Bisnis.com, JAKARTA -- Setiap 2 Oktober diperingati sebagai Hari Batik Nasional. Kain tradisional Indonesia ini sudah mendunia, tak hanya melegenda di Indonesia tapi juga di dunia.
Kesakralan batik dengan segala proses pembuatannya menggunakan tangan dan memiliki ccorak berbeda tiap kainnya juga membuat kain ini diakui sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO.
Terkait dengan batik, satu merek batik ini pasti sudah tidak asing di telinga masyarakat, Batik Keris, salah satu perusahaan batik terbesar di Indonesia.
Batik Keris merupakan salah satu perusahaan batik ternama yang mampu bertahan hingga puluhan tahun dan dikenal luas secara nasional.
Tak hanya menyediakan kain tradisional, Batik Keris juga berkembang memproduksi baju-baju berbahan batik yang disesuaikan dengan model masa kini dengan tetap mempertahankan pembuatan batik tradisional, baik tulis maupun cap.
Batik Keris diawali dari sebuah usaha skala rumahan yang dimulai pada 1920. Mampu terus berkembang, Batik Keris kemudian dibuka dengan skala yang lebih besar pada 1946 di Cemani, Grogol, Sukoharjo oleh, Kasoem Tjokrosaputro.
Selanjutnya, pada 1970, Batik Keris terus melebarkan sayap dan mengubah bentuk usahanya menjadi Perseroan Terbatas (PT).
Lantas siapa sosok di balik kesuksesan Batik Keris?
Adalah mendiang Handianto Tjokrosapoetro, generasi ketiga pemilik Batik Keris, yang mulai mempimpin Batik Keris sejak 1990-an. Di bawah tangan dinginnya, Batik Keris bisa mempekerjakan hingga ribuan karyawan.
Pria kelahiran tahun 1961 itu memiliki misi tak hanya ingin melestarikan budaya nusantara tapi juga mengembangkan berbagai seni desain dan pakaian, kerajinan, dan seni dalam karya-karya Batik Keris.
Batik Keris sampai dengan saat ini sudah berkembang dari generasi ke generasi lebih dari 90 tahun. Dimulai dari produk Batik rumahan (home industri) menjadi pabrik garment yang besar dan memiliki toko-toko di seluruh Nusantara.
Dari awal pendiriannya Batik Keris sangat menekankan pada kualitas. Adapun filosofi perusahaan adalah melestarikan budaya nusantara.
Handianto menghembuskan nafas terakhirnya pada Desember 2018 di Singapura. Dia dikenal sebagai sosok pemimpin perusahaan yang terbuka kepada para karyawannya.
Handianto dikenal gemar terhadap film dengan kerap memutarkan film untuk para karyawan, terutama yang memiliki pesan-pesan moral. Almarhum sering kali mengajak para karyawan nonton film di kantor hingga pabrik.
Pasca kepergiannya, Batik Keris diteruskan oleh sang istri, Lina Handianto, yang akan melanjutkan mimpi almarhum untuk menjadikan Batik Keris tak hanya sekadar toko kain batik tapi juga sebagai pusat budaya nusantara.
Sesuai dengan visinya, Batik Keris sebagai pusat kerajinan nusantara, mempunyai tujuan melestarikan budaya nusantara melalui desain dan produk-produk budaya nusantara.