3. Vico Lomar
Vico Lomar adalah Co-Founder dan CEO dari Fore Coffee. Sebelum mendirikan bisnis ini, Vico Lomar telah malang melintang di industri bisnis F&B selama kurang lebih dua puluh tahun.
Pria lulusan Universitas Trisaksti tahun 1999 ini memiliki beragam pengalaman di industri kopi dan makanan. Dia memulai karirnya sebagai Staf Akuntan di PT Metropolitan Kentjana Tbk.
Setelahnya, Vico mulai terjun ke industri kopi dan makanan dengan menjabat sebagai General Manager di Jco Donut & Coffee pada 2006 - 2007, kemudian menduduki jabatan yang sama di Krispy Kreme Indonesia pada 2007 - 2009, dan di PT Excelso Multi Rasa di balik merek Excelso pada 2010 - 2013.
Dia juga pernah bekerja di grup Dunkin' Donuts sebagai International Business Manager untuk membantu mitra membuka cabang toko di beberapa negara seperti Baskin Robins di Filipina dan Indonesia, membuka Dunkin' Donuts di Filipina dan Indonesia serta memperkenakan menu-menu baru dari AS ke Indonesia.
Vico juga sempat bekerja di toko kopi milik Group Lippo, Maxx Coffe Prima sebgai Commercial and Development Director dan sempat menjadi Chief Operation Officer.
Setelah itu Vico mengasah pengalamannya di bidang kopi dengan menjadi Founder PT Jokopi Sukses Jaya di balik merek "Kopi Alumni" sejak Desember 2018 - Desember 2019 sebelum akhirnya turut membantu membangun dan mengembangkan Fore Coffee.
Baca Juga
Pada awal 2024 Fore sudah memiliki 175 gerai yang berlokasi di 33 kota di Indonesia. Dia juga menganarkan Fore Go Internasional dengan membuka 1 gerai di Singapura yang sudah dibuka sejak November 2023.
Sepanjang tahun ini, Fore Coffee menargetkan akan membuka kurang lebih 240 gerai, tak hanya di Indonesia tapi juga dua gerai baru di Singapura.
4. Jogi Hendra Atmadja
Kiprah bisnis kopi di Indonesia juga tak bisa lepas dari kehadiran kopi bubuk. Salah satu taipan yang sukses di bidang kopi kemasan adalah Jogi Hendra Atmadja yang ada di balik PT Mayora Indah Tbk.
Dia merupakan pria keturunan Tionghoa yang lahir di Jakarta pada 1946. Setelah lulus SMA, Jogi melanjutkan pendidikannya di Fakultas Kedokteran, Universitas Trisakti.
Meskipun memiliki gelar kedokteran, selepas lulus S1, Jogi justru memulai kariernya dengan mengembangkan bisnis usaha biskuit keluarganya yang sudah dirintis sejak 1948.
Pada 1977, dia lantas mendirikan PT Mayora Indah Tbk atau Mayora Group bersama sahabatnya, Raden Soedigdo dan Darmawan Kurnia
Beberapa produk andalan Mayora di awal berdirinya adalah biskuit Roma yang sudah menjadi andalan bisnis keluarganya. Selain itu, ada permen Kopiko yang dirilis pada 1980-an.
Seiring dengan kesuksesan perkembangan bisnisnya, Jogi mengantarkan PT Mayora Indah menjadi perusahaan terbuka dan melantai di Bursa Efek Indonesia pada 1990 dengan kode MYOR.
Kini, beberapa produk Mayora Group makin banyak yang tenar termasuk kopi Torabika dan produk minuman lainnya seperti Energen, Teh Pucuk Harum, dan Le Minerale.
Berdasarkan data Forbes, dia sempat menjadi orang terkaya di Indonesia pada 2023 dengan kekayaan hingga mencapai US$4,4 miliar atau setara dengan Rp67 miliar.
5. Soedomo Mergonoto
Bicara soal kopi, juga tak lengkap rasanya jika tak menyebut Kopi Kapal Api. Di belakang kopi bubuk yang legendaris itu ada nama Soedomo Mergonoto.
Dia merupakan keturunan Tionghoa - Indonesia yang lahir pada Juni 1950 dari ayahnya bernama Go Soe Loet dan ibunya Poo Guan Can yang sudah merintis usaha kopi sejak 1927.
Mengutip berbagai sumber, awalnya Go Soe Loet berjualan kopi bubuk dengan cara keliling memanggul kopinya dari kampung ke kampung di Surabaya.
Hidup di keluarga yang pas-pasan, Soedomo harus bekerja serabutan sejak muda. Dia mencari penghasilan tambahan untuk keluarhanya mulai dari jadi tukang vulkanisir ban dan menjadi kernet bemo sembari membantu ayahnya berbisnis kopi di hari kerja.
Perkembangan bisnis kopinya berkembang pesat setelah Soedomo mulai berinovasi membuat kopi kemasan dan dengan nekat mengiklankan kopi keluarganya di televisi pada 1978, bekerja sama dengan seorang pelawak.
Kopinya dinamai Kopi Kapal Api, terinpirasi dari tempat jualannya yang penuh kapal di Pelabuhan Tanjung Perak.
Dengan strategi pemasarannya yang berani, dia berhasil membesarkan usahanya hingga kemudian mendirikan PT Santos Jaya Abadi agar kopinya bisa diekspor ke mancanegara.
Pada 1985, perusahaannya mulai mengekspor kopi bubuk Kapal Api ke Arab Saudi, lalu ke Hong Kong, Taiwan, dan Malaysia. Kini bisnisnya berkembang dari kopi bubuk keliling hingga punya ribuan karyawan di berbagai wilayah di Indonesia.