bain & Company, jumlah konsumen digital Indonesia mencapai 168 juta meningkat 14 juta dari 154 juta konsumen di tahun lalu.

Sejalan dengan peningkatan tersebut, prospek belanja digital secara keseluruhan juga bertumbuh positif dengan nilai volume barang dagangan kotor (gross merchandise value/GMV) e-commerce Indonesia pada 2022 mencapai US$56 miliar atau lebih dari Rp840 triliun.

Untuk merebut pasar digital tersebut, para pelaku usaha mulai mengembangkan strategi penjualan melalui live selling. Berdasarkan hasil analisis yang dirilis Ninja Xpress mengenai tren live selling ditemukan bahwa satu dari tiga shipper telah melakukan live selling.

Analisis bertajuk Suara UKM Negeri Vol. 2 membagikan data kuantitatif live selling yang dikumpulkan pada November 2022 dari lebih 300 responden shipper di seluruh Indonesia serta data kualitatif dari pembeli yang menonton live selling pada November 2022.

Andi Djoewarsa, CMO Ninja Xpress mengatakan program live selling ini terinspirasi dari program TV home shopping dimana pembawa acara dengan pembawaan yang menyenangkan sedang mendemonstrasikan kemampuan produk yang dijualnya.

Untuk mendorong penonton melakukan pembelian maka dibuat promo terbatas seperti promosi 50% untuk 50 pembeli pertama. Selain itu juga dibuat gimmick lainnya seperti memberikan bonus tertentu untuk setiap pembelian yang dilakukan saat sesi berlangsung sehingga menarik penonton untuk ‘hubungi sekarang’ saat itu juga.

Program tersebut kemudian diadopsi untuk penjualan secara digital melalui live selling di platform ecommerce atau social commerce. Adapun produk yang paling banyak dijual pada sesi live selling adalah produk dengan penanangan yang mudah seperti kategori produk fashion, kecantikan dan perawatan tubuh, makanan dan minuman, serta perlengkapan rumah.

Head of Trade Marketing Ninja Xpress Subarkah Dwipayana menjelaskan terdapat tiga alasan utama yang membuat shipper melakukan live selling pertama karena bisa mendatangkan pelanggan baru, kedua menjadi cara yang baik untuk menjalin hubungan yang lebih erat dengan pelanggan. Ketiga karena live selling dinilai dapat menciptakan buzz serta kesadaran lebih banyak untuk bisnis online serta meningkatkan minat beli.

Data tersebut juga menemukan adanya tiga platform yang paling banyak digunakan pelaku usaha untuk melakukan live selling yaitu TikTok (27,5%) dan Shopee (26,5%) menjadi platform yang paling populer dengan Lazada (20,1%).

Bahkan salah satu program live selling di TikTok yaitu program TikTok Shopping Hoki Sale yang dilaksanakan pada Januari 2022, mencatatkan peningkatan nilai transaksi (GMV) hingga 411% dan peningkatan pesanan di TikTok Shop hingga 564,1% dibandingkan periode sebelumnya.

Sesi live selling ini menjadi taktik pemasaran yang dapat dilakukan oleh pelaku usaha untuk mempercepat journey pembeli dari melihat hingga akhirnya memutuskan untuk membeli barang.

Pengalaman seller lewat live selling

Salah satu pelaku usaha yang sukses mendongkrak penjualan melalui sesi live selling adalah Fernando, pemilik Bhinneka Nusantara yang menjual berbagai produk tissue. Diakui olehnya sejak aktif melakukan sesi live selling mulai 2022, terjadi peningkatan omzet sekitar 20% hingga 40%. Bahkan dalam satu kali sesi live selling dia bisa menjual sekitar Rp1 juta hingga Rp10 juta.

Ada beberapa strategi yang dilakukan untuk mendorong konsumen membeli di saat live selling. Pertama memberikan gimmick yang menarik seperti adanya giveaway, atau bonus-bonus lainnya, termasuk diskon untuk pembelian dengan jumlah tertentu.

“Adanya promo dan gimmick seperti ini membuat pemirsa yang tadinya hanya melihat-lihat saja jadi tergiur untuk membeli,” ucap pria yang memulai bisnisnya sejak 2011 ini.

Meskipun live selling menjadi strategi yang banyak dipilih tetapi ada sejumlah tantangan yang dihadapi pelaku usaha saat berjualan secara live. Pertama bagaimana menjaga pembeli tetap terhibur dan tetap terlibat selama sesi live selling.

“Untuk itu, dibutuhkan, host, konten, hingga promo yang sesuai untuk tetap menarik perhatian pembeli,” ujar Subarkah Dwipayana.

Selain itu, saat melakukan live selling dibutuhkan persiapan, banyak usaha dan tenaga serta membutuhkan proses yang cukup. Apalagi agar proses live selling efektif dibutuhkan setidaknya 2 jam per sesi atau 6 jam per minggu.

Waktu yang dihabiskan ini belum termasuk persiapan sehingga menarik bagi penonton termasuk mengatur penjualan dan pasca penjualan sama seperti transaksi pada e-commerce lainnya. 

"Namun hal ini harus tetap dilakukan untuk terus menjaga popularitas di mata penonton. Sebab, live selling yang bersinergi dengan pasar e-commerce akan terus berkembang dan menjadi tren gambaran ritel di masa depan," ucapnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dewi Andriani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper