Bisnis.com, JAKARTA - Sukanto Tanoto, miliarder asal Indonesia, dikenal sebagai pengusaha yang aktif dalam berbagai bidang, termasuk di bidang properti.
Terlepas dari kabar soal adanya konglomerat asal Indonesia yang membeli tiga hunian mewah di Singapura dengan total nilai mencapai 206,7 juta dolar Singapura atau Rp2,3 triliun
Nyatanya, Sukanto Tanoto telah lebih dulu menjadi pemain yang terlibat dalam sejumlah transaksi pembelian properti mewah di berbagai negara, di mana dirinya sempat membeli mal Tanglin Shopping Centre di Singapura seharga US$645 juta atau setara Rp9,5 triliun pada Februari 2022.
Mengenal Sukanto Tanoto
Sukanto Tanoto merupakan pengusaha Medan pemilik grup usaha Royal Golden Eagle (RGE) yang dulu dikenal sebagai Raja Garuda Mas (RGM) pada 1973.
Sebagai sosok pengusaha sukses, kekayaannya telah mencapai US$3 miliar atau setara dengan Rp44,6 triliun. Sosoknya pun menjadi orang terkaya ke-18 di Indonesia per 2022.
Sukanto Tanoto dilahirkan di Medan pada tahun 1949 dan memulai karir sebagai seorang pengusaha ketika dia harus mengambil alih bisnis suku cadang dan perdagangan keluarganya setelah ayahnya mengalami stroke.
Baca Juga
“Bisnis ini bermula dari Medan dengan nama Toko Motor, sampai akhirnya terjadi suatu kondisi yang tidak kondusif dalam bisnis keluarga,” ujarnya dalam episode Sukanto Tanoto Shares 50-Years of Entrepreneurial Journey dikutip dari Inside RGE, Rabu (26/4/2023).
Sebagai anak tertua yang saat itu berusia 17 tahun dengan enam adik laki-laki yang harus diurus, Sukanto Tanoto tahu dia memiliki tanggung jawab besar yang harus dipikul.
Dia mengungkapkan, dirinya mengakhiri pendidikan formal lantaran terjadi pemberontakan hingga membuat sekolahnya tutup pada 1966.
Awalnya, dia melihat peluang bisnis yang menjanjikan di bidang industri kayu. Sukanto pun memutuskan memulai bisnis plywood pada tahun 1970-an di Indonesia.
Menurutnya, saat itu Indonesia mengalami banyak proyek pembangunan dan ekspansi, sehingga terdapat kebutuhan yang meningkat untuk kayu lapis (plywood) di dalam negeri.
“Dengan kekayaan alam yang melimpah dan terdapat banyak sumber daya kayu yang belum dimanfaatkan secara optimal. Saya memanfaatkan sumber daya tersebut,” ujarnya.
Dengan tekun dan kecerdasan, Sukanto Tanoto secara bertahap mendiversifikasi bisnisnya dan memenangkan kontrak dalam pembangunan pipa gas untuk perusahaan minyak dan gas Indonesia, Pertamina.
Selama krisis minyak tahun 1972, Sukanto Tanoto berhasil memanfaatkan harga minyak yang melonjak dengan cepat untuk mengembangkan bisnisnya ketika perusahaan-perusahaan minyak memperluas operasinya di wilayah tersebut.
Pada pertengahan tahun 1970-an, ketika sedang melakukan perjalanan ke Malaysia, Sukanto Tanoto terinspirasi dengan berkembangnya industri kelapa sawit di sana dan berpikir Indonesia memiliki keuntungan alamiah yang dapat membuat negara tersebut lebih kompetitif.
Dari pemain lokal menjadi pemain global. Saat ini, grup bisnis RGE terus berkembang di bidang pulp dan kertas, minyak kelapa sawit, serat stapel viskosa, selulosa khusus, hingga pengembangan energi.
Bisnis yang dijalankan Royal Golden Eagle pun tidak terbatas di Indonesia. Mereka telah melebarkan sayapnya hingga ke Singapura, Malaysia, Filipina, Finlandia, China, Brasil, dan Kanada.
Deretan Properti Sukanto Tanoto
Dengan kekayaan yang sebesar itu, dirinya dikenal sebagai salah satu pengusaha yang memiliki ketertarikan dan kecenderungan untuk membeli dan mengembangkan proyek-proyek properti yang menguntungkan di berbagai negara.
1. Tanglin Shopping Centre
Melansir dari Business Times, Pacific Eagle Real Estate yang dikendalikan oleh Sukanto Tanoto membeli Tanglin Shopping Centre di Orchard Road, Singapura seharga 868 juta dolar singapura atau sekitar US$645 juta pada Februari 2022.
Tanglin Shopping Centre dibangun pada tahun 1970-an ini terletak di dekat dengan pusat medis ternama seperti Camden Medical Centre dan Gleneagles Hospital serta klub pribadi eksklusif seperti Tanglin Club dan American Club.
Properti ini memiliki luas tanah seluas 68.512 kaki persegi dan dapat dikembangkan menjadi pengembangan komersial dengan ketinggian maksimum 20 lantai.
2. Bekas Istana Raja Ludwig
Sebuah investigasi baru oleh jurnalis terkemuka di Eropa mengungkap Luksemburg, menjadi tujuan favorit bagi oligark, taipan, dan kerajaan yang ingin membeli sebagian dari real estate paling mahal di benua tersebut.
Dalam investigasi yang disebut OpenLux oleh Le Monde dan OCCRP terungkap puluhan properti senilai ratusan juta euro dibeli secara pribadi oleh salah satu investor Sukanto Tanoto,
Investigasi menemukan Tanoto membeli istana Raja Ludwig di Munchen senilai 350 juta euro atau setara Rp5,7 triliun di Munich dibeli pada 2019.
3. Bangunan Ikonik di Düsseldorf
Melansir dari OCCRP dalam proyek OpenLux, nama sang anak Anderson Tanoto yang menjadi Direktur RGE sekaligus generasi kedua dari bisnis keluarga ini dinilai memiliki gedung-gedung mewah di Jerman rancangan arsitek kondang Frank O. Gehry
“Pada waktu yang hampir bersamaan, putra Tanoto juga membeli sebuah bangunan ikonik di Düsseldorf dengan harga kurang dari 50 juta euro atau setara dengan Rp816,8 miliar menggunakan struktur perusahaan rahasia Luksemburg yang serupa,” tulisnya.
4. Thamrin Plaza Medan
Melansir dari situs perusahaan, pada 1987, pembangunan Thamrin Plaza di Medan menjadi proyek properti komersial pertama Sukanto Tanoto. Pusat perbelanjaan ini dibuka pada 1989 dan masih beroperasi hingga saat ini.
Thamrin Plaza kemudian diikuti oleh pembangunan Uni Plaza, kompleks kantor delapan lantai dengan atrium pusat yang diklaim memiliki lahan yang luas.