Anak Pedagang Kaki Lima Jadi Miliarder
3. Charoen Sirivadhanabhakdi – Rp209,1 triliun
Charoen Sirivadhanabhakdi merupakan putra seorang pedagang kaki lima sebelum memimpin Thai Beverage, pembuat bir terbesar di Thailand, yang terkenal dengan bir Chang-nya. Aset besar lainnya termasuk minuman Singapura dan raksasa properti Fraser & Neave.
Di luar itu, kerajaan ritel Charoen mencakup jaringan hypermarket Big C Supercenter, yang diakuisisinya pada 2016.
4. Keluarga Tos Chirathivat – Rp190,6 triliun
Keluarga Chirathivat mengelola Central Group, pengembang mal terbesar di negaranya. Grup ini dipimpin oleh Tos Chirathivat, cucu dari pendiri perusahaan.
Pada Februari 2020, keluarga tersebut mendaftarkan cabang ritel pribadi mereka, Central Retail, dan mengumpulkan US$2,5 miliar atau sekitar Rp38,4 triliun dalam IPO terbesar di Thailand.
Pada Desember 2021, keluarga Chirathivat membeli department store Inggris bertingkat Selfridges, bermitra dengan peritel Austria Signa Holdings. Grup ini ingin menginvestasikan US$6,6 miliar atau sekitar Rp101 triliun melalui bisnis ritel dan properti terdaftarnya selama lima tahun ke depan.
5. Sarath Ratanavadi – Rp173,7 triliun
Sarath Ratanavadi merupakan CEO Gulf Energy Development, salah satu produsen listrik terbesar di Thailand. Dia menjadikan perusahaan itu publik pada tahun 2017 dengan menghimpun lebih dari US$700 juta atau sekitar Rp10,7 triliun, yang merupakan IPO terbesar negara itu dalam satu dekade.
Baca Juga
Pada tahun 2021, Sarath mengakuisisi saham raksasa telekomunikasi InTouch Holdings dan unit nirkabelnya, Advanced Info Service (AIS). Usaha patungan Gulf Energy dengan Singtel dan AIS untuk mendirikan pusat data di Thailand diharapkan mulai beroperasi pada 2025.
6. Vanich Chaiyawan – Rp59,9 triliun
Vanich Chaiyawan merupakan mantan pedagang beras dan mantan ketua Thai Life, perusahaan asuransi jiwa terbesar kedua di Thailand berdasarkan total pendapatan preminya.
Perusahaan kini dijalankan oleh putranya Chai, yang merupakan ketua dan CEO Thai Life. Ketiga anak-anaknya yang lain merupakan wakil CEO dan duduk di jajaran dewan.
Penjualan Thai Life sebagian besar melalui agen. Perusahaan ini dikenal dengan iklan TV yang penuh emosi.
7. Prasert Prasarttong-Osoth – Rp58,4 triliun
Mantan ahli bedah Prasert Prasarttong-Osoth mendirikan Bangkok Dusit Medical Services, operator rumah sakit swasta terbesar di Thailand, pada tahun 1972.
Bangkok Dusit memiliki kompleks perawatan kesehatan mewah senilai US$370 juta atau sekitar Rp5,6 triliun di Bangkok yang mencakup resor kesehatan Movenpick dengan 211 kamar. Pada Februari 2023, Bangkok Dusit membuka rumah sakit kanker di Bangkok.
Prasert juga memiliki maskapai penerbangan regional, Bangkok Airways, yang dia umumkan pada tahun 2014. Putrinya, Poramaporn, adalah presiden Bangkok Dusit.
8. Aiyawatt Srivaddhanaprabha dan keluarga – Rp53,7 triliun
Aiyawatt Srivaddhanaprabha adalah putra mendiang taipan bebas bea Thailand, Vichai Srivaddhanaprabha, yang meninggal dalam kecelakaan helikopter pada Oktober 2018.
King Power adalah operator toko bebas bea bandara terkemuka di negara itu. Aiyawatt adalah CEO sekaligus CCO King Power. Dia berbagi kekayaannya dengan ibunya, yang merupakan ketua perusahaan, dan tiga saudara kandungnya.
Aiyawatt juga memimpin Leicester City, klub sepak bola Inggris yang dibeli dan diubah oleh keluarganya. Keluarga itu juga memiliki sebagian besar MahaNakhon, perusahaan pembangunan Bangkok yang memiliki salah satu gedung pencakar langit tertinggi di Thailand.
9. Somphote Ahunai dan keluarga – Rp46,1 triliun
Mantan pedagang sekuritas Somphote Ahunai memulai bisnis energi terbarukan Energy Absolute pada tahun 2006. Dia menjadikan perusahaan itu publik pada tahun 2013 dan memiliki saham yang signifikan bersama keluarganya. Energy Absolute telah berkembang menjadi penyimpanan energi dengan proyek gigafactory baterai senilai US$3 miliar atau sekitar Rp46,1 triliun untuk membuat baterai lithium-ion.
Anak perusahaannya, Energy Mahanakhon, telah membangun lebih dari 2.000 stasiun pengisian daya untuk kendaraan listrik di seluruh negeri. Perusahaan menargetkan pengiriman 4.000 bus listrik, truk, dan truk mini pada tahun 2023 melalui anak perusahaannya Absolute Assembly Company.
10. Keluarga Osathanugrah – Rp38,4 trilliun
Keluarga Osathanugrah memiliki Osotspa, pembuat minuman energi terkenal M-150 yang berusia 132 tahun dan menjadi salah satu perusahaan tertua di Thailand. Kekayaan keluarga mendapat dorongan dari IPO Oktober 2018 Osotspa yang menguasai sekitar 47 persen pasar minuman energi Thailand.
Petch Osathanugrah, yang sebelumnya menjalankan perusahaan dan merupakan cucu pendiri, mengundurkan diri dari dewan direksi pada April 2022. Setelahnya, dia menjadi seorang kolektor seni dengan museum seni kontemporer miliknya di Bangkok. (Lydia Tesaloni Mangunsong)