Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sosok Tessa Wijaya, Bos Xendit, Fintech Terbaik se-Asia Pasifik

Tessa Wijaya merupakan Co-Founder sekaligus CMO Xendit, startup fintech yang berada di posisi keempat dari sepuluh perusahaan terbaik di Asia Pasifik.
Tessa Wijaya, Co-founder dan COO Xendit. -Istimewa
Tessa Wijaya, Co-founder dan COO Xendit. -Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Tessa Wijaya menjadi salah satu dari 12 perempuan Indonesia yang masuk ke dalam jajaran Top 100 Asia-Pacific Women-Powered, High-Growth Businesses, oleh J.P. Morgan Private Bank.

Di bawah kepemimpinan Tessa, Xendit sebagai startup fintech asal Indonesia ini berhasil menduduki peringkat keempat dalam dengan nilai valuasi di atas US$1 miliar atau Rp14,8 triliun pada 2021. 

Bahkan, dia menjadi menjadi wanita Indonesia pertama yang menjadi salah satu pendiri perusahaan B2B yang berhasil mencapai status unicorn. 

Sebagai Co-founder sekaligus Chief Operating Officer (COO) Tessa sendiri memiliki latar belakang yang unik. 

Dia nekad meninggalkan karier di private equity pada 2016 demi membangun platform pembayaran digital bagi bisnis-bisnis di Indonesia. Melansir Linkedin, dirinya merupakan mantan Senior Analyst PT Principia Management Group. 

Punya Jiwa Usaha Sejak Kecil

Jiwa pengusahanya memang sudah tertanam sedari dini. Bahkan, Tessa sendiri telah mencoba beberapa usaha sampingan, hingga Xendit adalah langkah pertamanya menjadi titik balik untuk bisa berkomitmen penuh. 

Berbekal pengalamannya yang tinggal di luar negeri, membuat sosoknya mampu melihat hal-hal baik yang diterapkan di beberapa negara. 

Tessa bersama rekannya Moses menyadari bahwa ada potensi besar untuk membangun infrastruktur yang dapat mengubah cara peredaran uang di Indonesia dan memajukan ekonomi digital.

“Dulu di 2016 ruang online di Indonesia sangat beda. Misalnya, untuk menggunakan layanan Gojek, Anda harus menghubungi mereka melalui telepon karena belum ada aplikasi. Jadi, kita melihat ada peluang di situ,” ujar lulusan Master of Philosophy di University of Sydney tersebut dalam testimoninya di laporan Top 100 Asia-Pacific Women-Powered, High-Growth Businesses, dikutip Kamis (18/5/2023). 

Usahanya tentu dipenuhi dengan tantangan, ketidakcocokan produk hingga diabaikan oleh pelanggan di pasar menjadi hal lumrah yang dirinya hadapi.

“Kami mengalami kegagalan di awal, di mana ada perubahan strategi dua kali sebelum akhirnya mencapai kesuksesan dengan platform pembayaran kami. Sehingga penting untuk mengatur emosi saat membuat keputusan agar startup yang dapat berkembang pesat,” katanya. 

Jadi Bos Perempuan Pertama di Industri Fintech

“Ketika saya pertama kali memulai, hampir tidak ada pendiri perempuan dan tidak ada jaringan yang mendukung satu sama lain,” ungkapnya. 

Namun, lanskap di Indonesia tiba-tiba mengalami perubahan yang signifikan ketika di era digital. 

Banyak perempuan muda yang juga ingin memulai bisnis mereka sendiri. Saya dapat berbagi perjalanan dan memberikan saran tentang penggalangan dana atau mengembangkan bisnis kepada mereka.

Perubahan ini memberikan peluang bagi para pendiri perempuan untuk saling mendukung dan berkolaborasi. 

Menurutnya memiliki dukungan, baik dalam bentuk mentor atau pendukung dapat membantu mengatasi hambatan-hambatan yang lebih tinggi yang dihadapi perempuan dalam dunia bisnis. 

Selain itu, Tessa juga mengingatkan agar tetap terbuka untuk belajar dan menghadapi tantangan yang ada, serta memanfaatkan peluang yang ada di Asia untuk meraih impian-impian tersebut.

Xendit yang masuk ke dalam jajaran 10 perusahaan teratas di Asia Pasifik ini telah mengumpulkan pendanaan Seri D sebesar US$300 juta atau Rp4,4 triliun yang dipimpin oleh Coatue dan Insight Partners, dengan total pendanaan mencapai US$538 juta atau Rp7,9 triliun pada Mei 2022. 

Perusahaan ini pun mencapai status unicorn setelah berhasil mengamankan putaran pendanaan sebelumnya pada September 2021 dan sudah memiliki lebih dari 3.500 pelanggan dan melaporkan transaksi tahunan meningkat tiga kali lipat dari 65 juta menjadi 200 juta dari 2021 hingga 2022.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Arlina Laras
Editor : Reni Lestari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper