Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan teknologi berbasi kecerdasan buatan (Artficial Intelligence/AI), OpenAI, berencana untuk meluncurkan produk mesin pencarian yang bakal menjadi saingan Google.
Mengutip Reuters, OpenAI mengumumkan akan meluncurrkan mesin pencarian yang didukung kecerdasan buatan pada Mei lalu, yang akan meningkatkan persaingan dengan raja mesin pencarian Google, sebagai situs yang paling banyak dikunjungi di dunia.
Bloomberg juga sebelumnya telah melaporkan bahwa Microsoft yang didukung OpenAI sedang mengerjakan produk pencarian untuk bersaing dengan Google milik Alphabet, dan dengan Perplexity, perusahaan rintisan pencarian AI lainnya.
Produk mesin pencarian OpenAI itu merupakan perluasan dari produk andalannya ChatGPT, dan memungkinkan ChatGPT untuk menarik informasi langsung dari web dan menyertakan kutipan.
ChatGPT sendiri adalah produk chatbot OpenAI yang menggunakan model AI canggih milik OpenAI untuk menghasilkan respons mirip manusia terhadap perintah teks.
Sosok Sam Altman, Pendiri OpenAI
Di balik OpenAI ada pengusaha asal Amerika Serikat, Samuel Harris Altman, atau dikenal dengan nama Sam Altman. Menurut Forbes, dia kini masuk dalam daftar miliarder dengan kekayaan US$1 miliar atau sekitar Rp16,2 triliun.
Baca Juga
Pria yang lahir di Chicago, Illinois pada 22 April 1985 itu dianggap sebagai salah satu tokoh terkemuka di bidang AI yang juga mendapat predikat sebagai miliarder berkat industri itu.
Sempat menempuh pendidikan di John Burroughs School, Altman kecil sudah memiliki ketertarikan besar terhadap dunia komputer. Dia sudah belajar koding dan merakit komputer sendiri sejak usia 8 tahun.
Dia kemudian melanjutkan pendidikan tinggi, mempelajari ilmu komputer di Stanford University pada 2005. Namun dia keluar tanpa gelar dari universitas bergengsi itu setelah dua tahun.
Di usianya yang baru 19 tahun, dia mulai mendirikan Loopt, layanan jejaring sosial seluler, yang membuatnya berhasil mengumpulkan lebih dari US$30 juta dalam bentuk modal ventura.
Namun, perusahaan tersebut tidak berhasil mendapat banyak pengguna hingga berhenti pada 2012. Perusahaan tersebut kemudian diakuisisi oleh Green Dot Corporation senilai US$43,4 miliar.
Setelah kegagalan Loopt, di tahun yang sama, dia membangun Hydrazine Capital bersama saudaranya, Jack Altman. Perusahaan tersebut masih beroperasi hingga kini.
Pada 2011, Altman juga sempat bergabung dengan Y Combinator, akselerator startup, dan menjadi presidennya dari 2014 hingga 2019.
Pada 2015, OpenAI didirikan sebagai organisasi nirlaba untuk mengembangkan AI. Altman bersama dengan CEO Tesla Elon Musk menjadi ketua bersama organisasi tersebut.
OpenAI dimulai dengan pendanaan sebesar US$1 miliar yang disediakan oleh Altman, Musk, pengusaha Amerika Peter Thiel, Microsoft, Amazon Web Services, Infosys dan YC Research.
Pada 2018, Musk memberi tahu Altman bahwa Musk harus menjalankan OpenAI agar dapat mengejar Google. Namun, Altman menolak Musk, dan Musk meninggalkan OpenAI, yang menempatkan organisasi tersebut dalam posisi sulit karena Musk menjadi investor terbesar di perusahaan itu.
Karena pengembangan AI membutuhkan dana dan sumber daya komputer yang besar, pada 2019 OpenAI menciptakan perusahaan nirlaba yang akan mendanai pekerjaan OpenAI tetapi akan dikendalikan oleh dewan nirlaba.
Pada Maret 2019, Altman kemudian meninggalkan Y Combinator untuk fokus penuh waktu pada OpenAI sebagai CEO. Pada musim panas 2019, dia telah membantu mengumpulkan US$1 miliar tambahan dari Microsoft.
Bentuk kerja samanya adalah OpenAI dapat menggunakan layanan komputasi awan Azure, sementara Microsoft mengintegrasikan perangkat lunak OpenAI ke dalam produknya. Dengan kerja sama tersebut, Microsoft juga mengendalikan 49% saham OpenAI.
OpenAI mulai membuat kemajuan besar berkaitan dengan layanan AI menggunakan dengan model bahasa besar (Large Language Model/LLM) dan pemrosesan bahasa alami (Natural Language Processing/NLP) untuk menanggapi permintaan yang ditulis pengguna.
Produk LLM OpenAI itu menggunakan arsitektur GPT (Generative Pre-training Transformer).
Selanjutnya, ChatGPT diluncurkan oleh OpenAI pada akhir 2022 membawa AI mendapat perhatian publik yang lebih luas. ChatGPT adalah perangkat lunak yang menanggapi pertanyaan dari pengguna dengan respons yang cepat.
Namun, perkembangan AI yang cepat seperti yang dilambangkan oleh ChatGPT membuat para pemimpin politik khawatir. Pada awal ChatGPT dirilis, Presiden AS Joe Biden mengeluarkan perintah eksekutif tentang bagaimana pemerintah AS akan menggunakan AI, dan Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak mengadakan pertemuan puncak keamanan AI, yang dihadiri oleh Altman, Musk, Wakil Presiden AS Kamala Harris, dan lainnya, di mana mereka membahas cara mengurangi kemungkinan masalah yang bisa disebabkan oleh AI.
Setelah membantu mengembangkan OpenAI, pada 17 November 2023, dewan direksi OpenAI mengumumkan telah memecat Altman sebagai CEO karena "dia tidak selalu jujur dalam komunikasinya dengan dewan" dan bahwa ketua dewan Greg Brockman juga akan mengundurkan diri.
Hal ini menimbulkan gejolak besar termasuk pada para karyawan OpenAI. Mereka bahkan membuat petisi kepada anggota dewan yang menuntut pengunduran diri mereka dan mengancam akan keluar kecuali Altman dan Brockman dipekerjakan kembali.
Kemudian, pada 20 November, CEO Microsoft Satya Nadella mengumumkan bahwa Altman dan Brockman akan kembali dengan menjadi pemimpin tim riset AI di perusahaan tersebut. Namun, negosiasi terus berlanjut antara Altman dan dewan direksi OpenAI.
Pada 21 November, semua kecuali satu anggota dewan setuju untuk mengundurkan diri, dan Altman serta Brockman kembali ke OpenAI.