Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Strategi Bisnis Toko Kopi Tuku, Sukses Tanpa Kemitraan

Intip perjalanan bisnis serta strategi Toko Kopi Tuku untuk bisa bertahan di tengah ketatnya persaingan industri kopi Indonesia 
Ilustrasi Kopi  Tuku
Ilustrasi Kopi Tuku

Bisnis.com, JAKARTA - Kunjungan Presiden Joko Widodo pada 2017 silam membawa berkah tersendiri bagi Toko Kopi Tuku. 

Pasalnya, kunjungan mendadak dari orang nomor satu di Indonesia itu sontak menarik perhatian masyarakat. Sejak itu, di tiap wilayah gerai Toko Kopi Tuku selalu ramai tak pernah sepi dengan antrean pembeli. 

Andanu Prasetyo, pendiri Toko Kopi Tuku yang akrab dipanggil Tyo, menceritakan tentang perjalanan suksesnya dalam memasarkan kopi susu miliknya. 

Ternyata, dia memulai bisnisnya saat masih kuliah pada 2008, tepatnya saat dia masih berada di semester tiga. 

Kala itu bersama kakaknya, mereka menjalankan bisnis distro. Sampai akhirnya, Tyo memutuskan untuk membuka kafe bernama Toodz House yang menawarkan menu makanan dengan nuansa rumahan.

"Sebelum terjun ke bisnis lainnya, aku ketemu mentor dan stakeholder. Lalu, ketemu satu gagasan menarik soal petani kopi," kata Tyo bercerita kepada Bisnis, di kawasan Mi Bloc Space, Selasa (13/6/2023).

Pertemuan tersebut membuatnya menemukan alasan mengapa dia harus berbisnis kopi, yang akhirnya melahirkan Toko Kopi Tuku pada 2015. 

Tyo menjelaskan, dirinya memang memiliki tujuan untuk berkontribusi kepada para petani kopi di Indonesia dan membantu mereka dari sisi hilir. 

Dia ingin memberikan alasan kepada orang-orang untuk menikmati kopi

“Kami memang ingin memberikan alasan ke orang mengapa sih harus minum kopi. Saat ini, biji kopinya pun kami dapatkan hampir dari seluruh Indonesia. Mulai dari Aceh, Solok, Garut, Flores, Bali,” jelasnya. 

Terus Ekspansi ke F&B

MAKA Group, yang didirikan pada tahun 2013 melalui PT Makna Angan Karya Andanu (PT MAKA), awalnya merintis bisnis dengan Toodz House dan kemudian melanjutkannya dengan mendirikan Toko Kopi Tuku

Selain itu, PT MAKA juga memiliki roastery bernama Beragam yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan Toko Kopi Tuku.

Selanjutnya, PT MAKA juga mengakuisisi merek Futago, brand Japanese Indonesia. Hal ini menunjukkan niat mereka untuk melakukan ekspansi ke sektor makanan dan minuman (F&B) guna memperkenalkan kuliner nusantara.

“Jadi dengan membentuk sebuah holding company ini juga untuk menjaga semangat agar kami tidak hanya terfokus pada bisnis kopi. Jika berhasil, kita dapat beralih ke sektor agriculture atau sektor lainnya di masa depan,” ungkapnya. 

Strategi Bertahan Tanpa Kemitraan

Tyo, menyatakan ketika dia mendirikan bisnisnya, dia tidak pernah memiliki niat untuk mundur atau menghentikan bisnisnya. 

Namun, dia telah mempersiapkan rencana alternatif jika bisnisnya mengalami kegagalan. 

“Tak bisa dipungkiri ya bisnis kafe kini sudah menjamur di Indonesia.

Baginya, tantangan dalam bisnis kopi saat ini adalah memahami harapan dan ekspektasi konsumen.

Sebagai lulusan sarjana ekonomi dan manajemen, dirinya menyadari strategi storytelling dalam bisnis kopi sangat penting. 

Hal ini membantu orang-orang untuk memahami alasan yang mendorongnya untuk mencapai kesuksesan saat ini.

"Penting untuk memiliki narasi yang jelas tentang alasan mengapa konsumen membutuhkan produk atau layanan yang kita tawarkan," jelasnya. 

Dengan adanya strategi storytelling yang baik, Tyo dapat mengkomunikasikan nilai dan keunikan dari Toko Kopi Tuku kepada konsumennya.

Menariknya, dia tidak ingin menjalankan bisnisnya dengan sistem franchise atau waralaba. 

Justru, untuk membangun branding awaress bisnisnya pun, Tyo mulai memperbanyak outlet Kopi Tuku di Indonesia.

Menurut Tyo tidak ada satu pun merek bisnis F&B yang mudah untuk distandarisasi .

“Kita sudah mempelajari di awal pembukaan cabang, kita merasakan untuk bisa menyamaratakan rasa atau menstandarisasi tetangga di tiap daerah itu sulit.

Ada culture serta perbedaan selera dan itu kita pelajari,” ungkapnya

Ketimbang dengan franchise, Kopi Tuku justru mengembangkan bisnisnya secara terpusat agar bisa dikontrol langsung secara prinsipal. 

Terbukti, bagaimana dia berhasil mendirikan sebanyak 39 outlet per Juni 2023. 

Hingga akhir 2023,  Tyo pun berencana untuk memperluas jangkauan bisnisnya dengan membuka belasan gerai Toko Kopi Tuku.

Dengan memiliki lebih banyak gerai, dirinya berharap dapat menjangkau lebih banyak konsumen dan meningkatkan keuntungan bisnisnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Arlina Laras
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper