Bisnis.com, PADANG - Dinas Kehutanan Provinsi Sumatra Barat terus berupaya untuk melakukan pengembangan usaha budi daya lebah madu galo-galo atau kelulut karena dinilai memiliki potensi ekonomi yang menjanjikan.
Sub Koordinator Pengembangan Usaha Perhutanan Sosial, Dinas Kehutanan Provinsi Sumbar, Tito Trio Putra, mengatakan untuk kegiatan budi daya lebah madu galo-galo itu sudah dimulai sejak tahun 2021. Sampai saat ini terdapat kurang lebih 3.000 kotak (stup) lebah madu diberikan kepada Kelompok Perhutanan Sosial dan Kelompok Tani Hutan di 10 UPTD Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) se-Sumatra Barat tiap tahunnya.
"Wilayah kita berdasarkan KPH, terdapat 10 Unit. Tentu berada di wilayah yang ada hutannya. Jadi belum di semua kabupaten dan kota di Sumbar," katanya kepada Bisnis di Padang, Jumat (11/8/2023).
Tito menyampaikan sampai saat ini ada tiga daerah di Sumbar yang belum melakukan pengembangan usaha budi daya lebah madu galo-galo itu, yakni Kota Bukittinggi, Kota Payakumbuh, dan Kota Solok.
Dia menyebutkan dengan adanya budi daya lebah madu galo-galo itu, petani hutan mendapatkan peluang untuk beternak dan berbisnis madu galo galo, sehingga penjualan madu dan propolis nantinya akan menjadi tambahan penghasilan bagi petani hutan.
"Jadi sebelum KPS dan KTH diberikan dukungan, kita bekali dulu mereka dengan pelatihan serta sekolah lapang terkait budi daya lebah galo galo. Seperti pengenalan stup, anatomi lebah, cara panen, jenis pakan, perlakukan pasca panen dan packing sederhana," jelasnya.
Baca Juga
Tito menyampaikan Dishut berharap kedepannya usaha budi daya lebah madu galo-galo itu, adanya hilirisasi produk madu. Dimana perlu adanya mitra bisnis yang bisa bekerja sama dengan petani hutan untuk jual beli madu dengan tahapan supervisi dan pendampingan tentang persyaratan produk yang akan dikerjasamakan.
Di samping itu Dishut berharap adanya diversifikasi produk madu dan propolis seperti propolis cair, madu sachet dan turunan lainnya. Sehingga nilai tersebut bisa menghasilkan pundi-pundi uang bagi petani hutan di Sumbar."Nilai ekonominya bisa digarap, dan di satu sisi dapat menjaga kelestarian hutan," sebutnya.