Bisnis.com, JAKARTA -- Peminat kosmetik lokal di Indonesia semakin tinggi, membuat brand-brand kosmetik dalam negeri tak kalah pamor dengan brand luar negeri.
Namun, persaingan dengan kosmetik asal luar negeri tak bisa dianggap enteng, terutama produk-produk China yang menawarkan kosmetik dengan harga murah.
Harga murah itu bisa jadi lebih menarik tanpa perlu mengetahui kualitas dan kandungan di dalamnya, dibandingkan dengan yang benar-benar menyajikan kualitas.
Salah satu merek kosmetik lokal yang harus bersaing dengan merek luar negeri adalah Luxcrime. Merek kosmetiik dekoratif yang didirikan oleh Ahmad Nurul Fajri pada 2015 lalu.
Fajri menceritakan kisahnya mengawali bisnis kosmetik. Dia yang sebelumnya bekerja sebagai pegawai bank memulai dari bisnis impor barang-barang kecantikan dari Bangkok, Thailand.
Setelah mendapat pasarnya dan mengetahui cara jualnya, dia mulai mencoba membuat brand sendiri.
Baca Juga
Untuk memastikan bisnisnya berjalan lancar, Fajri kemudian melanjutkan pendidikan ke jenjang master di bidang entrepreneurship dengan tesis membuat bisnis Luxcrime dari awal hingga akhir.
Dari data-data dan hasil survei yang terkumpul saat membuat tesis tersebut, Fajri melihat ada peluang besar di industri kecantikan karena industri ini sangat stabil walaupun ada inflasi atau krisis ekonomi.
Di samping itu, membuka bisnis kosmetik dekoratif juga didasari atas kegemarannya bermain dan eksplorasi dengan warna-warna.
Fajri kemudian mengembangkan Luxcrime dengan inspirasi dari kecantikan wanita Indonesia, sehingga warna-warna produknya disesuaikan dengan warna kulit orang Indonesia. Meskipun secara tren, kosmetik ang dikeluarkan mengikuti tren make-up di Amerika Serikat dan Korea Selatan.
Make-up yang diluncurkannya semuanya dibuat dari dalam negeri, dari bahan, riset, hingga manufaktur semua dilakukan di Indonesia
Kiat Bersaing dengan Brand Luar Negeri
Di tengah banyaknya brand kosmetik dari luar negeri, Fajri membocorkan strateginya tetap bisa bersaing dan bertahan di industri ini.
Fajri mengungkapkan kesulitan bersaing dengan brand luar salah satunya adalah persaingan harga yang jauh timpang. Beberapa produk luar dijual dengan harga sangat murah mulai dari hanya Rp18.000 - Rp20.000, yang bahkan belum masuk harga COGS Luxcrime.
"Kita karena nggak mau mengubah brand kita sebagai brand yang undervalue kita jaga brand kita dengan lebih bagus di campaign-nya, lebih bagus di pesan-pesan yang disampaikan ke masyarakat, selain itu misalnya two way cake kita yang 5 juta buah terjual itu sudah ada travel size sehingga kita udah menyesuaikan harga dengan brand-brand China tanpa mengubah kualitasnya dan tetap bisa bersaing dengan mereka," jelasnya.
Selain itu, untuk bisnis produk kosmetik harus inovatif dan kreatif, serta buat produk yang disesuaikan dengan kebutuhan kustomer.
"Inovasi itu penting untuk eksistensi beauty brand, tapi skincare kita nggak main, kita akan fokus ke dekoratif takutnya nanti orang bingung mau jual kosmetik atau skincare," jelasnya.