Bisnis.com, JAKARTA - Procter & Gamble (P&G) Indonesia terus membuka kesempatan bagi para pengusaha perempuan untuk terhubung dengan rantai pasokan yang lebih besar.
Dengan terbukanya kerja sama ini, para perempuan pengusaha dapat mengembangkan bisnis mereka dan mencapai kesuksesan yang lebih besar.
Salah satu cara untuk melawan bias dan memperluas akses mereka terhadap rantai pasokan yang lebih besar adalah dengan mendorong keragaman pemasok alias supplier diversity dengan secara aktif melibatkan bisnis milik perempuan untuk masuk ke dalam rantai pasokan mereka.
Director of Purchases P&G Indonesia Annisa Darojati menyampaikan memberikan peluang kepada bisnis UMKM tidak hanya menguntungkan pelaku usaha.
Namun, dengan adnaya keragaman pada rantai pasokan dapat memberikan P&G akses yang lebih besar kepada inovasi serta penawaran dan ide yang lebih beragam yang lebih mewakili konsumen.
“Pelanggan itu punya profil yang unik, Sehingga, ini menjadi strategi perusahaan untuk terus relevan dalam mengadaptasi ide-ide dan inovasi-inovasi terbaru,” ujarnya dalam Konferensi Pers ANJANI 2023, Senin (8/5/2023).
Baca Juga
Sementara itu Presiden Direktur P&G Indonesia Saranathan Ramaswamy menyatakan secara global program ini telah memberdayakan lebih dari 500 wirausaha perempuan di 15 negara.
“Di Indonesia mitra bisnis wanita kami paling banyak sektornya itu logistik dan event organizer,” jelasnya.
Melalui skema kerja sama dengan WEConnect International, P&G terus berupaya membuka peluang kolaborasi melalui program ANJANI, yang juga dikenal dengan Women Entrepreneurs Academy (WAE) di negara lain tempat P&G beroperasi.
Regional Director Southeast Asia and Oceania WEConnect International Mrinalini Venkatachalam mengatakan pihaknya membekali wirausaha perempuan Indonesia dengan modul dan topik bisnis yang relevan hingga memberikan kesempatan memperluas network.
“Wawasan baru dalam berbisnis ini seputar rantai pasokan dan sistem pengadaan dari perusahaan besar seperti P&G Indonesia, karena masih banyak pelaku usaha wanita yang belum mengerti berbisnis dengan perusahaan besar,” ujarnya.
Di Indonesia sendiri, Gerakan Maju Wanita Indonesia (ANJANI) pertama kali diluncurkan di Indonesia pada 2020 sebagai wadah bagi pengusaha perempuan untuk membantu menghilangkan batasan-batasan wirausaha perempuan dan mengisi gap kapasitas/kemampuan yang mereka butuhkan.
Mulai dari seperti strategi pertumbuhan bisnis, pengembangan merek, kepemimpinan, sumber daya manusia, dan kemampuan lainnya.
Sejak tahun 2020 hingga 2023, terdapat 67 usaha yang dimiliki perempuan (Women-Owned Business/WOB) dan usaha yang dipimpin oleh perempuan (Woman-Led Business/WLB) yang tergabung dalam jejaring ANJANI.
Selain mendapatkan peningkatan kapasitas, para partisipan ANJANI juga mendapat peluang dan akses baru dalam bermitra dengan lebih banyak WOB/WLB.