Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kisah Ben Francis, Pengantar Pizza Hut yang Kini Jadi CEO Gymshark

Kisah Ben Francis, pengantar Pizza Hut yang kini menjadi salah satu miliarder termuda dengan kekayaan Rp21,14 triliun.
Sosok Ben Francis, CEO Gymshark yang jadi salah satu miliarder termuda di dunia/Instagram @benfrancis
Sosok Ben Francis, CEO Gymshark yang jadi salah satu miliarder termuda di dunia/Instagram @benfrancis

Bisnis.com, JAKARTA -- Membangun bisnis tak melulu harus dari hal yang rumit. Ben Francis berhasil mengejar kesuksesan dan menjadi miliarder di usia muda, hanya dari kecintaannya pada olahraga. 

Mengutip Forbes, Francis saat ini memiliki kekayaan US$1,3 miliar atau setara dengan Rp21,14 triliun di usianya yang baru 32 tahun. 

Ben Francis mulai menjahit perlengkapan olahraganya sendiri saat masih menjadi mahasiswa berusia 19 tahun dan menjadi pengantar pizza pada 2012. 

Saat ini, dia adalah salah satu miliarder termuda di dunia. Hal tersebut bisa digapainya berkat pertumbuhan pesat perusahaannya yang bernama Gymshark. Kekayaan Gymshark pun turut mendapat dorongan dari media sosial.

Tak berjalan instan, 9 tahun sejak pertama kali dia memulai bisnisnya pada 1 Desember 2021, Ben Francis berdiri di luar etalase J. Crew yang tutup di Regent Street London, mengenakan jaket olahraga hitam rancangannya sendiri. Ia menyampaikan pengumuman bahwa Gymshark, merek pakaian olahraga miliknya, akan membuka toko fisiknya yang pertama.

Lahir di wilayah West Midlands Inggris pada 1992, Francis tumbuh dengan impian berkarir sebagai pemain sepak bola. Namun seiring berjalannya waktu, dia menyadari bahwa dirinya tidak cukup baik untuk menjadi seorang profesional. 

Kemudian, pada usia 17 tahun, dia akhirnya memutuskan bergabung dengan gym lokalnya sambil mulai mengambil kelas IT. 

Dia menggabungkan dua minatnya dengan menyambungkan video olahraga di YouTube ke dalam aplikasi dasar yang dia buat untuk membantu pengguna membuat kalender olahraga dan mengakses program latihan olahraga.

Pada saat usianya 18 tahun, dia mulai kuliah di Universitas Aston Birmingham. Sembari berkuliah, dia juga mengambil pekerjaan parih waktu dengan mengantarkan pizza untuk Pizza Hut di malam hari dan menghabiskan waktu luangnya di gym. 

Tidak puas dengan gajinya sebesar US$8 per jam, dia bekerja sama dengan temannya, Lewis Morgan, dan mulai menjual suplemen olahraga secara online. Dia membeli barang dalam jumlah besar dari vendor dan mendapatkan margin kecil dengan menjualnya kepada pelanggan dari situs web yang mereka beri nama Gymshark.

Namun ternyata bisnis menjual suplemen tak semudah bayangannya. Pada saat yang sama, Francis kesulitan menemukan pakaian yang bisa menonjolkan ototnya ketika sedang berlatih di gym. 

Dari hasil penjualan bisnisnya sebelumnya, dia dan Morgan menuangkan sedikit keuntungan mereka untuk membeli alat sablon dan mesin jahit dan mulai menjahit pakaian kebugaran mereka sendiri dari garasi orang tua Francis.

Terobosan besar pertama mereka terjadi 10 bulan setelah memulai bisnisnya. Pada 2013, ketika mereka menyewa stan di sebuah pameran binaraga terbesar di Eropa, BodyPower, mereka dibanjiri para atlet yang tertarik membeli produknya dan membuat seluruh produknya terjual habis di acara tersebut

Tiap ada keuntungan, mereka tak ragu merogoh koceknya untuk melakukan pemasaran melalui media sosial. Mereka mulai membagikan perlengkapan gratis kepada influencer angkat besi di media sosial, sehingga volume penjualan harian Gymshark melonjak dari barang dagangan senilai US$450 per hari menjadi US$45.000. 

Francis kemudian memulai kampanye pemasaran besar-besaran dengan membayar sejumlah bintang kebugaran yang memiliki banyak pengikut di media sosial, membayarkan sedikitnya US$500 sebulan kepada influencer yang akan memamerkan pakaian Gymshark di video mereka.

Kemudian, atas kesuksesan merek tersebut, pada 2018, Gymshark meninggalkan garasinya dan membuka kantor pusatnya di Solihull. Francis kemudian mulai mengorganisir toko-toko popup yang disebut "We Lift This City" (Kami Mengangkat Kota Ini) di kota-kota di seluruh dunia di mana para penggemar dapat memperoleh perlengkapan eksklusifnya di mana pun berada. 

Atas pertumbuhan pesat bisnisnya, pada tahun yang sama, Francis masuk dalam Daftar 30 Under 30 Eropa versi Forbes. Namanya yang semakin tenar juga membantu penjualannya meledak sekali lagi, tumbuh rata-rata 62% setiap tahun sejak 2018. 

Pada Agustus 2020, setahun setelah Gymshark mencapai pendapatan US$214 juta dan laba bersih US$18 juta, General Atlantic membeli sahamnya, namun tak lama kemudian pandemi Covid-19 menyerang.

Francis membangun Gymshark menjadi pusat kebugaran yang pada 2020 bernilai US$1,45 miliar ketika dia menjual 21% sahamnya ke perusahaan ekuitas swasta General Atlantic. 

Pada tahun berikutnya, laba bersihnya meningkat lebih dari dua kali lipat menjadi US$68 juta sementara pendapatan tumbuh sebesar 78% menjadi US$608 juta.

Pertumbuhan itu membuat Francis menjadi miliarder. Forbes memperkirakan bahwa 70% saham Francis di Gymshark kini bernilai US$1,2 miliar, menjadikan pengusaha berusia 32 tahun itu salah satu miliarder termuda di Daftar Miliarder Dunia 2023.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper