Bisnis.com, JAKARTA - Ketika berbisnis, memiliki cadangan uang tunai sangatlah penting jika sewaktu-waktu dihadapkan dalam kejadian yang tak terduga.
Bahkan, cadangan uang tunai juga dapat membantu bisnis mengatasi krisis finansial yang tiba-tiba terjadi, misalnya penurunan penjualan, masalah produksi, atau kenaikan biaya produksi. Dalam situasi seperti ini, bisnis memerlukan sumber dana yang dapat digunakan secara cepat dan efektif.
Dengan uang kas yang ada, sebuah bisnis akan tetap berjalan, utamanya ketika ada peluang tak terduga seperti ekspansi besar atau peluang investasi.
Sementara itu, tanpa uang tunai yang cukup, kemungkinan besar bisnis Anda tidak akan mampu bertahan dari krisis keuangan atau terpaksa menjual aset untuk mengkompensasi kerugiannya.
Berapa banyak uang tunai yang dibutuhkan?
Uang tunai mengacu pada uang yang dapat diakses, dana di rekening bank, atau aset likuid yang dapat diakses dalam waktu kurang dari 90 hari. Umumnya, bisnis memiliki setidaknya tiga hingga enam bulan uang tunai untuk menutupi biaya operasional.
Tentunya, dalam menentukan berapa banyak uang yang perlu disimpan oleh bisnis ini bergantung pada tahap apakah perusahaan itu masih pemula atau perusahaan yang sudah mapan yang diiringi dengan misi kedepan, misalnya soal rencana ekspansi, industri dan berbagai faktor lainnya.
Baca Juga
Mengapa Anda perlu memantau arus kas?
Memantau arus kas Anda sangat penting untuk memastikan Anda memiliki cukup uang tunai untuk melindungi bisnis Anda.
Dengan memantau arus kas Anda, bisnis dapat memastikan memiliki cukup uang untuk tetap bertahan dan terus membayar gaji karyawan, sewa, tagihan, dan biaya operasional lainnya.
Melansir dari U.S Chamber of Commerce, berikut beberapa tips untuk memastikan bisnis kita memiliki uang tunai yang cukup.
1. Sisihkan uang di rekening tabungan terpisah
Dengan menyisihkan dana di rekening tabungan, bisnis dapat terhindar dari godaan untuk membelanjakan uang tersebut. Sebaliknya, uang yang disisihkan dapat menghasilkan bunga dari waktu ke waktu dan dipandang hanya sebagai dana darurat, daripada dianggap sebagai uang tunai yang tersedia untuk dibelanjakan segera.
2. Sediakan sumber pendanaan tambahan sebelum membutuhkan
Waktu terbaik bagi bisnis untuk meminta pinjaman atau kredit adalah sebelum membutuhkan uang. Dengan mengamankan dana tambahan di awal, bisnis dapat mempersiapkan dan menganggarkan dengan lebih baik untuk keadaan darurat, daripada terburu-buru dan berjuang untuk mencari dana.
3. Pertimbangkan pembiayaan alternatif
Pertimbangkan pembiayaan alternatif seperti pinjaman modal kerja, investasi modal ventura, atau penerbitan saham untuk meningkatkan arus kas dan memperoleh modal tambahan. Namun, pastikan kita memahami risiko dan konsekuensi dari setiap jenis pembiayaan yang dipilih.
4. Jangan terlalu banyak menumpuk persediaan
Jangan menumpuk persediaan yang terlalu banyak. Ini akan mengikis uang tunai bisnis dan menambah biaya penyimpanan. Lakukan analisis risiko dan permintaan untuk menentukan tingkat persediaan yang optimal.